Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Sabtu, 14 November 2020 | 14:27 WIB
warga Pedukuhan Siangan, Ari Sumarjono menunjukkan talut irigasi yang ambrol di penggal Jalan Srandakan, Desa Triharjo Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Sabtu (14/11/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Sebuah talut yang berada di aliran irigasi sekunder atau sungai persawahan Desa Triharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul ambrol sepanjang lebih kurang 20 meter. Hal itu sudah terjadi hampir sepekan dan tak ada perbaikan dari pihak berwenang.

Warga Padukuhan Siangan, Desa Triharjo, Ari Sumarjono mengatakan longsoran talut diduga terjadi karena hujan deras yang mengguyur Bantul beberapa waktu belakangan.

"Saya biasa mengecek tanaman jagung di ladang saya. Talut (yang ambrol) sendiri berada tepat di utara sawah saya. Nah seminggu yang lalu hujan di sini deras. Saat saya datang ke ladang, ternyata sudah ambrol," kata Ari ditemui wartawan, Sabtu (14/11/2020).

Ia tak mengetahui pasti pukul berapa talut tersebut longsor. Kendati demikian pihak kepolisian sudah datang dan memberi police line. Hal itu untuk menghindari pengendara yang melintasi Jalan Srandakan tidak menepi ke sisi selatan jalan.

Baca Juga: Polres Bantul: Potensi Vatalitas Laka Pejalan Kaki di Bantul Tinggi

"Longsornya talut terjadi di dekat Jembatan Waru-waru (sebutan warga). Awalnya yang ambrol masih sedikit, tapi karena tadi malam (Jumat) hujan deras lagi, ambrolnya semakin lebar," ujar petani tersebut 

Panjang talut yang longsor diperkirakan sekitar 20 meter. Namun, kerusakan lainnya juga terjadi dimana semen dan batu yang berada di sisi timurnya ikut rusak. Lebih kurang 70 meter talut tersebut perlu dibenahi.

Ari tak mengetahui pasti apakah peristiwa ini sudah diketahui pihak Kecamatan Sedayu. Namun polisi yang sudah mengantisipasi dengan police line seharusnya sudah diketahui pihak Kecamatan.

"Harusnya sudah diketahui oleh pihak kecamatan. Jadi setelah longsor pekan lalu, polisi datang dan mengamankan dengan memasang police line. Tetapi selama saya beraktivitas di sini belum ada perangkat desa atau kecamatan yang mengecek," ujar dia.

Ia khawatir, jika tak segera ada perbaikan longsoran akan semakin melebar. Di sisi lain akan berbahaya dengan konstruksi Jembatan Waru-waru yang sebelumnya juga pernah rusak.

Baca Juga: Aniaya Pakai Airsoft Gun, Sopir Truk di Bantul Terancam Bui hingga 7 Tahun

"Jika tidak ada penanganan nanti malah tambah lebar (longsornya). Bisa juga merusak jembatan yang ada di sisi barat Talut. Sebelumnya talut di sekitar jembatan itu pernah longsor," katanya.

Dikonfirmasi terpisah, Kabid Bina Marga Dina Pekerjaan Umum (PU), Perumahan dan ESDM DIY, Bambang Sugaib mengaku baru mendengar informasi itu. Dirinya segera melakukan koordinasi dengan tim lainnya untuk mendata.

"Nanti kami cek dulu, lalu dilihat sejauh mana nanti perlu perbaikan dan persiapan mungkin perlu bahan perlu pekerja. Jadi harus ada tenaga yang dipersiapkan," ungkapnya melalui sambungan telepon.

Kendati demikian pihaknya juga akan meneruskan ke bidang SDA untuk penanganan perbaikannya.

"Nanti segera kami koordinasikan dengan (bidang) pengairan untuk pengaturannya," ujar Bambang.

Load More