Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 24 Desember 2020 | 16:26 WIB
Gereja Santo Antonius, Kotabaru, Yogyakarta sedang bersiap menyambut natal, Kamis (24/12/2020). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sleman memastikan masih tetap akan ada ibadah perayaan Natal yang dilakukan secara langsung di gereja. Meski begitu fasilitas daring juga akan selalu diberikan agar bisa memberikan kesempatan jemaat yang tidak datang langsung ke gereja.

Penyelenggara Bimas Katolik Kantor Kemenag Kabupaten Sleman Ismulyadi, mengatakan pelaksanaan ibadah Natal di Kabupaten Sleman masih akan dilakukan secara bervariasi. Artinya tidak semua ibadah dilangsungkan mutlak secara daring tapi tetap akan ada ibadah tatap muka atau langsung.

"Jadi masih tetap variasi misalnya ada gereja di dalam satu tempat atau wilayah yang sekaligus menyediakan daring tapi juga offline. Itu mempertimbangkan ada beberapa warga jemaat gereja yang tidak diperbolehkan beribadah di gereja," ujar Ismulyadi, saat dikonfirmasi SuaraJogja.id, Kamis (24/12/2020).

Lebih lanjut dijelaskan, Ismulyadi, beberapa ketentuan jemaat yang boleh datang secara langsung adalah warga dengan rentan usia 10-70 tahun. Jadi selain jemaat pada rentan usia tersebut tidak diperkenankan untuk datang ke gereja.

Baca Juga: Asyik Memancing Ikan, Warga Sleman Kehilangan Sepeda Motor di Bantul

Selain itu jemaat yang sakit juga dipersilakan untuk mengikuti ibadah secara daring di rumah saja. Selain itu penerapan protokol kesehatan yang ketat saat pelaksanaan ibadah secara langsung juga akan dilakukan oleh masing-masing gereja.

"Kalau untuk jadwal ibadah di gereja katolik Sleman memang beberapa ada yang tatap muka. Tetapi tentu saja memperhatikan surat edaran untuk prokes baik dari Keuskupan Agung Semarang atau dari Menteri Agama ditambah juga sesuai dengan Satgas Covid-19 setempat," tegasnya.

Ismulyadi menjelaskan bahwa jumlah Gereja Katolik di Sleman tercatat ada 18 paroki. Dengan tambahan beberapa gereja yang ada di wilayah masing-masing paroki tersebut.

"Jadi nanti bagi warga jemaat yang sudah di wilayah A misalnya tidak boleh ke wilayah B. Begitu juga yang sudah ibadah di wilayah tidak boleh ke paroki. Sudah dibuat klaster-klaster seperti itu sebagai bagian dari pengetatan protokol kesehatan," ucapnya.

Selain itu diungkapkan Ismulyadi, bahwa warga gereja yang hendak mengikuti ibadah malam natal dan natal secara langsung di gereja juga sudah mendaftar di wilayah masing-masing. Nantinya jemaat akan mendapatkan kupon yang berisi nomor tempat duduk.

Baca Juga: Kalah Sebagai Lurah, Pria di Sleman Rusak Jalan yang Sudah Diaspalnya

Selanjutnya jemaat akan datang sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan. Lalu duduk berdasarkan nomor kursi yang telah didapatkan ketika mendaftar sebelumnya.

"Nanti penerapan protokol kesehatan lain seperti cek suhu, dan cuci tangan dan pakai masker terus ditekankan kepada jemaat yang hadir. Tidak ada jabat tangan dan selalu jaga jarak," tuturnya.

Diakui Ismulyadi, pihaknya telah mendapat laporan dari gereja-gereja terkait dengan ibadah perayaan natal tersebut. Namun memang, kata Ismulyadi, situasinya berlangsung secara dinamis.

"Situasinya dinamis artinya ada beberapa gereja karena situasi tertentu mungkin mengurungkan ibadah tatap muka tapi saya tidak tahu pastinya ada berapa. Intinya ada yang tatap muka dengan penyediaan layanan daring," tandasnya.

Sementara itu Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Sleman, Shavitri Nurmala Dewi, menuturkan berdasarkan informasi yang didapat hingga saat ini kebanyakan gereja di Sleman akan melakukan misa secara daring. Namun memang tidak dipungkiri juga ada ibadah secara langsung yang dilakukan terbatas.

"Info yang masuk ke saya memang kebanyakan Gereja melaksanakan misa secara daring. Mungkin tetap ada yang tatap muka, tetapi dilakukan secara terbatas juga," ucapnya.

Load More