SuaraJogja.id - Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) mengajak masyarakat untuk menaati protokol kesehatan (prokes), agar penularan Covid-19 bisa ditekan. Masyarakat diminta untuk menaati prokes dengan menerapkan 4 M atau memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan.
Imbauan ini diberikan, karena angka positif Covid-19 akhir-akhir ini meningkat dengan pesat.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Daerah istimewa Yogyakarta (DIY), Fahmi Idris mengatakan, lembaganya sudah mengeluarkan edaran ke cabang dan ranting NU di DIY, agar lebih ketat menerapkan prokes. Ia juga mengimbau agar mengurangi kegiatan yang mengumpulkan orang banyak.
“Kalaupun harus mengumpulkan orang dalam jumlah banyak, maka panitia harus menerapkan prokes dengan ketat agar tidak menjadi klaster baru,” katanya, DIY, Rabu (2/12/2020).
Baca Juga: Kemendikbud Terjemahkan Imbauan Protokol Kesehatan dalam 77 Bahasa Daerah
Sebetulnya, kata Fahmi, prokes ketika pengajian sudah diterapkan dengan baik oleh NU. Namun karena tradisi NU yang begitu menghormati kiai, ketika kiai datang mereka akan berebut salaman. Padahal ketika pengajian, posisi duduk sudah berjarak, mereka juga datang tidak bergerombol, memakai masker dan juga mencuci tangan.
Fahmi minta, ketika mengadakan pengajian dan kiai datang, masyarakat tidak usah bersalaman dulu, karena biasanya karena ingin salaman dengan kiai, maka mereka berebut dan lupa dengan prokes.
“Nanti kalau pandemi sudah berlalu, salaman dengan kiai tidak masalah,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Gita Danu Pranata, Ketua Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY. Saat ini kasus positif Covid–19 terus meningkat, sehingga PWM DIY terus melakukan edukasi dan imbauan ke masyarakat agar taat prokes.
“Tidak hanya dengan membuat surat edaran, tetapi kami juga membuat video dan bahkan melakukan sosialisasi secara langsung terkait prokes ini,” jelasnya.
Baca Juga: Lebih Dimengerti, Protokol Kesehatan 3M Kini Dalam Bahasa Daerah
Dia berharap, imbauan dan edukasi yang terus menerus terkait dengan Covid-19 akan membuat masyarakat semakin sadar dan taat pada prokes. Bahkan Muhammadiyah juga membuat tempat isolasi untuk Covid-19, yang diinisiasi oleh RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Tempat yang disebut Pesantren Covid-19 itu jadi tempat isolasi khusus Orang Tanpa Gejala (OTG).
Tingkat Kewasadaan Mulai Turun
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DIY, Endang Pamungkas Siwi mengatakan, saat ini kewaspadaan masyarakat terhadap Covid-19 mulai turun. Hal ini terutama pada masyarakat yang tidak rentan.
Berdasarkan survei yang dilakukan dinas kesehatan, saat ini 37 ersen masyarakat DIY yang disurvei merasa bahwa Covid-19 tidak bahaya. Padahal pada survei sebelumnya hanya 29 ersen masyarakat yang menganggap hal ini.
Artinya terjadi kenaikan sekitar 8 ersen. Untuk itu, Siwi meminta agar masyarakat tetap menerapkan 4 M dengan ketat.
“Masyarakat harus taat Prokes,” ujarnya.
Terkait dengan vaksin, Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembayun Setyaning Astutie mengatakan, DIY direncanakan mendapat jatah 2,2 juta vaksin. Namun angka itu bisa bertambah, sambil menunggu perkembangan.
Menurut Pembayun, vaksin ini akan diberikan untuk orang yang sehat.
“Nanti kami juga akan melakukan sosialisasi, tetapi untuk saat ini, kami sedang melatih tim nakes untuk vaksinator. Nantinya, selain melakukan vaksin, vaksinator juga bisa memberikan penjelasan tentang vaksin,” kata Pembayun.
Vaksin, lanjut Pembayun, merupakan bibit penyakit yang sudah dilemahkan. Layaknya imunisasi lain, vaksinasi diberikan agar tubuh mengenal virus tersebut dan bisa membuat antibodi sendiri, sehingga ketika virus datang, antibodi tersebut sudah mengenal dan akan membunuh virus tersebut.
Nantinya, ketika semua sudah divaksin, atau paling tidak 85 ersen populasi sudah divaksin, maka akan terjadi herd immunity atau kekebalan masyarakat. Kalau penyakit datang, maka tidak akan terjadi penularan.
“Namun kami tetap mengimbau, meski vaksin sudah dilakukan, penerapan protokol kesehatan tetap harus dilakukan,” ujarnya.
Berita Terkait
-
Eka Annash Sebut 5 Kader NU Bertemu Presiden Israel Seperti Orang yang Memakan Bangkai Saudaranya Sendiri
-
Dulu Emoh Rusak Lingkungan, Kini NU Jadi Ormas Paling Getol Main Tambang
-
COVID-19 Tinggi di Negara Tetangga, Komisi IX Imbau Masyarakat Tak Perlu Panik
-
COVID-19 di Singapura dan Malaysia Naik Drastis, Kemenkes Minta Tetap Terapkan Prokes
-
Puan Maharani Harap, Munas Alim Ulama dan Konbes NU Hasilkan Panduan Berguna bagi Nahdliyin Sikapi Berbagai Isu
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
Terkini
-
Batik Tulis Indonesia Menembus Pasar Dunia Berkat BRI
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin