SuaraJogja.id - Dalam dua hari terakhir -- Jumat (25/12/2020) dan Sabtu (26/12/2020) -- pasien positif Covid-19 di wilayah Gunungkidul mengalami lonjakan cukup drastis. Pada Jumat jumlah pasien positif Covid-19 bertambah 40 orang, sementara Sabtu, warga yang terkonfirmasi positif bertambah 1 orang.
Penyumbang terbanyak pada pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 pada Jumat adalah santri di pondok pesantren Darul Quran Wonosari. Secara keseluruhan sudah ada 31 santri di Pondok Pesantren Darul Quran Wonosari yang terpapar Covid-19.
Selain klaster Pondok Pesantren, ada dua klaster perkantoran yang muncul di Gunungkidul. Klaster tersebut salah satunya adalah klaster Satpol PP, di mana ada 10 anggotanya terpapar Covid-19, termasuk Plt Kasat Pol PP Gunungkidul Agus Priyanto.
Kabar terbaru yang beredar di Gunungkidul, selain Klaster Satpol PP, muncul klaster penyebaran Covid-19 terbaru di Gunungkidul. Klaster tersebut adalah klaster dari Dinas Pendidikan Menengah (Dikmen).
Baca Juga: Pasien Covid-19 Mesum dengan Nakes di Ruang Karantina RSD Wisma Atlet
Ketika dikonfirmasi ke nomor pribadinya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul Dewi Irawati, Jumat malam, menjawab, belum ada berita terkait hal tersebut. Namun pada Sabtu malam, Dewi mengakui adanya klaster tersebut.
"Ada 15 orang [yang terpapar Covid-19]," ujar Dewi.
Kini pihak Balai Dikmen memberlakukan Work From Home (WFH) untuk semua pegawai kepanjangan tangan dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY tersebut.
Kepala Balai Dikmen Gunungkidul Sankin ketika dikonfirmasi, membenarkan adanya pegawai Dikmen Gunungkidul yang dinyatakan positif Covid-19 . Sankin lantas menceritakan awal mula klaster Covid-19 dari Balai Dikmen terjadi.
Sankin mengatakan penularan Covid-19 bermula ketika ada pegawai Balai Dikmen yang mengikuti kegiatan di sebuah hotel. Sepulang dari hotel, kemudian ada 3 orang yang mengaku meriang. Dua dari tiga orang tersebut dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut.
Baca Juga: Wisatawan Asal Bekasi Positif Covid-19 saat Hendak ke Kawasan Borobudur
"Di rumah sakit kemudian di-rapid [test] dan dinyatakan reaktif," tutur Sankin, Minggu, ketika dikonfirmasi ke nomor pribadinya.
Dua orang tersebut selanjutnya menjalani uji swab, dan satu orang dinyatakan positif, sementara satu lagi dinyatakan negatif. Bersamaan dengan itu, teman seruangan juga meriang. Mereka kemudian berobat masing-masing dan terus membaik.
Karena ada yang positif, pihaknya kemudian meminta untuk rapid test semua. Rapid test pun digelar bekerja sama dengan pihak puskesmas terdekat. Dari rapid test tersebut, semuanya dinyatakan non-reaktif.
"Dan anehnya semua membaik," terangnya.
Kemudian ia meminta pihak puskesmas untuk melakukan uji swab kepada semua pegawai Dikmen. Ternyata, hasilnya ada 13 orang yang positif. Lalu 13 orang tersebut melaksanakan isolasi mandiri, dan pihaknya mengajukan WFH kantor.
"Seluruh ruangan di kantor kami sudah disemprot untuk sterilisasi," lanjutnya.
Selain pihak pegawai Dikmen, pihaknya menghimbau sekolah-sekolah yang kontak langsung dengan pegawai Dikmen untuk melakukan rapid test secara mandiri. Ia mengklaim, sudah banyak pegawai sekolah yang melapor ke Dikmen dan semua non-reaktif, sehingga pihaknya belum memutuskan sekolah untuk melaksanakan WFH.
Seluruh upaya telah dilakukan untuk meminimalisir penyebaran Covid-19. Tracing pun terus dilaksanakan untuk menelusuri siapa saja yang kontak erat dengan pasien positif Covid-19. Mereka langsung diminta mengikuti rapid test dan jika reaktif, maka dilanjutkan uji usap. Mereka pun diwajibkan melakukan karantina baik mandiri ataupun di rumah sakit.
Pada Sabtu seorang anak perempuan 11 tahun dari Kapanewon Wonosari dinyatakan positif dan memiliki riwayat kontak dengan konfirmasi positif. Sementara suspek meninggal bertambah 4: laki-laki 55 tahun dari Kapanewon Ponjong dengan riwayat sakit Diabetes Militus, perempuan 46 tahun dari Kapanewon Nglipar dengan riwayat sakit jantung, laki-laki 72 tahun dari Kapanewon Rongkop dengan riwayat sakit diabetes militus, dan laki-laki 73 tahun dari Kapanewon Karangmojo dengan riwayat pneumonia.
Secara keseluruhan, jumlah warga Gunungkidul yang terpapar Covid-19 mencapai 792 orang, dan yang sudah sembuh 478 orang. Sebanyak 242 orang pasien positif Covid-19 kini melaksanakan isolasi mandiri dan sisanya dirawat di 11 rumah sakit baik di Gunungkidul, Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, ataupun Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Atalia Praratya Positif COVID-19, Ridwan Kamil Lolos dari Penularan?
-
Sempat Antar Suami Daftar Pilgub Jakarta Lalu Batuk Pilek, Atalia Positif Covid-19, Ridwan Kamil Minta Doa
-
Bikin Pangling saat Pakai Kebaya, Amel Carla Dibilang Mirip Krisdayanti sampai Angela Gilsha
-
Terjadi 271 Kasus Positif Covid-19 Dalam Sepekan, Dua Pasien Meninggal Dunia di Bulan Desember
-
Nia Ramadhani Si Sporty Moms: Marathon Hingga Tenis
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Logistik Pilkada Sleman sudah Siap, Distribusi Aman Antisipasi Hujan Ekstrem
-
Seharga Rp7,4 Miliar, Dua Bus Listrik Trans Jogja Siap Beroperasi, Intip Penampakannya
-
Skandal Kredit Fiktif BRI Rp3,4 Miliar Berlanjut, Mantri di Patuk Gunungkidul Mulai Diperiksa
-
Pakar Ekonomi UMY Minta Pemerintah Kaji Ulang Terkait Rencana Kenaikan PPN 12 %
-
DIY Perpanjang Status Siaga Darurat Bencana hingga 2 Januari 2025