SuaraJogja.id - Para tamu undangan yang mengikuti uji coba terbatas perdana Kereta Rel Listrik (KRL) jalur Yogyakarta-Solo, Rabu (20/1/2021), merespons positif kehadiran KRL Jogja-Solo.
Salah satunya seperti yang dirasakan Nur Harsa Aryo Samudro, selaku Ketua Pramekers Jogja-Solo. Pria yang kerap disapa Harsa tersebut mengatakan bahwa pengalaman pertama menaiki KRL Jogja-Solo ini bagaikan mimpi yang menjadi nyata.
"Ini mimpi yang menjadi nyata bagi kami, khususnya penglaju atau penglajo. Kami mendapatkan kebahagiaan yang luar biasa untuk bisa mendapatkan kesempatan menjajal fasilitas KRL yang luar biasa pada hari ini," ujar Harsa kepada awak media.
Harsa sendiri adalah pengguna Prameks yang tergolong sudah cukup lama, terhitung sejak 2007 hingga 2017. Selama periode tersebut, berbagai persoalan masih saja ia temui ketika menggunakan layanan kereta api Prameks.
Persoalan mulai dari ticketing, jadwal keberangkatan, hingga ketepatan waktu tiba yang kadang tidak bisa dipastikan. Kehadiran KRL dianggap sebagai angin segar dalam layanan transportasi, khususnya kereta api.
"Senang luar biasa bahwa sekarang para pekerja profesional yang berada di Jogja atau Solo bisa terfasilitasi dengan baik, sehingga pekerjaan menjadi makin optimal," ucapnya.
Disebutkan Harsa, jumlah para penglaju Jogja-Solo atau sebaliknya setiap hari tergolong cukup tinggi. Pasalnya dalam sehari saja, paling tidak ada ribuan penglaju yang menggunakan transportasi kereta api.
Bahkan sebelum pandemi Covid-19, jumlah itu jauh lebih tinggi, yakni mencapai 8 ribu orang penglaju setiap harinya, baik dari Jogja-Solo ataupun sebaliknya, Solo-Jogja.
"Kalau yang menjadi anggota dan aktif dalam Pramekers itu ada sekitar 300-400 orang. Ada juga Prameks Lovers, yang mewadahi komunitas penglaju khusus perempuan saja," tuturnya.
Pria yang kini juga bekerja di Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Yogyakarta ini mengungkapkan, meskipun saat ini lebih banyak menghabiskan aktivitas di Jogja, tetapi hadirnya KRL ibarat anak yang diberi hadiah orang tuanya. Perasaan senang itu tidak habis atau bahkan pernah dipikirkan sebelumnya.
"Ini seperti anak yang dijanjikan untuk dibelikan sesuatu dan orang tua harus bekerja keras mewujudkan keinginan sang anak itu. Ya ini ibarat hadiah pelaju Jogja-Solo dan sebaliknya," sebutnya.
Ia mengaku telah menunggu momen uji coba KRL ini sejak lama. Awalnya, rencana itu muncul pada Oktober 2020 lalu hingga November, lalu mundur dan sampai pada hari ini.
Harsa menyampaikan sedikit saran untuk operasional KRL Jogja-Solo supaya bisa dioptimalkan lagi dalam beberapa waktu ke depan, yaitu terkait jarak naik-turun kereta dengan tinggi lantai peron, yang masih belum sejajar, sehingga cukup menyulitkan saat penumpang akan turun.
"Kalau masih kurang, ya detailnya belum bisa disampaikan karena baru sekali, tapi mungkin tentang naik-turunnya itu yang agak susah, lantai peron di beberapa stasiun seperti Maguwoharjo dan Brambanan masih cukup tinggi, jadi memang perlu berhati-hati," tandasnya.
Sementara itu, Dosen Teknik Kimia UMS Atiga Mulyaningtyas, yang juga turut dalam uji coba KRL Jogja-Solo ini, menilai bahwa kehadiran perkembangan transportasi semacam ini memang diperlukan untuk menjawab perkembangan zaman yang terus bergerak.
"Kalau saya realistis saja karena memang KRL ini dibutuhkan. Jadi memang sudah seharusnya ada," katanya.
Ia menyebutkan, jika dilihat secara kultur, penglaju di Jogja-Solo dengan di Jakarta itu sangat berbeda. Menurutnya, penglaju di Jogja-Solo lebih menikmati waktunya.
"Jadi kalau di Jogja itu lebih kepada alon-alon waton kelakon, kalau di Jakarta lebih lari-lari, grusah-grusuh. Ya saya harap kehadiran KRL Jogja-Solo bisa lebih mempertahankan kultur Jawa-nya," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Kendaraan Listrik Dilarang Lakukan Uji Coba di Lintasan Balap Karena Masalah Keamanan
-
BRI Liga 1: PSS Sleman Jalani Laga Uji Coba, Ini Tujuan Mazola Junior
-
Vivo S20 Pro: Uji Coba AnTuTu Ungkap Skor Menakjubkan, Siap Bersaing dengan Flagship
-
Uji Coba Program Makan Gratis di Sekolah, Warganet Kritik Nutrisi dalam Menu yang Disajikan
-
Tanyakan Langsung Rasa Menu Makan Siang Gratis, Begini Jawaban Siswa SMPN 270 ke Gibran
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
- Datang ke Acara Ultah Anak Atta Halilintar, Gelagat Baim Wong Disorot: Sama Cewek Pelukan, Sama Cowok Salaman
- Menilik Merek dan Harga Baju Kiano saat Pesta Ulang Tahun Azura, Outfit-nya Jadi Perbincangan Netizen
Pilihan
-
5 HP Samsung Rp 1 Jutaan dengan Kamera 50 MP, Murah Meriah Terbaik November 2024!
-
Profil Sutikno, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang Usul Pajak Kantin Sekolah
-
Tax Amnesty Dianggap Kebijakan Blunder, Berpotensi Picu Moral Hazard?
-
Aliansi Mahasiswa Paser Desak Usut Percobaan Pembunuhan dan Stop Hauling Batu Bara
-
Bimtek Rp 162 Miliar, Akmal Malik Minta Pengawasan DPRD Terkait Anggaran di Bontang
Terkini
-
Viral Video Truk Buang Sampah Ilegal di Hutan Gunungkidul, WALHI Desak Pemda DIY Bertindak
-
Timses Pede Heroe-Pena Menang Pilkada Yogyakarta, Target 40 Persen Suara Terkunci
-
Mary Jane Bisa Kumpul Keluarga, Buat Pesan Menyentuh sebelum Keluar dari Lapas Jogja
-
Menteri LH Marah soal Sampah, 5 Truk dari Jogja Tertangkap Basah Buang Limbah di Gunungkidul
-
Anggaran Sampah Jogja Terungkap, hanya 40 Persen dari Rp96 Miliar untuk Atasi Timbunan