Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Rabu, 18 November 2020 | 12:05 WIB
dr Tirta datang ke Pengadilan Negeri Denpasar, beri dukungan ke Jerinx, Selasa (10/11/2020). (Suara.com/Silfa)

SuaraJogja.id - Relawan kesehatan Tirta Mandira Hudi terus gencar memberikan kritik kepada pihak-pihak yang dinilai memperkeruh situasi pandemi. Dalam sebuah acara televisi, pria yang akrab disapa dr Tirta ini menyampaikan, baik tokoh agama maupun anak presiden harus ditindak secara tegas jika melanggar protokol kesehatan.

Melalui video conference, dr Tirta diundang sebagai salah satu narasumber dalam acara diskusi di sebuah stasiun televisi swasta. Sebagai seorang relawan kesehatan, dr Tirta mengaku berada di pihak yang netral. Juni lalu, ia juga dicopot dari Satgas Covid nasional lantaran dinilai melanggar protokol kesehatan jaga jarak.

"Juni saya dicopot dari satgas karena blunder jaga jarak, saya dirundung saya minta maaf dan jadikan pelajaran jadi saya merasakan dirundung senegara," tulis dr Tirta dalam keterangan di media sosialnya.

Dalam ucapan di acara televisi, dr Tirta menyebutkan bahwa semua konser musik dibatalkan, begitu juga dengan acara Liga 1. Namun, kampanye pasangan calon dalam Pilkada di berbagai daerah tetap berjalan. Salah satu yang ikut menjadi sorotan adalah kampanye putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, yang mencalonkan diri jadi Wali Kota Solo.

Baca Juga: Geram Satgas Covid Gelar Mabar ML, dr Tirta: Terserah, Gue Gak Peduli Lagi!

Pria yang akrab disapa Cipeng itu juga menyampaikan bahwa ia memiliki rekaman video proses kampanye di Solo yang melibatkan sejumlah massa. Menggunakan kendaraan RX King, massa membuat jalanan riuh dengan tidak menggunakan helm dan masker. Padahal, situasi saat ini tengah berada di masa pandemi.

"Kenapa Jakarta viral, karena Pak Anies ada PSBB transisi. Ini yang perlu digaris bawahi," ujar dr Tirta.

Selama masa PSBB Transisi, DKI Jakarta kecolongan dengan adanya dua acara yang terselenggara melibatkan kerumunan massa, yakni demo tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja dan acara yang menyangkut HRS. Sementara nanti masih ada acara lainnya yang mungkin menimbulkan kerumunan, yakni reuni 212 dan libur akhir tahun.

September lalu, dr Tirta berhasil membuat sebuah pameran UMKM di Jogja dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Kapolda Polda Metro Jaya Irjen Nana, yang sebelumnya membagikan masker untuk buruh bersamanya, juga akhirnya dicopot dari jabatannya. Keputusan itu merupakan akibat dari adanya kerumunan orang yang melanggar protokol jaga jarak.

"Oktober tetap edukasi, mau itu tokoh agama, anak presiden, mau kampanye kek, artis tetap harus tegur hehehe," terang dr Tirta.

Baca Juga: Tinggal Jalan, Konser Amal dr Tirta Bakal Digelar Akhir November

Mantan tenaga kesehatan di Puskesmas Turi ini menegaskan bahwa siapa pun yang melanggar protokol kesehatan harus mendapatkan teguran. Entah itu tokoh agama, anak presiden, maupun artis, mereka perlu mendapatkan tindakan tegas. Sama sepertinya, meski sempat dirundung, tetapi tetap berdiri dan mengakui kesalahannya.

Dalam unggahannya di media sosial, dr Tirta juga mengajak masyarakat untuk sejenak melupakan persoalan politik. Musuh bersama masyarakat adalah adanya pandemi, kata dia.

Untuk bisa mengatasinya, perlu bagi semua tokoh agar dapat berkolaborasi membantu masyarakat untuk melewati situasi yang membatasi banyak hal ini.

"Kalau mau tegas, ayok gas, kalo longgar ayok buka. Kalau kritik A dituduh cebong kritik B dituduh kadrun, gak akan kelar," terangnya.

Jika setiap kritik harus dikaitkan dengan persoalan A dan B, dr Tirta mengatakan, pandemi tidak akan pernah berakhir. Untuk itu, dr Tirta menegaskan pentingnya kolaborasi dari semua pihak.

Unggahannya saat menjadi narasumber di salah satu acara TV, Selasa (17/11/2020), itu sudah ditonton lebih dari 500 ribu kali. Ada banyak warganet yang ikut berkomentar.

Load More