Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Senin, 18 Januari 2021 | 15:15 WIB
Warga menggunakan jasa gerobak angkut untuk melintas di Jalan Trans Kalimantan yang terendam banjir di Desa Banua Raya, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Senin (11/1/2021). Banjir yang melanda sejumlah kawasan di Kecamatan Bati Bati mengakibatkan jalan Trans Kalimantan yang menghubungkan Kota Banjarmasin-Kabupaten Tanah Bumbu dan Provinsi Kalimantan Timur tersebut lumpuh akibat terendam banjir. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S

SuaraJogja.id - Awal tahun 2021, Indonesia diguncang berita duka tiada hentinya. Beberapa daerah di Indonesia tertimpa musibah dan bencana, mulai dari tanah longsor hingga banjir besar. Di tengah situasi pandemi yang juga tak kunjung surut, masyarakat dihadapkan dengan persoalan lain untuk bertahan melewati bencana alam yang datang tiba-tiba.

Menanggapi berbagai bencana yang tengah terjadi di Indonesiaa, politikus PKS Mardani Ali Sera meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk memperbaiki manajemen bencana nasional -- bukan hanya di hilir tempat bencana terjadi, tapi mulai dari hulunya. Meskipun kedatangan bencana tidak bisa diprediksi, tetapi ia mengatakan, manajemen bencana bisa diperbaiki.

Melalui akun Twitter pribadinya @MardaniAliSera, dosen di UMB ini menyampaikan agar pemerintah tidak hanya fokus pada bencana saja, tetapi juga memperbaiki manajemen bencana.

"Ayo! Perbaiki Manajemen Bencana Nasional. Menangani bencana bukan hanya di hilir tapi mulai dari hulunya @jokowi @KementerianLHK. Datangnya bencana memang tidak bisa diprediksi. Bukan bencananya saja yang kita fokusi, tapi manajemen bencana juga yang harus diperbaiki," tulis Mardani dalam cuitannya.

Baca Juga: Mardani Ali Sera Sentil Jokowi: Tangani Bencana Harus Dimulai dari Hulunya

Dalam cuitannya itu, ia juga mengutip sebuah artikel yang memuat pernyataan dari WALHI bahwa pemerintah dinilai belum siap menghadapi bencana di Kalimantan Selatan.

Selanjutnya, Mardani juga menyebutkan, ketika hutan berubah fungsi, sawah menjadi perumahan dan air tidak menemukan jalan pulang ke bumi atau ke laut, maka perlu untuk memperbaiki manajemen bencana nasional, kemudian mengevaluasi izin pembukaan lahan serta menyelamatkan rakyat dari kerusakan lingkungan.

"Ketika hutan berubah fungsi, ketika sawah jadi perumahan dan ketika air tidak menemukan jalan pulang ke bumi atau ke laut. Perbaiki Manajemen Bencana Nasional, Evaluasi Izin Pembukaan Lahan, Selamatkan Rakyat dari Kerusakan Lingkungan," imbuh Mardani.

Sejak diunggah pada Senin (18/1/2021), cuitan Mardani tersebut sudah disukai lebih dari 90 kali. Ada belasan pengguna Twitter lainnya yang ikut membagikan ulang.

Selain itu, ada beberapa warganet yang ikut memberikan tanggapan di kolom komentar, dengan berbagai pendapat yang disuarakan, termasuk mengenai izin pembukaan lahan.

Baca Juga: Sultan di Kalbar Ini Lelang Koleksi Ikan Cupang bagi Donasi Korban Bencana

"Dengan membuka Perkebunan sawit serampangan, pembalakan Liar, pembakaran gambut. Itu namanya menantang bencana," tulis akun @10Sutedi.

"Air turun itu keniscayaan, air gak bisa mengalir itu kerusakan," komentar akun @setiawa*****.

Sementara akun @SuestySS******* menyampaikan, "Pemerintah yang mana nih, pusat dan pemdanya?."

Load More