Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Selasa, 29 Desember 2020 | 13:15 WIB
Puncak Gunung Merapi yang mengeluarkan asap putih terlihat dari wilayah Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (8/12/2020). [ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho]

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi kembali meningkat. Dibandingkan pekan sebelumnya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan, kegempaan Gunung Merapi lebih tinggi pada pekan ini.

Terhitung pada 18 hingga 24 Desember 2020, BPPTKG mencatat, terjadi kegempaan vulkanik dangkal (VTB) dan gempa hembusan (DG) yang lebih tinggi di Gunung Merapi daripada minggu lalu.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan dalam pekan ini kegempaan Gunung Merapi tercatat 307 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 1.587 kali gempa Fase Banyak (MP), tiga kali gempa Low Frekuensi (LF), 250 kali gempa Guguran (RF), 324 kali gempa Hembusan (DG) dan 7 kali gempa Tektonik (TT).

"Kegempaan VTB dan DG pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu," ujar Hanik Humaida melalui keterangan tertulisnya pada Senin (28/12/2020), dikutip dari HarianJogja.com -- jaringan SuaraJogja.id.

Baca Juga: Selama Sehari Gunung Merapi Alami 42 Kali Gempa Guguran

Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi hari, sedangkan siang hingga malam hari berkabut.

Asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal dengan tekanan lemah.

"Tinggi asap maksimum 300 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Kaliurang pada tanggal 22 Desember 2020 pukul 05.39 WIB," sambung Hanik.

Sementara itu, guguran teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan dengan jarak luncur maksimal sejauh 1,5 km ke arah hulu Kali Sat di sektor barat pada tanggal 23 Desember pukul 16.54 WIB.

"Analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor tenggara tanggal 24 Desember terhadap tanggal 8 Desember 2020 menunjukkan adanya sedikit perubahan morfologi area puncak karena aktivitas guguran," terang Hanik.

Baca Juga: 5 Peristiwa Kelam di Jogja Selama 2020, Wafat Ki Seno hingga Merapi Siaga

Terkait dengan deformasi, jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BAB ke reflektor RB1 berkisar pada jarak 4.037,761 m hingga 4.038,238 m; dan dari BAB ke reflektor RB2 pada kisaran 3.852,457 m hingga 3.852,954 m. Baseline GPS Klatakan – Plawangan berkisar pada 6.164,05 m hingga 6.164,07 m.

"Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan adanya laju pemendekan
jarak sebesar 11 cm per hari," terangnya.

Sementara itu, terkait dengan hujan dan lahar di Gunung Merapi, pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 21 mm per jam selama 35 menit di Pos Kaliurang pada tanggal 18 Desember 2020.

"Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," tutur Hanik.

Load More