SuaraJogja.id - Kemunculan varian baru virus corona -- penyebab Covid-19 -- berpotensi besar muncul di Indonesia.
Kemungkinan varian atau strain baru virus tersebut diungkapkan epidemiolog UGM dr Bayu Satria Wiratama.
Sayangnya, kata Bayu, kemungkinan munculnya varian baru virus corona itu tak sejalan dengan kemungkinan untuk bisa mendeteksinya.
“Kemungkinannya sangat besar, tapi kemungkinan kita bisa mendeteksinya kurang begitu besar,” ungkapnya, Selasa (23/2/2021).
Baca Juga: Satgas Pastikan Mutasi Covid-19 Asal Inggris Belum Ada di Indonesia
Berdasarkan rilis UGM, Bayu mengatakan, kondisi tersebut disebabkan oleh kegiatan surveilans genomik SARS-CoV-2 di tanah air, yang saaat ini belum maksimal.
Kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap genomik virus corona baru masih sangat kecil.
“Baru sekitar 0,03 persen dari seluruh sampel kita, masih kecil,” ujar dia.
Bayu menambahkan, potensi munculnya strain baru Covid-19 made in Indonesia cukup besar karena penularan Covid-19 di Indonesia masih aktif dan cukup luas di berbagai wilayah.
Penularan yang terjadi secara terus menerus membuat potensi virus untuk bermutasi kian besar.
Baca Juga: Peringatan! Varian Covid-19 Afrika Selatan Akan Datang Beberapa Gelombang
Terlebih, lanjutnya, virus SARS-CoV-2 merupakan tipe virus RNA seperti virus influenza, yang mudah bermutasi.
“Dampak paling serius adalah kita akan terus menerus mengembangkan vaksin. Sebab, mutasinya tidak pernah bisa secara efisien dihentikan oleh vaksin sebelumnya dan penularan akan terus berlanjut,” paparnya.
Bayu lantas menekankan, pemerintah perlu terus meningkatkan strategi 3T yakni testing, tracing, dan treatment.
Upaya tersebut bertujuan untuk menekan transmisi dan mengantisipasi munculnya varian baru virus SARS-CoV-2.
Sementara itu, masyarakat juga harus patuh melaksanakan 5M, antara lain memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilitas, serta menghindari kerumunan.
“Mutasi virus ini bisa terjadi karena 3T dan 5M yang masih lemah. Walaupun mutasi terjadi sifat penularannya sama jadi tetap bisa dicegah dengan 5M,” jelas Bayu.
Berita Terkait
-
Antrean Gas LPG 3 Kg Renggut Nyawa Ibu Renta, Pakar UGM Ikut Teriris: Inikah yang Dimau Pemerintah?
-
Wakil Rektor UGM Sebut "Lapor Mas Wapres" Cuma Pencitraan Gibran: Bisa jadi Jebakan Itu
-
Agar Tak Tertular Covid, Epidemiolog ke Kelompok Lansia dan Rentan : Jaga Diri Pakai Masker, Kalau Fit Tak Usah Keluar
-
Serba-serbi Omicron BA.2.75 atau Centaurus: dari Gejala hingga Penularan
-
Subvarian Baru Covid-19, Gejalanya Sering Berkeringat di Malam Hari
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan