Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 25 November 2020 | 13:24 WIB
Rocky Gerung bersama Hersubeno Arief membahas soal penangkapan Menteri KKP, Edhy Prabowo, Rabu (25/11/2020). [Rocky Gerung Official / YouTube]

SuaraJogja.id - Menteri KKP, Edhy Prabowo ditangkap KPK atas dugaan kasus ekspor benih lobster. Penangkapan itu pun mendapat perhatian sejumlah pihak termasuk pengamat politik, Rocky Gerung.

Seperti ramai diberitakan, Menteri KKP Edhy Prabowo ditangkap tim dari KPK di usai tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (25/11/2020) dini hari tadi.

Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri menyebut Edhy Prabowo ditangkap bersama istrinya Iis Rosita Dewi.

Penangkapan dipimpin langsung oleh penyidik senior KPK, Novel Baswedan.

Baca Juga: Begini Reaksi Prabowo Subianto Setelah Tahu Menteri KKP Edhy Dicokok KPK

"Salah satu kasatgas tersebut benar Novel Baswedan," terangnya.

Ali menyebut bahwa penangkapan Edhy Prabowo terkait kasus korupsi mengenai ekspor benih lobster.

"Yang bersangkutan diduga terlibat korupsi dalam penetapan izin ekspor benih lobster," tambahnya lewat keterangan pers.

Penangkapan Edhy Prabowo ini pun langsung direspon oleh pengamat politik, Rocky Gerung.

Lewat channel YouTubenya, Rocky Gerung Official, Rocky yang membuka diskusi bersama Hersubeno Arief menyebut bahwa gelagat penangkapan atas Edhy tersebut sudah terbaca.

Baca Juga: KPK Tangkap Menteri KKP Edhy Prabowo, Begini Respons Jokowi

"Ini mudah diduga dari awal karena ada yang ngga tuntas. Waktu ekspor benur dibongkar Tempo, kelihatannya pihak KKP berada di atas angin bisa diselesaikan," terangnya.

"Tapi konteks politiknya selalu ada persaingan di dalam soal bisnis kan, karena kalau mulus-mulus saja akan tertunda penangkapannya. Tapi mungkin ada MoU yang belum diselesaikan jadi semua orang sekarang berpikir di belakang OTT tersebut ada pesan politiknya," katanya.

Lebih jauh menanggapi penangkapan itu, dengan gaya santai Rocky Gerung pun mengajak semua merayakannya dengan makan seafood,

"Tapi saya anggap yaudah lah kita rayakan saja itu dengan pesan seafood hari ini karena ada big fish tertangkap," kelakarnya.

Sementara itu, ada tiga tim Satgas yang melakukan penangkapan saat Edhy dan istrinya baru tiba di bandara. Sejumlah orang dari Kementerian KKP juga ikut dicokok tim KPK yang dipimpin Novel.

"Kegiatan ini dilakukan oleh tim KPK atas penugasan resmi dengan menurunkan lebih tiga Kasatgas baik penyelidikan dan penyidikan termasuk juga dari JPU yang ikut dalam kegiatan dimaksud," kata dia.

Edhy ditangkap KPK setelah kepulangannya dari Kota Honolulu, Amerika Serikat. Ia ditangkap atas dugaan korupsi ekspor benih lobster yang tengah aktif dijalankan oleh kementerian KKP.

Hingga kini, politikus Gerindra itu bersama sejumlah pihak masih menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan.

Untuk detail penangkapan dan kasus menjerat Edhy akan disampaikan KPK setelah melakukan serangkaian pemeriksaan dan bukti -bukti yang telah dimiliki lembaga antirasuah.

Edhy sudah diingatkan

terpisah, analis sektor kelautan Abdul Halim menyatakan kebijakan ekspor benih lobster perlu ditata ulang karena diduga terkait dengan penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo oleh KPK.

"Indikasinya mengarah kuat ke kasus ekspor benih bening lobster," kata Abdul Halim dalam laporan Antara, Rabu.

Abdul Halim menyebut penangkapan terhadap Edhy dan sejumlah orang merupakan tragedi yang patut disayangkan.

Namun demikian, kata dia, asas praduga tak bersalah mesti dikedepankan, dan KPK harus membongkar kasus hukum tersebut setransparan mungkin.

"Pihak yang bersalah dihukum sesuai aturan yang berlaku, dan bisa menjadi hikmah untuk perbaikan tata kelola lobster dan perikanan secara umum di Indonesia yang harus diorientasikan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, khususnya pembudidaya lobster di dalam negeri," katanya.

Ia mengatakan sejak awal Menteri Edhy sudah diingatkan terkait dengan kontroversi ekspor benih lobster.

Load More