SuaraJogja.id - Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul Helmi Jamharis harus mengurungkan niatnya untuk menerima vaksin Covid-19. Tiga kali mengecek tekanan darah, hasilnya masih tinggi.
"Iya hari ini saya cek tensi darah lagi dan hasilnya masih tinggi, sehingga vaksinasi harus ditunda lagi," ujar Helmi, dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (4/2/2021).
Helmi mengaku, selama ini ia sudah mengonsumsi Amlodipine atau obat penurun tekanan darah.
Kendati demikian, tensinya masih saja tinggi.
"Tadi ditensi masih 150/90 mmHg, sehingga belum bisa divaksin, padahal saya sudah konsumsi obat penurun tekanan darah,” kata Helmi.
Mantan Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bantul itu sebelumnya menjadi pejabat pertama yang dijadwalkan menerima vaksin pada Kamis (28/1/2021).
Namun kondisi tekanan darahnya cukup tinggi berkisar 170/90 mmHg, sehingga vaksinasi harus ditunda.
Selanjutnya, saat pemantauan vaksinasi di puskesmas, Rabu (3/2/2021), Helmi kembali mengecek tensinya di Puskesmas Kretek.
Hasilnya, tercatat tekanan darahnya 150/90 mmHg. Syarat menerima vaksin Sinovac salah satunya yakni, tekanan darah harus normal, yaitu berkisar 140/80 mmHg.
Baca Juga: Oxford/AstraZeneca Akan Modifikasi Vaksin untuk Lawan Varian Baru Corona
Kendati gagal divaksin kali ketiga, hal tersebut tidak membuat Helmi membatalkan diri mendapatkan vaksin Sinovac.
“Tadi saya ke RSUD Panembahan Senopati sendiri. Petugas mengatakan, jika saya sudah siap, saya diminta ke rumah sakit lagi dan akan divaksin,” jelas Helmi.
Terpisah, Kepala Humas RSUD Panembahan Senopati Siti Rahayu Ningsih membenarkan bhawa Sekda Bantul harus menunda vaksinasi karena hipertensi.
“Iya, tadi beliau [Sekda] ke sini. Sudah dicek juga, hasilnya beliau gagal dapat vaksin. Beliau sebelumnya memang gagal divaksin pada vaksinasi perdana karena hal sama, yakni tekanan darah tinggi,” ucap Siti.
Dua pejabat lainnya, yakni Kepala Disdikpora Bantul Isdarmoko dan Kepala Kejaksaan Negeri Bantul Nur Asiah, belum melakukan pengecekan kembali.
"Jika dua pejabat lainnya belum [divaksin] Untuk jadwalnya kapan, bisa ditanyakan ke Dinas Kesehatan," jelasnya.
Berita Terkait
-
Oxford/AstraZeneca Akan Modifikasi Vaksin untuk Lawan Varian Baru Corona
-
The Lancet: Vaksin Sputnik Rusia Keampuhan 91 Persen, Tanpa Efek Samping
-
China Tangkap 80 Kelompok Kriminal yang Jual dan Buat Vaksin Covid-19 Palsu
-
Setelah Nakes, Giliran Guru di Pontianak Divaksin Covid-19
-
98 Ribu Tenaga Kesehatan Batal Dapat Vaksin Covid-19
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Danantara dan BP BUMN Siagakan 1.000 Relawan untuk Tanggap Darurat
-
Bantu Korban Sumatera, BRI Juga Berperan Aktif Dukung Proses Pemulihan Pascabencana
-
Anak Mantan Bupati Sleman Ikut Terseret Kasus Korupsi, Kejaksaan Buka Suara Soal Peran Raudi Akmal
-
Imbas Jembatan Kewek Ditutup, Polisi Siapkan Skema Dua Arah di Sekitar Gramedia-Bethesda
-
Lambat Tangani Korban, Muhammadiyah Desak Prabowo Tetapkan Status Bencana Nasional Sumatera