Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Sabtu, 21 November 2020 | 20:35 WIB
sekelompok seniman dari Yogyakarta menawarkan cara baru menikmati seni visual secara digital bagi para pecinta seni di Porta by The Ambarrukmo, Sabtu (21/11/2020). [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Pandemi COVID-19 ini banya membuat pekerja seni di Yogyakarta kesulitan untuk berkarya secara luring. Keterbatasan interaksi di dunia nyata akhirnya membuat mereka harus putar otak melakukan inovasi dan mengalihkan karya mereka ke dunia maya.

Sebab pandemi menjadi situasi yang dihadapi seluruh manusia di muka bumi. Waktu dan tempat serba terbatas dan dibatasi. Semua hal dipaksa terhenti, kecuali imajinasi. 

Karenanya dengan memanfaatkan teknologi visual dan digital, sekelompok seniman dari Yogyakarta menawarkan cara baru menikmati seni visual secara digital bagi para pecinta seni. Bergabung di Jagadmaya.id, mereka membuat karya visual artist daalm format 360 bersama seniman dari Jakarta dan Bandung.
 
"Seni visual ini menjadi sebuah perjalanan melintasi ruang dan waktu secara virtual. Kali ini kami menampilkan karya visual tiga seniman yang karyanya dapat dinikmati pada 21 November sampai 30 Desember 2020 di www.jagadmaya.id," ungkap Project Director Jagadmaya.id, Ishari Sahida di Porta by The Ambarrukmo, Sabtu (21/11/2020).

Menurut Ari Wulu-sapaan Ishari, seni visual ini menjadi sebuah perjalanan melintasi ruang dan waktu secara virtual. Karya ini diapresiasi melalui kacamata virtual reality (VR). 

Baca Juga: BPPTKG Yogyakarta: Magma Bergerak Menuju Permukaan Gunung Merapi

Karya-karya yang ditampilkan kali ini merupakan pengembangan dari tema utama Multiverse Voyager. Jadi, karya yang bisa dinikmati pun bertema ruang dan realita yang imajinatif karena tema alam semesta selalu relevan diusung dalam peradaban manusia. 

Para seniman yang berpartisipasi diajak untuk membuat karya yang menembus batas, ruang, dan waktu. Mereka yang menikmati karya para seniman bisa menjelejahi dimensi lain, alam semesta lainnya, yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya.

"Alam semesta selalu digambarkan dengan sangat besar dan tidak terbatas. Alam semesta tidak tunggal, ada semesta-semesta lain di luar tempat tinggal kita sekarang,” jelasnya.

Ditambahkan seniman visual asal Yogyakarta, Aan Fikriyan karya seni berbasis laman yang mereka kembangkan diharapkan menjadi jembatan yang menghubungkan dimensi tidak kasat mata atau hiperealitas. Karya-karya yang ditampilkan belum tentu sama dengan dimensi yang menjadi tempat tinggal manusia saat ini. 

Teknologi 360 yang digunakan untuk menikmati karya seniman hanya instrumen kecil supaya realita palsu bisa dirasakan secara nyata. 

Baca Juga: Yayasan Biennale Yogyakarta Resmi Perkenalkan Direktur Baru

Para fisikawan mengungkapkan alam semesta yang menjadi tempat tinggal manusia kemungkinan adalah salah satu dari banyak tempat yang ada di alam semesta.  

"Alam semesta yang tak terhingga jumlahnya membentuk multiverse," tandasnya.

Ada tiga artist yang berpartisipasi dalam Jagadmaya.id kali ini yakni Fajar Yudistira, UVISUAL, dan JVMP. Fajar Yudistira memulai kariernya di industri kreatif sebagai Visual Jockey di Yogyakarta pada 2007. Sedangkan UVISUAL adalah studio seni digital yang dikembangkan dari komunitas multimedia yang telah berkiprah di bidang seni dan teknologi di Bandung sejak 24 Oktober 2014. 

Yang ketiga Jogjakarta Video Mapping Project [JVMP]. Mereka merupakan komunitas seniman visual yang terkenal menciptakan banyak karya kolektif dalam dan luar ruangan sejak 2013. 

"Para seniman ingin menghadirkan pengalaman berbeda kepada penonton sekalugus mengapresiasi perkembangan seni dan teknologi," jelasnya.

S Wibowo J, salah satu kurator Jagadmaya.id, mengungkapkan seni visual menjadi salah satu cara menjelajahi alam semesta yang tidak terbatas. 

"Melalui teknologi 360, manusia bisa mengarungi alam semesta lain yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More