SuaraJogja.id - Seorang pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh tak menutup kemungkinan akan terjangkit lagi. Faktanya, hal itu terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Bantul.
Terbaru, di wilayah Kapanewon Banguntapan terjadi kasus tersebut. Sebanyak enam orang warga yang berada di Kalurahan Banguntapan dan Baturetno terkonfirmasi positif Covid-19 setelah dinyatakan sembuh.
Panewu Banguntapan Fauzan Muarrifin membenarkan hal itu. Enam warganya yang sebelumnya sembuh kembali terkonfirmasi Covid-19.
"Benar ada enam orang dari dua desa [Banguntapan dan Baturetno] yang kembali terkonfirmasi Covid-19, tapi hal itu sudah terjadi pada Desember lalu. Kebetulan keenamnya mengidap sakit yang sama di bulan itu," jelas Fauzan, dikonfirmasi wartawan, Senin (25/1/2021).
Baca Juga: Angka Kematian Pasien Covid-19 Melonjak, Begini Penjelasan RSD Wisma Atlet
Kendati demikian, lanjut Fauzan, keenam orang tersebut, yang di antaranya merupakan warga sipil dan ada salah satu dokter, sudah sembuh total. Saat ini keadaannya normal.
"Sudah sebulan lalu dinyatakan positif, tapi sekarang sudah sehat lagi. Sudah beraktivitas seperti biasa dan tidak ditemukan gejala Covid-19," ujar Fauzan.
Ia menerangkan, tidak ada tindakan khusus bagi enam warganya yang telah dua kali terpapar Covid-19. Namun, Satgas Covid-19 Kapanewon menyarankan kepada warga tersebut untuk lebih disiplin menaati protokol kesehatan.
Menanggapi terkait kejadian tersebut, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bantul Sri Wahyu Joko Santoso tak menampik bahwa orang terkonfirmasi Covid-19 bisa terpapar virus yang sama untuk kali kedua. Namun, kadar atau tingkat paparannya jauh lebih kecil dari sebelumnya.
"Tentu bisa terpapar lagi [pasien sembuh dinyatakan terkonfirmasi Covid-19 lagi]. Kadar paparannya jauh lebih kecil, tetapi jika ada yang komorbid [memilik penyakit penyerta], dia lebih berat," ujar pria yang akrab disapa dokter Oki itu.
Baca Juga: Miris! Pasien Covid Tewas Ditolak RS, Sempat Ditawari Kamar DP Rp 1 Juta
Ia menjelaskan, kembali terpaparnya pasien itu bisa terjadi karena jarak kesembuhan dan swab PCR-nya yang pasien lakukan terlalu dekat. Ia mengatakan, keadaan pasien ada yang disebut long Covid-19 dan positif resisten.
"Dia swab di mana yang kedua? Nah jaraknya dengan yang pertama dulu [terkonfirmasi Covid-19] berapa jauh, berapa pekan, atau berapa bulan. Jadi ada yang namanya long Covid-19, ada yang namanya positif resisten. Itu semuanya normal. Itu secara spesialistik dokter itu semuanya normal," ungkap dia.
Oki, yang juga sebagai Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Bantul, menjelaskan, sesuai pedoman, seseorang terkonfirmasi positif Covid-19 dan sudah menjalani karantina sesuai aturan 10 hari bagi orang yang tanpa bergejala dan dengan gejala ringan lalu hilang gejalanya, itu sudah dinyatakan sembuh.
"Apalagi sudah isolasi 14 hari. Tidak perlu evaluasi, hal itu sudah ada di pedoman. Namun memang ada warga yang kembali melakukan swab PCR dan hasilnya diketahui positif lagi," ujar dia.
Oki menerangkan bahwa alat atau mesin PCR tidak bisa membedakan apakah virus Covid-19 sudah mati atau masih tersisa di dalam tubuh. Sehingga jarak sembuh dan pengecekan swab PCR mempengaruhi dan bisa kembali dinyatakan positif Covid-19.
Kendati demikian, jika memang ada warga yang kembali terkonfirmasi Covid-19, kata Oki bisa dilihat apakah dari jarak uji swab PCR dengan dinyatakan sembuh berdekatan. Selain itu pola hidup warga juga ikut mempengaruhi.
"Lalu kemudian pola hidupnya dia sehari-hari bagaimana? Jika seseorang sering keluar masuk wilayah zona tinggi (Covid-19) kemungkinan bisa reinfeksi. Jika itu tidak bergejala, infeksi kedua itu tidak akan menjadikan masalah. Cukup dilaksanakan dengan isolasi mandiri selama 10 hari jika dia tanpa gejala," ujar Oki.
Dari enam warga Banguntapan yang merupakan seorang dokter, kata Oki tak perlu lagi dilakukan skreening bagi tenaga kesehatan (nakes). Ia menjelaskan jika tenaga kesehatan yang merasa kontak erat dengan pasien Covid-19, segera melakukan pemeriksaan.
"Tidak (perlu skreening ke nakes), jika sesuai pedoman tenaga kesehatan yang merasa sudah kontak erat, maka apapun kondisinya, kapanpun dia merasakan kontak erat itu akan ditindaklanjuti dengan tes. Itu protap seperti itu, jadi tidak perlu menunggu skreening ulang," jelas dia.
Kasus positif Covid-19 secara signifikan masih mengalami peningkatan. Maka dari itu kedisiplinan melakukan protokol kesehatan harus dilakukan masing-masing warga, khususnya di wilayah Bantul.
Berita Terkait
-
Status Pandemi Dicabut, Perawatan Pasien Covid-19 Bakal Ditanggung BPJS
-
INFOGRAFIS Tutupnya Operasional RSDC Wisma Atlet Kemayoran
-
Yang Tertinggal, Bekas Pusat Isolasi Pasien Covid-19 Saat Pandemi
-
Kini Resmi Ditutup, Kilas Balik Sejarah Wisma Atlet Hingga Jadi RS Darurat Covid-19
-
Pasien COVID-19 Bertambah 222 Orang Hari Ini, Warga DIminta Tidak Lengah
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Logistik Pilkada Sleman sudah Siap, Distribusi Aman Antisipasi Hujan Ekstrem
-
Seharga Rp7,4 Miliar, Dua Bus Listrik Trans Jogja Siap Beroperasi, Intip Penampakannya
-
Skandal Kredit Fiktif BRI Rp3,4 Miliar Berlanjut, Mantri di Patuk Gunungkidul Mulai Diperiksa
-
Pakar Ekonomi UMY Minta Pemerintah Kaji Ulang Terkait Rencana Kenaikan PPN 12 %
-
DIY Perpanjang Status Siaga Darurat Bencana hingga 2 Januari 2025