SuaraJogja.id - Aksi kekerasan dan penganiayaan jalanan atau klitih di wilayah Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul masih kerap terjadi.
Sebagai wilayah padat penduduk dan banyak pelajar, di sekitar wilayah hukum Polsek Sedayu dimungkinkan terjadi kekerasan jalanan.
Kapolsek Sedayu Kompol L Ardi Hartana tidak menampik, di Sedayu banyak peristiwa klitih dan tawuran.
"Ada beberapa peristiwa klitih di wilayah ini, sebelum pandemi Covid-19, petugas saya arahkan untuk berjaga di sekolah-sekolah saat mereka pulang sekolah. Kita sudah antisipasi karena biasanya rombongan [pelajar] datang dari luar wilayah Sedayu untuk melakukan aksi [tawuran]," jelas Ardi, ditemui wartawan di Mapolsek Sedayu, Kamis (21/1/2021).
Ardi melanjutkan, memang di wilayah Sedayu banyak pelajar dan juga mahasiswa.
Ia mengatakan bahwa peristiwa klitih sendiri pelakunya kebanyakan dari luar Sedayu.
"Ada kasus yang sudah kami ungkap. Kebanyakan pelaku adalah orang dari luar wilayah Sedayu. Hal itu karena wilayah di sini jadi tempat perlintasan. Contoh kasus saat penangkapan senjata tajam tanpa izin yang kami lakukan beberapa waktu lalu. Tiga pelaku adalah warga Gamping, Sleman," ungkapnya.
Selama 2020, kata Ardi, aksi penganiayaan jalanan atau klitih meningkat tajam di akhir tahun. Pada Oktober tercatat terdapat empat kasus yang terjadi.
"Kebanyakan anak-anak ini berkelompok. Kami amankan dan kami bina. Selain bulan Oktober, pada November 2020 terdapat satu kasus yang sudah kami ungkap," jelas dia.
Baca Juga: Berniat Balas Usai Jadi Korban Klitih, 3 Remaja Ini Keburu Ditangkap Warga
Ia menjelaskan, di tengah pandemi Covid-19, di mana anak-anak belajar secara daring, menyebabkan pelajar jenuh, sehingga tak menutup kemungkinan, kejenuhan tersebut berubah menjadi hal-hal yang negatif jika tidak ada pengawasan.
"Memang banyak faktornya mengapa anak-anak bertindak di luar kewajaran itu. Nah peran orang tua ini harus lebih care [peduli], jadi tidak hanya menyerahkan tugasnya ke sekolah ataupun sebaliknya. Di samping itu, kami juga mendorong pihak sekolah untuk memberikan tugas yang variatif," ungkap Ardi.
Ia mengatakan, pembinaan sudah sering dilakukan Satuan Binmas Polsek Sedayu terhadap anak-anak yang berpotensi melakukan pelanggaran hukum.
Untuk itu, upaya meminimalisasi tindak kejahatan anak-anak yang kerap terjadi di Sedayu harus bersama-sama dilakukan masyarakat.
"Jika hanya mengandalkan dari kepolisian [Binmas] akan sangat sulit, jadi ketika memang ada anak yang kami amankan karena melakukan penganiayaan, kami undang orang tuanya, kami panggil juga pihak sekolahan dan sampai RT-nya kami hadirkan," kata dia.
Hal itu tidak lain untuk bersama-sama untuk melakukan pengawasan, sehingga aktivitas anak terus diperhatikan dan bisa diingatkan ketika menjurus pada tindakan melanggar hukum.
Berita Terkait
-
Masih Tinggi Kasus Kekerasan terhadap Anak di Kota batu, Ini Langkah Kejari
-
Berniat Balas Usai Jadi Korban Klitih, 3 Remaja Ini Keburu Ditangkap Warga
-
Kantongi Identitas Pelaku, Polisi Buru Gerombolan Pembacok di Yogyakarta
-
Cemburu, Cowok Pukul dan Sundut Pacar yang Mabuk dan Nginap dengan Teman
-
Cemburu, ABG Ini Pukuli dan Sundut Rokok Pacarnya di Surabaya
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Nataru Jadi Target: Pedagang Pasar Godean Nekat Pindah Meski Atap Bocor, Ini Alasannya
-
Sempat Dilema, Pemda DIY Gaspol Rencana PSEL untuk Kelola Sampah 1.000 Ton per Hari
-
Kasus Perusakan Polda DIY: Mahasiswa UNY Ditahan, Restorative Justice Jadi Solusi?
-
Rahasia DANA Kaget di Sini, Klik Linknya, Dapatkan Saldo Gratis Sekarang
-
Nermin Haljeta Menggila, PSIM Hancurkan Dewa United di Kandang Sendiri