Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Minggu, 17 Januari 2021 | 11:23 WIB
Guguran lava pijar terlihat dari Kalurahan Hargobinangun, Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (17/1/2021). - (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

SuaraJogja.id - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Minggu (17/1/2021), melaporkan, Gunung Merapi terpantau meluncurkan lava pijar sebanyak 36 kali, dengan jarak luncur maksimum hingga 1,5 km.

Berdasarkan pengamatan pada Minggu pukul 00.00-06.00 WIB, guguran lava pijar gunung di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu meluncur ke arah barat daya.

Selama periode pengamatan itu, kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida, dilansir ANTARA, Gunung Merapi juga mengalami 43 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-23 mm selama 12-188 detik dan enam kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-5 mm selama 5-8 detik.

Asap kawah tebal berwarna putih setinggi tinggi 50 meter di atas puncak kawah teramati selama pengamatan.

Baca Juga: Profil Farida Pasha, Sosok Mak Lampir yang Melegenda Meninggal Dunia

Pada periode pengamatan Sabtu (16/1) pukul 18.00-24.00 WIB, Gunung Merapi tercatat 20 kali meluncurkan lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter ke arah barat daya.

Berdasarkan hasil pengamatan selama sepekan terakhir, dari 8 hingga 14 Januari 2021), BPPTKG menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi dan mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Potensi bahaya akibat erupsi Merapi diperkirakan meliputi area dalam radius lima kilometer dari puncak gunung.

BPPTKG menyarankan aktivitas penambangan di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi di dalam kawasan rawan bencana dihentikan serta meminta para pelaku wisata dan pendaki tidak melakukan kegiatan di kawasan rawan bencana.

Baca Juga: Penampakan Letusan Efusif Gunung Merapi

Load More