SuaraJogja.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) DIY diminta segera menangani penolakan 270 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kalurahan Bejiharjo, Kapanewon Karangmojo, Kabuapten Gunungkidul untuk rapid test dalam persiapan Pilkada 9 Desember 2020 mendatang. Bila tetap menolak rapid test, maka mereka bisa diganti.
Sebab, dari rapat yang dipimpin Gubernur DIY Sri Sultan HB X bersama KPU, sudah muncul laporan terkait penolakan tersebut. Karenanya, Pemda meminta KPU dan Pemkab Gunungkidul untuk melakukan pendekatan agar protokol kesehatan (prokes) COVID-19 yang sudah disepakati dijalankan. Apalagi, ada calon petugas KPPS yang dinyatakan positif COVID-19.
"Ada beberapa [petugas KPPS] yang ditemukan positif [Covid-19], kemudian diganti dengan [petugas] cadangan," ujar Sekda DIY Baskara Aji di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (4/12/2020).
Menurut Aji, semua petugas KPPS sesuai ketentuan memang harus menjalani rapid test untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19. Kalau menolak, maka mereka tidak diperkenankan melanjutkan tugas karena dikhawatirkan bisa menularkan virus kepada pemilih dan lainnya.
Baca Juga: CCTV Terpasang, Penyortiran Surat Suara di Melawi Bakal Diawasi Ketat
Apalagi, tren kasus positif Covid-19 di DIY, termasuk di Gunungkidul, terus saja meningkat. Saat ini kasus positif COVID-19 di DIY sudah tembus di angka 6.000 lebih. Bahkan penambahan kasus baru terus saja naik signifikan setiap harinya.
"Kalau tidak diganti KPPS cadangan, maka petugas-petugas dari kantor juga bisa membantu," paparnya.
Secara terpisah, Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM KPU DIY Ahmad Shidqi mengungkapkan, pihaknya sudah mengkoordinasikan persoalan penolakan rapid test tersebut kepada KPU RI.
Masalah tersebut ternyata tidak hanya terjadi di Gunungkidul, tetapi juga di daerah lain.
"Penyebabnya macam-macam. Ada yang soal kendala fasilitas, ada kendala geografis, ada kendala sosial. Kalau Gunungkidul kendala psikososial," ujarnya.
Baca Juga: Tajir Melintir Daftar Calon Kepala Daerah Terkaya , 2 Orang dari Kalimantan
Dengan adanya permasalahan tersebut, KPU DIY menunggu kebijakan yang diambil KPU RI. Namun dipastikan, KPPS di berbagai daerah tetap akan jalan terus untuk menyiapkan TPS dan pendistribusian logistik, termasuk pemberitahuan waktu pencoblosan.
KPU belum menerima hasil petugas KPPS yang positif COVID-19. Namun, ada beberapa yang reaktif dan kemudian dilakukan tes swab.
"Kalau ada yang positif, maka pasti kita ganti dengan personel yang baru. Justru dengan testing ini kita ingin memastikan yang bertugas [pilkada] ini steril dari yang positif. Kalau tidak di-testing, maka tidak tahu positif atau tidak, ini yang harus kita pastikan petugas steril," ungkapnya.
Sementara, Ketua KPU DIY Hamdan Kurniawan mengungkapkan, petugas KPPS harus bebas dari COVID-19. Sebab, mereka harus melayani pemilih di berbagai wilayah, termasuk pemilih yang juga merupakan pasien COVID-19.
Dalam pelaksanaan pilkada pun, petugas KPPS juga wajib menerapkan prokes. Untuk memberikan layanan pada pasien COVID-19, petugas memakai baju hazmat lengkap dan membawa kotak khusus serta didampingi pengawas TPS dan saksi.
"Selain teknis pemungutan, koordinasi dengan satgas covid juga dilakukan terkait dengan pemetaan pemilih pasien dengan covid, berapa jumlah dan persebaran di mana, apakah di rumah atau di rumah sakit," imbuhnya.
Berita Terkait
-
CCTV Terpasang, Penyortiran Surat Suara di Melawi Bakal Diawasi Ketat
-
Tajir Melintir Daftar Calon Kepala Daerah Terkaya , 2 Orang dari Kalimantan
-
DPR: Pasien Positif Covid-19 Boleh Menolak Petugas KPU Coblos Pilkada
-
Link Download Buku Panduan KPPS Pilkada 2020 dan Jadwal Nyoblos
-
Datangi Pasien Covid Demi Pilkada, Epidemiolog Sebut KPU Perburuk Situasi
Terpopuler
- Selamat Tinggal, Kabar Tak Sedap dari Elkan Baggott
- 1 Detik Jay Idzes Gabung Sassuolo Langsung Bikin Rekor Gila!
- Andre Rosiade Mau Bareskrim Periksa Shin Tae-yong Buntut Tuduhan Pratama Arhan Pemain Titipan
- Penantang Kawasaki KLX dari Suzuki Versi Jalanan, Fitur Canggih Harga Melongo
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga dengan Sensasi Alphard: Mulai Rp50 Juta, Bikin Naik Kelas
Pilihan
-
7 Mobil Bekas Murah Favorit Keluarga: Muat Banyak, Irit BBM dan Mudah Perawatan
-
Emas Antam Terbang Tinggi, Harganya Tembus Rp 1.901.000/Gram
-
Pemain Keturunan Rp 11,3 Miliar Jadi Filosofi Nomor Punggung 21 Jordi Amat, Siapa?
-
Perbedaan Usaha PSSI dan Menpora Mau Gelar Liga Putri Secepatnya
-
Kumpulan Nasib Buruk Elkan Baggott Tolak Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert
Terkini
-
Janjian Tawuran Subuh, Geng V vs M Bikin Geger Lowanu, 10 Ditangkap, Celurit-Pedang Jadi Bukti
-
Diplomat Muda Kemlu Tewas Terlilit Lakban: Kisah Heroiknya Selamatkan WNI di Zona Konflik Terungkap
-
BRI Salurkan BSU Rp1,72 Triliun untuk 2,8 Juta Pekerja Guna Dongkrak Daya Beli Masyarakat
-
Kematian Janggal Diplomat Muda Arya Daru: Keluarga Ungkap Sosoknya yang Bikin Kagum
-
Wapres Kagum saat PSM UAJY 'Ngamen' di Alun-Alun Selatan Jogja, Personel Dapat Dukungan Tak Terduga