SuaraJogja.id - Seorang bayi berusia 9 bulan, warga Gayamharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, meninggal dunia, Rabu (30/12/2020). Jenazah bayi tersebut langsung dimakamkan di hari yang sama dengan menerapkan protokol COVID-19.
Juru Bicara Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan COVID-19 Sleman Shavitri Nurmala mengatakan, bayi tersebut memiliki gejala yang mirip dengan pasien COVID-19.
"Hanya gejala mengarah ke suspek COVID-19, tapi tidak spesifik," ujarnya, Kamis (31/12/2020).
Sementara itu diketahui, terhitung 30 Desember 2020, berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dan terkonfirmasi positif, terdapat tambahan 296 kasus positif di DIY.
Baca Juga: Kabar Duka, Mantan Menteri Kehakiman Muladi Tutup Usia
Dengan demikian, total kasus positif covid 19 di DIY menjadi sebanyak 11.898 kasus.
Dari jumlah kasus baru tersebut, ada 64 kasus berasal dari Sleman.
Tingginya kasus COVID-19 yang tak segaris lurus dengan ketersediaan ruang rawat pasien, menjadikan adanya pasien yang menjalani isolasi mandiri, di kediaman mereka masing-masing.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengungkapkan, sebagai upaya menjamin kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan isolasi mandiri, Dinkes telah merekomendasikan bahwa pengawasan pasien yang isolasi mandiri harus melibatkan tetangga, Satgas COVID-19 tingkat padukuhan.
Puskesmas wilayah turut memantau dan mengecek gejala tertentu pada pasien. Bila selanjutnya ditemukan gejala tertentu, Puskesmas akan meminta RS memeriksa pasien lebih lanjut.
Baca Juga: Mantan Meteri Kehakiman Muladi Meninggal Positif COVID-19
"Kalau prosedur isolasi [isolasi mandiri] tidak tepat, maka akan menambah jumlah kasus," ucap Joko.
Melihat tingginya angka penularan COVID-19 di Sleman itu, Pemkab Sleman memperpanjang status tanggap darurat COVID-19 di wilayah setempat dan tetap menerapkan protokol kesehatan dalam penanganan pengungsian bencana erupsi Merapi.
Kepala Pelaksana BPBD Sleman Joko Supriyanto mengungkapkan, sampai saat ini sekitar 220 orang rentan seperti orang tua, anak-anak, difabel dan perempuan hamil yang mengungsi di barak pengungsian Merapi, Sleman.
Terdapat sedikitnya 12 unit barak di Sleman disiapkan, untuk bisa digunakan sebagai pengusian sewaktu-waktu memasuki kondisi darurat.
Barak tersebut dilengkapi dengan protokol COVID-19.
“Sudah disekat-sekat. Artinya setiap ruangan ada pembatas,” ujarnya.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
Sosok Sri Respatini Istri Ray Sahetapy Sekarang, Pekerjaannya Tak Kalah Mentereng dari Dewi Yull
-
Korban Meninggal Akibat Gempa Myanmar Terus Bertambah, Ini Data Terbaru
-
Pamitan, Surya Sahetapy Kirim Pesan Haru Buat Ray Sahetapy
-
Kepergian Ray Sahetapy, Teuku Rifnu Wikana Ungkap Cita-Cita Almarhum yang Kini Terwujud
-
Mathias Muchus Berduka: Kenangan Mendalam dengan Ray Sahetapy Terungkap!
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
- Rekaman Lisa Mariana Peras Ridwan Kamil Rp2,5 M Viral, Psikolog Beri Komentar Menohok
Pilihan
-
Hasil Akhir! Pesta Gol, Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia
-
Hasil Babak Pertama: Gol Indah Zahaby Gholy Bawa Timnas Indonesia U-17 Unggul Dua Gol
-
BREAKING NEWS! Daftar Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Yaman
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
Terkini
-
Gunungkidul Sepi Mudik? Penurunan sampai 20 Persen, Ini Penyebabnya
-
Kecelakaan KA Bathara Kresna Picu Tindakan Tegas, 7 Perlintasan Liar di Daop 6 Ditutup
-
Arus Balik Pintu Masuk Tol Jogja-Solo Fungsional di Tamanmartani Landai, Penutupan Tunggu Waktu
-
AS Naikan Tarif Impor, Kadin DIY: Lobi Trump Sekarang atau Industri Indonesia Hancur
-
Petani Jogja Dijamin Untung, Bulog Siap Serap Semua Gabah, Bahkan Setelah Target Tercapai