SuaraJogja.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melakukan kunjungan ke Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Dalam kesempatan tersebut, Budi mengunjungi beberapa titik di antaranya adalah Puskesmas Bambanglipuro, Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19, dan Balai Desa Sumbermulyo. Ia memberikan pujian kepada penanganan covid-19 di buki Projotamansari tersebut dan mengaku bisa menjadi percontohan nasional.
Dalam sambutannya, Budi menyebutkan jika satu target untuk menangani covid-19 adalah mengurangi penularan. Maksudnya, dari satu orang yang terpapar jangan sampai menularkan ke dua, tiga, lima atau bahkan sepuluh orang. Kalau bisa, dari satu orang hanya menularkan ke satu orang saja atau dari dua orang yang terpapar hanya menularkan kepada satu orang saja.
"Target operasinya atau tujuannya cuma satu, gimana laju penularan bisa dikurangi," ujar Budi di Puskesmas Bambanglipuro Senin (1/3/2021).
Saat bertandang ke Puskesmas Bambanglipuro, Budi menyebutkan jika laju penularan di Bantul masih berada dalam rasio satu banding satu. Ia berharap, kedepannya laju penularan tersebut bisa terus diturunkan. Sehingga sebisa mungkin dari satu orang yang terpapar tidak lagi menulari orang lain.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengoptimalkan 3T, yakni Tracing, Testing dan Treatment. Ketika seseorang dinyatakan positif, maka harus segera diidentifikasi dan dilakukan isolasi. Supaya tidak menular kepada orang lain. Budi juga menjelaksan jika virus corona ini akan mati dalam kurun waktu 14 hari.
"Karena virus ini dalam hitungan 14 hari mati, jadi kalau didiemin dia mati. Asalkan kondisi kita tidak parah," ujar Budi.
Jika memiliki penyakit penyerta atau komorbid akan berbahaya bagi pasien. Terutama pada lima hari pertama. Hal yang berbahaya adalah pada kurun waktu 14 hari pertama jangan melakukan penularan. Selain kondisi pasien, hal yang perlu diidentifikasi adalah orang-orang yang berinteraksi erat dengan pasien. Tidak hanya di rumah namun juga di kantor.
Secara aturan, seharusnya dalam kurun waktu 72 jam jika ada yang terpapar covid-19, harus diketahui orang tersebut bertemu siapa saja dalam jarak dekat dan banyak berbicara. Diakui Budi, bahwa tracing dan testing di Indonesia saat ini masih lemah. Dibutuhkan disiplin dari pegawai puskesmas untuk melakukan dua langkah pencegahan tersebut.
"Tracing itu ada aturannya, 30 per 100.000 populasi. Jadi kira-kira butuh 80.000 untuk seluruh wilayah di Indonesia," ujar Budi.
Baca Juga: Sebanyak 11.186 Pedagang di Bantul Diajukan Dapat Vaksin Tahap 2
Jumlah tersebut harus dilakukan di seluruh Indonesia dan seluruh desa. Untuk bisa mencapai target tersebut, salah satu yang bisa dimanfaatkan adalah keberadaan Babinsa dan Babinkamtibmas. Sebab, pandemi ini juga termasuk perang, namun melawan virus. Ancamnanya sama yakni membunuh manusia.
Selanjutnya Budi mengaku kagum karena Bantul sudah bisa menjalaninya. Tracing sendiri tidak perlu dilakukan kepada semua orang. Melainkan fokus kepada orang yang memiliki gejala demam, flu dan sebagainya. Budi juga mengapresiasi Kepala Puskesmas Bambanglipuro, dr Glory yang disebut tanggap dalam menangani pandemi. Ia berharap orang cerdas sepeti dr glory bisa dipindahkan ke zona-zona yang masih berwarna merah.
"Nanti kalau sudah sukses dipindahkan ke daerah yang banyak merah-merahnya," kata Budi sembari tertawa.
Budi juga mengapresiasi Kapolres Bantul dan Dandim 0729 Bantul yang sudah banyak memberikan bantuan. Sebab, untuk bisa meningkatkan tracing dibutuhkan orang yang memang paham mengenai kondisi geografis wilayah setempat. Berkunjung ke daerah, Budi sengaja mencari profil yang berhasil untuk menjadi contoh bagi wilayah lainnya.
Sementara itu, Bupati Kabupaten Bantul Abdul Halim Muslih menyampaikan jika saat ini tren covid-19 mengalami penurunan. Oleh sebab itu, pemerintah pusat dalam hal ini kementerian kesehatan memberikan apresiasi. Bantul juga disebut akan menjadi percontohan secara nasional dalam hal penanggulangan covid-19.
"Tadi bu dirjen mengatakan akan dijadikan percontohan nasional penanggulangan covid-19," kata Halim di Balai Desa Sumbermulyo.
Berita Terkait
-
Dihadiri Jokowi dan Menkes, Hari Ini Pedagang Beringharjo Jalani Vaksinasi
-
Menkes: Vaksin Mandiri Bagi Karyawan dan Keluarganya Harus Gratis
-
Standar Pengobatan Hemofilia Belum Jelas, Menkes Budi Susun PNPK, Apa Itu?
-
Menkes Targetkan Vaksinasi Petugas Pelayanan Publik dan Lansia Rampung Juni
-
Viral, Profesor 'Ditendang' Stafsus Menkes dari Forum saat Diskusi
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
BRI Gelar RUPSLB, Aset Tembus Rp2.123 Triliun Hingga Q3 2025
-
BRI Pastikan Pembayaran Dividen Interim Saham 2025 pada Januari 2026
-
Pohon Tumbang Jadi Momok saat Cuaca Ekstrem, BPBD DIY Waspadai Dampak Siklon Mendekat
-
Antisipasi Scam di Wisata Keraton Jogja saat Nataru, BPPD DIY Perketat Pengawasan
-
100 Tahun Perjuangan Perempuan Masih Jauh dari Keadilan, Stigma Korban KDRT Masih Seputar Pakaian