Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 14 Februari 2021 | 13:47 WIB
ilustrasi Tebing Breksi. (Instagram/@aryajakasatria)

Bahkan pihaknya juga telah menyediakan medical room lengkap dengan tenaga medis yang berjaga di area objek wisata. Hal itu guna mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan terjadi.

"Kita sediakan juga medical room lengkap dengan tenaga medis. Minimal untuk mengecek kami sendiri selaku pengelola. Itu swadaya kita. Walaupun kami baru mampu membayar perawat saja karena harus stand by juga di sana," terangnya.

Menurut Kholiq, para pengunjung sudah taat dan sadar terkait penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di objek wisata. Termasuk memakai masker dan selalu membawa hand sanitizer.

Mengenai pembatasan pengunjung, Kholiq menjelaskan, jika berdasarkan rumus yang telah diberikan oleh Dinas Pariwisata maka luasan tanah non parkir dalam meter persegi di bagi dua. Nantinya hasil tersebut sama dengan jumlah pengunjung yang boleh berkunjung dalam satu waktu.

Baca Juga: Mayoritas RT di Sleman Masih Hijau, Hanya Satu RT Masuk Zona Kuning

Sementara untuk Taman Wisata Tebing Breksi sendiri memiliki sekitar 33 ribu meter luas tanah non parkir. Artinya jika dibagi dua berarti masih ada 15 ribu pengunjung dalam satu waktu.

"Tapi ya kapan mau mencapai 15 ribu kalau ini belum berakhir. Jadi ya jane mboten arep kulo batesi mas lha ora ono pengunjung e. Intinya kita manut aturan pemerintah daripada ditutup," tandasnya.

Load More