SuaraJogja.id - Ustaz Tengku Zulkarnain baru-baru ini memberikan komentarnya terkait perlakuan pihak kepolisian terkait kasus Abu Janda dengan Habib Rizieq dan ustaz Maaher At Thuwailibi.
Melalui akun sosial medianya, ustaz Tengku Zul mengaku heran soal tindakan hukum yang diberlakukan kepada Abu Janda yang dianggap lebih lembut ketimbang saat menangani kasus Habib Rizieq.
Mantan Wasekjen MUI itu bahkan mempertanyakan apa kesaktian Abu Janda itu.
“Timbul pertanyaan apa sih kesaktiannya Abu Janda sampai penegak hukum lemah lembut banget pada dia?” kicau Tengku Zul seperti dilansir dari Hops, Selasa (23/2/2021).
Baca Juga: Elektabilitas Ustaz Abdul Somad Kalahkan Habib Rizieq dan Ketua DPR RI
“Beda dengan perlakuan atas Habib Rizieq dan Ustadz Maher dan lain-lain. Ada yang bisa bantu jawab? Gejala apakah ini? Monggo,” sambungnya.
Lebih lanjut Tengku Zul juga menyindir sejumlah pihak yang disebutnya sebagai ‘pembully kebenaran’ lantaran saat ini seakan tutup mata dan tidak bersuara terhadap kasus yang menimpa Abu Janda.
Padahal, biasanya mereka kerap memberi komentar pedas terhadap sejumlah kasus, di antaranya jerat hukum yang menyeret nama Habib Rizieq dan Ustaz Maheer.
“Para pembully kebenaran pada ngumpet ke mana ya? Tidak ada yang bersuara atas perbedaan prilaku hukum pada diri Abu Janda ini. Denny Siregar, Ade Armando, dan kawan-kawan kemana suaranya? Kenapa?,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengeluarkan Surat Edaran atau SE penanganan kasus UU ITE. Dalam SE itu, ada ketentuan bila tersangka kasus UU ITE meminta maaf maka tak ditahan dan dibuka ruang lebar untuk mediasi.
Baca Juga: Pengacara Habib Rizieq ke Pakar Hukum UI: Indriyanto Bukan Ahli Pertanahan
Terbitnya SE UU ITE ini direspons sinis oleh sejumlah kalangan. Sebab SE ini dinilai menguntungkan sejumlah tersangka kasus UU ITE, misalnya Abu Janda atau Permadi Arya.
Atas terbitnya SE kasus ITE itu, sejumlah warganet menyoroti dampak dan nasibnya bag Abu Janda. Pria pegiat media sosial it jadi tersangka UU ITE dalam kasus Islam arogan, yang ramai beberapa waktu lalu kan.
Sinisme yang muncul merespons SE tersebut yaitu surat edaran ini melindungi sejumlah para buzzer pemerintah.
“Selamatlah Abu Janda,” tulis pegiat media sosial Mustofa Nahrawardaya dalam kicauannya, Selasa (23/2/2021).
Respons senada pun muncul dari politikus Partai Demokrat, Cipta Panca Laksana dalam cuitannya di Twitter.
“Nyelametin Abu Janda ini mah,” tulis Panca di akun @panca66.
Berita Terkait
-
Komdigi soal Wartawan Asing Izin Polisi untuk Liputan di Indonesia: Hanya Pendataan
-
Beredar Hoaks Abu Janda Jadi Komisaris, Jejak Digital Dukung Israel Jadi Sorotan
-
Ajudan Kapolri Berulah, Komnas HAM Kecam Kekerasan Terhadap Jurnalis
-
Jejak Kontroversi Abu Janda: Rasis ke Natalius Pigai hingga Sebut Islam Arogan, Kini Komisaris BUMN?
-
Viral! Ajudan Kapolri Kasar pada Jurnalis di Semarang: Kalian Pers, Saya Tempeleng Satu-Satu!
Tag
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan