SuaraJogja.id - Sempat menikmati masa kejayaan dalam beberapa waktu terakhir kini penjual tanaman hias mulai merasakan penurunan penjualan. Namun meski tergolong sepi, transaksi jual beli tanaman hampir selalu ada.
Situasi tersebut disampaikan oleh salah satu penjual tanaman hias dan buah, Harjono atau yang kerap disapa Jayus (55) saat ditemui SuaraJogja.id, di kebun miliknya di Warak Lor, Sumberadi, Mlati, Sleman, Kamis (17/12/2020).
Menurut Jayus, memang penjualan sudah tidak lagi seramai saat beberapa waktu lalu ketika tanaman hias menjadi sebuah hiburan utama masyarakat ketika di rumah saja. Pergerakan aktivitas yang sudah mulai lebih banyak di luar rumah dan sudah adanya beberapa tanaman di rumah juga jadi faktor tren tanaman sekarang menurun.
"Tren saat ini memang sepi tapi penjualan selalu ada dan tidak tergantung pada jenis tertentu. Artinya semua jenis tanaman hias bahkan hingga tanaman buah pun laku," kata Jayus.
Jayus menilai hal itu sebagai pola perilaku dan kebiasaan masyarakat yang baru. Sekarang tanaman bukan lagi hanya sekadar dipandang sebagai sesuatu yang bernilai ekonomi saja melainkan hiburan bahkan kebutuhan.
Tidak seperti beberapa periode silam yang tanaman hanya dinilai sebagai lumbung rupiah. Ditandai dengan terbatasnya varietas tanaman yang laku dikala itu hingga harganya melambung tinggi.
"Sebagai contoh waktu masa kejayaan gelombang cinta dulu. Orang hanya mengejar nilai ekonominya saja terus habis. Kalau sekarang banyak jenis dan hampir semua laku," ucapnya.
Kehadiran media sosial yang kian masif di era digital ini, menurut Jayus juga dipandang sebagai sesuatu yang positif. Pasalnya dari situ muncul pasar baru sebagai tempat memamerkan tanaman-tanamannya dan bisa lebih banyak menarik banyak orang.
Saat ini, Jayus mengaku masih rutin menjual berbagai tanaman hias setiap harinya. Mulai dari aglonema, sirih, sansivera atau lidah mertua, puring, keladi, pilo, anthurium atau kuping gajah, anggrek dan janda bolong hingga tanaman hias lainnya.
Baca Juga: Nihil di Awal Pandemi, Kasus Kejahatan Jalanan di Sleman Meningkat Lagi
"Saya sendiri cenderung jualnya tetap dengan standar harga pasar. Tanaman hias kisaran dari paling murah Rp15 ribu sampai ratusan ribu. Tergantung jenis dan ukuran. Begitu juga kalau tanaman buah Rp25 ribu sampai jutaan juga bisa tergantung kondisi serta besar kecilnya tanaman," terangnya.
Sementara itu penjual tanaman hias dan buah lainnya, Widayat (39) mengatakan yang sama perihal penurunan tren tanaman akhir-akhir ini.
"Tren memang sudah mulai turun tapi beberapa varietas tertentu tetap tinggi peminatnya. Sekarang yang banyak tanaman landscape untuk taman," ujar Widayat.
Disampaikan Widayat bahwa terhitung sejak awal Desember ini memang permintaan untuk tanaman mulai berkurang. Bahkan tidak hanya bagi penjual tanaman saja, distributor pupuk pun mengeluh karena permintaan berkurang cukup banyak.
"Saya sendiri juga tidak menyediakan pupuk atau media tanam sebanyak beberapa waktu lalu. Lebih sedikit sekarang, kurangnya mungkin bisa sampai 50 persen ada," tuturnya.
Dari penurunan itu juga berpengaruh dengan omzet yang diterimanya. Dikatakan Widayat, jika saat ramai kemarin ia bisa menerima di atas Rp1 juta sekarang hanya bisa menyentuh Rp500 ribu saja.
Berita Terkait
-
Emak-emak Aniaya Balita Gegara Merusak Tanaman Hias, Videonya Bikin Geram
-
Keterlaluan! Emak-emak Amuk Balita Karena Tanaman Rusak
-
Viral Video Emak-emak Amuk Balita Gegara Bunga Rusak, Publik Naik Pitam
-
Gegera Tanaman Hias, Ibu Ini Tampar Bocah Berkali-Kali Hingga Trauma
-
Kocak! Biasa Cari Ganja, Viral Petugas BNN Berburu Tanaman Hias di Hutan
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
- 3 Alasan Presiden Como Mirwan Suwarso Pantas Jadi Ketum PSSI yang Baru
- 5 Sepatu Nineten Terbaik untuk Lari, Harga Terjangkau Mulai Rp300 Ribu
Pilihan
-
Purbaya Mau Turunkan Tarif PPN, Tapi Dengan Syarat Ini
-
Isu HRD Ramai-ramai Blacklist Lulusan SMAN 1 Cimarga Imbas Kasus Viral Siswa Merokok
-
Sah! Garuda Indonesia Tunjuk eks Petinggi Singapore Airlines jadi Direktur Keuangan
-
Gaji Program Magang Nasional Dijamin Tak Telat, Langsung Dibayar dari APBN
-
Emas Terbang Tinggi! Harga Antam Tembus Rp 2.596.000, Cetak Rekor di Pegadaian
Terkini
-
Sleman Porak-Poranda: 8 Luka-Luka Akibat Hujan Angin, Joglo Kos Roboh
-
DANA Kaget: Banjir Rezeki! Intip Trik Ampuh Klaim Saldo Gratis Hari Ini
-
Jogja 'Sumuk' Parah, BMKG Ungkap Biang Kerok Cuaca Panas Ekstrem
-
Rambu Siluman di Jalan Palagan? Ini Fakta Baru di Lokasi Kecelakaan Maut Mahasiswa UGM
-
Kecelakaan Maut BMW Sleman: Terdakwa Mengemudi Tanpa Kacamata, Ahli Mata Justru Bilang Begini