Disinggung mengenai penerapan protokol kesehatan, Kholiq mengaku sudah menyiapakan semuanya dengan baik. Mulai dari anjuran bagi para wisatawan yang hendak berkunjung untuk melakukan reservasi online terlebih dulu.
Nantinya pembayaran pun juga dapat dilakukan lewat transfer atau menggunakan edc hingga barcode yang telah disediakan. Saat sudah datang di lokasi, pengunjung atau minimal perwakilan dari rombongan akan dicatat perihal asal daerah kunjungan dan nomor yang bisa dihubungi.
Pengecekan suhu tubuh juga dilakuka sebelum para pengunjung memasuki area objek wisata. Jika kedapatan ada yang memiliki suhu tubuh lebih dati 37,3 derajat celcius maka pengunjung akan diminta untuk beristirahat atau transit sejenak di gubuk yang telah disiapkan pengelola.
Jika setelah istirahat sekitar 30 menit dan dicek kembali suhu tubuh masih belum turun maka pengunjung akan disarankan untuk pulang. Atau akan diarahkan menuju rumah sakit terdekat yakni RSUD Prambanan.
Baca Juga: Mayoritas RT di Sleman Masih Hijau, Hanya Satu RT Masuk Zona Kuning
"Kita juga selalu ingatkan pengunjung saat turun dari kendaraan agar segera cuci tangan di wastafel yang telah disediakan. Di setiap titik kumpul atau spot-spot unggulan juga kita tambah petugas yang membawa pengeras suara untuk mengingatkan prokes. Walaupun juga sudah banyak baliho atau peringatan tentang protokol kesehatan," tuturnya.
Bahkan pihaknya juga telah menyediakan medical room lengkap dengan tenaga medis yang berjaga di area objek wisata. Hal itu guna mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan terjadi.
"Kita sediakan juga medical room lengkap dengan tenaga medis. Minimal untuk mengecek kami sendiri selaku pengelola. Itu swadaya kita. Walaupun kami baru mampu membayar perawat saja karena harus stand by juga di sana," terangnya.
Menurut Kholiq, para pengunjung sudah taat dan sadar terkait penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di objek wisata. Termasuk memakai masker dan selalu membawa hand sanitizer.
Mengenai pembatasan pengunjung, Kholiq menjelaskan, jika berdasarkan rumus yang telah diberikan oleh Dinas Pariwisata maka luasan tanah non parkir dalam meter persegi di bagi dua. Nantinya hasil tersebut sama dengan jumlah pengunjung yang boleh berkunjung dalam satu waktu.
Baca Juga: Terbukti Langgar Etik, 2 Anggota KPU Sleman Dijatuhi DKPP Sanksi Peringatan
Sementara untuk Taman Wisata Tebing Breksi sendiri memiliki sekitar 33 ribu meter luas tanah non parkir. Artinya jika dibagi dua berarti masih ada 15 ribu pengunjung dalam satu waktu.
Berita Terkait
-
Tersisa 5 Pekan, Berikut Daftar Tim BRI Liga 1 2024/2025 yang Terancam Degradasi
-
Hasil BRI Liga 1: Momen Pulang ke Rumah, PSS Sleman Malah Dihajar Dewa United
-
BRI Liga 1: Hadapi Dewa United FC, PSS Sleman Bawa Misi Selamatkan Diri
-
Hasil BRI Liga 1: Dipecundangi PSBS Biak, PSS Sleman Terbenam di Dasar Klasemen
-
Masjid Agung Sleman: Pusat Ibadah, Kajian, dan Kemakmuran Umat
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan