Scroll untuk membaca artikel
Rendy Adrikni Sadikin
Rabu, 09 Desember 2020 | 08:40 WIB
Refly Harun Komentari Habib Rizieq dan Jokowi (YouTube/ReflyHarun).

SuaraJogja.id - Pakar Hukum dan Tata Negara, Refly Harun, melontarkan analisisnya terkait tragedi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek Km 50 yang berujung pada penembakan 6 anggota laskar Front Pembela Islam (FPI).

Menurut Refly, ada sejumlah kejanggalan terkait peristiwa di jalan tol tersebut. Dari sana, publik tentu penasaran, siapa sebenarnya yang tengah memberi keterangan palsu dan benar. Apakah pihak Polisi, atau sebaliknya pihak FPI yang benar.

“Sebenarnya siapa yang beri keterangan tak benar nanti akan terlihat, karena mereka harus tutupi informasi yang tidak benar dengan terus menerus,” kata Refly di kanal Youtube-nya seperti dikutip dari laman Hops.id--jaringan Suara.com--, Rabu (9/12/2020).

Dalam video yang diunggah Refly pada Selasa 8 Desember 2020 itu, Refly pertama-tama menyinggung soal 6 jenazah anggota Laskar Khusus FPI yang masih dikuasai polisi. Pihak keluarga belum diperkenankan untuk melihat.

Baca Juga: Ini Nama Lengkap Jenazah Laskar FPI yang Ditembak Mati Polisi

Begitu pula halnya dengan FPI yang mengaku belum memiliki akses pada 6 korban meninggal anggotanya. “Padahal ini adalah golden momen untuk mengetahui luka-luka yang ada,” kata dia.

Lebih jauh, Refly lantas menyinggung apakah ini sesuai prosedur atau tidak. Sebab sejauh ini publik masih menanti teka-teki, apakah benar ada insiden baku tembak atau tidak.

Sebab Refly mencium aroma aneh jika yang terjadi baku tembak atau tidak sekalipun.

“Ada 3 peluru yang ditembakkan (dari Laskar FPI), tapi 6 yang meninggal. Entahlah, ini terasa aneh. Artinya kalau benar ada tembak menembak, peluru yang ditembakkan petugas jauh lebih banyak dari Laskar FPI,” katanya.

Pertanyaan berikutnya, kata Refly, apakah ini benar ada pada situasi yang mengancam atau sebaliknya. Untuk hal ini, dia tentu menghormati proses yang ada. Namun aparat tentu dituntut untuk terang benderang.

Baca Juga: Ditembak Polisi, Ini Data Jenazah Laskar FPI yang Dimakamkan di Megamendung

Hal lain yang jadi catatannya, adalah titik fokus masalah ini. Menurut Refly, seolah aparat tengah membangun fokus dan opini soal penyerangan Laskar FPI terhadap petugas.

Sehingga dengan begitu bisa dikesampingkan rasa sisi kemanusiaan dan humanismenya atas tragedi 6 anggota Laskar FPI yang meninggal ditembak.

“Jadi korban jiwa tak dipentingkan sepertinya, itunya saja yang diselidiki pihak Kepolisian, bahkan dengan berusaha menangkap 4 orang yang melarikan diri. Padahal 4 orang itu juga bisa jadi saksi kunci yang bisa jelaskan di lokasi, apakah memang terjadi yang diberitakan,” katanya lagi.

Refly berharap ke depan atas kasus 6 anggota Laskar FPI yang meninggal karena ditembak ini, dapat dibentuk tim independen. Di mana tim ini dianggap perlu diumumkan atau diutus oleh Presiden.

Ini penting untuk mengungkap misteri Km 50 tol Japek secara terang benderang. Jangan sampai, kata dia, usai dibuat kehilangan nyawa, dibuat lagi narasi-narasi yang justru menjadi tak adil bagi salah satu pihak.

“Maka itu perlu ada tim independen, yang berwibawa, profesional untuk ungkap kasus ini. Jangan yang hanya cari pembenaran tapi kebenaran.”

Load More