Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 17 November 2020 | 15:55 WIB
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Hilman Tisnawan melakukan simbolis peluncuran aplikasi SIPUL-OPUK atau Sistem Informasi Penarikan Uang Lusuh dan Optimalisasi Pengedaran Uang Koin di Ballroom Hotel Tentrem, Jl Pangeran Mangkubumi No 72A, Yogyakarta, Selasa (17/11/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Uang kertas yang sudah lusuh ditambah dengan tumpukan uang koin atau receh kadang membuat masyarakat malas untuk membelanjakannya. Alhasil, uang lusuh dan receh tersebut hanya dibiarkan saja tanpa digunakan untuk transaksi.

Merespons kondisi ini, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hadir untuk memberikan solusi terkait hal tersebut. Berangkat dari pemanfaatan teknologi digital, aplikasi layanan bertajuk SIPUL-OPUK hadir di tengah masyarakat.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Hilman Tisnawan menerangkan, SIPUL-OPUK, atau yang berarti Sistem Informasi Penarikan Uang Lusuh dan Optimalisasi Pengedaran Uang Koin, merupakan sebuah layanan platform digital untuk membantu masyarakat memperoleh uang layak edar dan tepat pecahan.

"Kalau selama ini masyarakat ingin mendapat pecahan uang yang diinginkan dan menukar uang harus datang ke BI atau bank tertentu yang itu mungkin jauh atau sulit untuk dijangkau, sekarang BI menambah titik-titik itu, sehingga masyarakat cukup menggunakan aplikasi ini untuk memenuhi kebutuhan tadi," kata Hilman saat launching aplikasi SIPUL-OPUK di Ballroom Hotel Tentrem, Jalan Pangeran Mangkubumi No 72A, Yogyakarta, Selasa (17/11/2020).

Baca Juga: Cegah Gangguan, Zoom Tambah Fitur Blokir

Lebih lanjut, ketika masyarakat sudah mulai mengakses aplikasi tersebut, nantinya penukaran uang yang diinginkan tersebut bisa dilakukan di titik-titik baru itu. Titik-titik baru penukaran tersebut bekerja sama dengan beberapa retail, mulai dari toko swalayan, supermarket, dan lain-lain.

"Untuk retail sejauh ini masih menggunakan retail besar, setidaknya ada 12 retail besar. Namun ke depan tidak akan dibatasi, bahkan seluruh DIY diharap bisa memaksimalkan aplikasi ini," ucapnya.

Hilman menuturkan, terkait dengan uang lusuh, nantinya aplikasi ini akan membantu masyarakat dalam penukarannya, sehingga menjadi lebih layak digunakan lagi. Mekanismenya, masyarakat hanya perlu mengumpulkan uang-uang lusuh tersebut dalam satu titik lokasi tertentu.

Nantinya, kata Hilman, pihaknya akan mengambil kumpulan uang lusuh tersebut secara keseluruhan dengan waktu yang berkala, sehingga itu akan lebih memudahkan masyarakat karena mereka tidak perlu repot menukarkan sendiri uangnya ke bank.

Sementara terkait dengan optimalisasi uang logam atau recehan di tengah masyarakat, aplikasi ini nantinya tidak hanya memudahkan bagi masyarakat, tapi juga retail. Dikatakan Hilman, selama ini uang logam yang diberikan atau diedarkan kepada masyarakat sangat jarang ada yang kembali ke BI.

Baca Juga: Pulihkan Ekonomi Akibat Pandemi, Pemda Didorong Lebih Giat Cari Investor

"Setelah saya cari tahu, rupanya masyarakat terlihat masih kerepotan dalam membawa banyak uang logam. Pecahan yang terlalu banyak, males karena repotnya, sehingga hanya disimpan saja di rumah. Itu kan tidak bagus, jadi sayang saja tidak digunakan," ungkapnya.

Menurut Hilman dengan adanya aplikasi ini, masyarakat akan dapat dengan tenang membelanjakan uang receh tersebut di layanan-layanan yang ada di supermarket. Mungkin selama ini, ucap Hilman, supermarket sendiri masih sulit untuk urusan teknis dalam menerima uang receh tersebut selain karena handling cost-nya yang juga cukup tinggi.

"Intinya SIPUL-OPUK ini dapat digunakan untuk mempermudah masyarakat memperoleh uang dalam pecahan yang sesuai yang diinginkan, misalnya ingin seribu rupiah saat kembalian, ya harusnya ada, jangan lantas terus diganti permen saja. Pokoknya ada ketika mereka butuh," tegasnya.

Menanggapi peluncuran aplikasi SIPUL-OPUK ini, salah satu perwakilan retail, yakni Distrik Leader Superindo DIY Dyah Retno Muninggar, mengaku, selama uji coba dengan aplikasi ini, ia sangat terbantu. Sebab, sebelum ada aplikasi ini, timnya harus berkeliling atau hunting terlebih dulu untuk mendapatkan recehan.

"Namun dengan aplikasi ini, kita jadi tahu posisinya ada di mana yang ada untuk penukaran uang, sehingga bisa lebih menghemat waktu dan efektif dalam bekerja," ujar Retno.

Selain itu, Retno menyebutkan, aplikasi ini akan sangat membantu para retailer saat memasuki momen puasa atau menjelang lebaran. Pasalnya, memang di saat-saat itulah uang receh sangat susah untuk dicari.

"Dengan ini, semoga bisa membantu kami sebagai retailer dalam penukaran uang kecil, sehingga tepat sasaran dan tidak kesusahan lagi," imbuhnya

Harapannya, aplikasi ini tidak hanya bisa digunakan di DIY saja, melihat ada banyak retailer yang tidak hanya di DIY. Menurutnya, akan sangat bagus jika aplikasi ini terus berkembang hingga bisa diterapkan di berbagai daerah.

Load More