Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Minggu, 31 Januari 2021 | 17:04 WIB
Permadi Arya alias Abu Janda seusai membuat laporan di Bareskrim Polri. (Suara.com/Arga).

SuaraJogja.id - Sorotan publik tengah terfokus pada pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda karena kasus "Islam arogan" saat berbalas cuitan dengan Tengku Zulkarnain alias Tengku Zul.

Aktivis Nahdlatul Ulama (NU) Mohamad Guntur Romli, yang juga akrab disapa Gun Romli, pun turut memberi komentar.

Bagi dia, merupakan hal yang wajar jika orang-orang tidak suka dengan gaya Abu Janda.

Namun, lebih wajar lagi, menurut Gun Romli, jika orang-orang lebih tidak suka dengan gaya Tengku Zul.

Baca Juga: Kolom Pekerjaan Disorot, Ini Profesi Abu Janda sebelum Aktif di Medsos

"Banyak orang waras gak suka gaya Abu Janda, tapi klau benar2 waras pasti lebih tidak suka gaya Tengku Zul dan Munarman," kicau @GunRomli, Minggu (31/1/2021).

Pernyataan tersebut kemudian ditimpali putri sulung Presiden Ke-4 RI Gus Dur, Alissa Wahid.

Ia sepakat dengan Gun Romli. Psikolog lulusan UGM ini mengakui dirinya memang tak cocok dengan Abu Janda.

Kendati begitu, ia tak mempermasalahkannya. Di sisi lain, baginya Tengku Zul lebih mengusiknya.

Namun, di akhir cuitannya, Alissa Wahid menegaskan, bukan berarti pernyataannya itu menandakan bahwa ia setuju jika Abu Janda disebut sebagai representasi NU.

Baca Juga: Abu Janda Dipanggil Bareskrim Terkait Cuitan 'Islam Arogan' Besok Senin

"Pernyataan ini benar tapi aneh. Apa hubungannya? Saya sejak awal tidak pernah nyambung dg Permadi, tidak pernah meributkan. Saya meributi Tengku Zul. Tapi itu tidak berarti saya menerima bila Permadi dianggap merepresentasi NU," cuit @AlissaWahid.

Diberitakan sebelumnya, cuitan Abu Janda yang menyebut "Islam Arogan" telah menuai banyak sorotan dan kontroversi.

Awalnya, Tengku Zul, lewat akun Twitter @ustadztengkuzul, berbicara soal arogansi minoritas terhadap mayoritas di Afrika.

"Dulu minoritas arogan terhadap mayoritas di Afrika Selatan selama ratusan tahun, apertheid. Akhirnya tumbang juga. Di mana-mana negara normal tidak boleh mayoritas arogan terhadap minoritas. Apalagi jika yang arogan minoritas. Ngeri melihat betapa kini Ulama dan Islam dihina di NKRI," cuit Tengku Zulkarnain lewat akun Twitter @ustadztengkuzul, seperti dilihat, Jumat (29/1/2021).

Kemudian Abu Janda membalas cuitan itu dengan menyebut Islam sebagai pendatang yang arogan karena mengharamkan kearifan lokal di Indonesia.

"Yang arogan di Indonesia itu adalah Islam sebagai agama pendatang dari Arab kepada budaya asli kearifan lokal. Haram-haramkan ritual sedekah laut, sampai kebaya diharamkan dengan alasan aurat," cuit Abu Janda lewat akun @permadiaktivis1.

Kini, Bareskrim Polri akan segera memeriksa Abu Janda terkait cuitan "Islam Arogan" itu.

Pemanggilan sendiri didasari laporan Medya Rischa soal dugaan ujaran kebencian terhadap suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dan penistaan agama dengan nomor: LP/B/0056//I/2021/BARESKRIM yang pada masuk Jumat (29/1) kemarin.

Abu Janda juga sempat dilaporkan terkait dugaan ujaran kebencian terhadap tokoh Papua, Natalius Pigai. Dalam cuitanya, Abu Janda mempertanyakan apakah Natalius sudah berevolusi.

Load More