Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Jum'at, 12 Maret 2021 | 16:10 WIB
Moeldoko menyampaikan pidato perdana saat Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di The Hill Hotel Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021). ANTARA FOTO/Endi Ahmad

SuaraJogja.id - Kongres Luar Biasa atau KLB Partai Demokrat yang digelar di Deli Serdang beberapa waktu lalu terus menuai kecaman dari sejumlah loyalis AHY. Sejumlah kader yang kukuh berada di barisan putra Susilo Bambang Yudhoyono mengaku jengkel dengan adanya kudeta tersebut terutama terhadap sosok Moeldoko yang dituding sebagai dalangnya.

Salah satu kader Partai Demokrat, Willem Wandik bahkan melontarkan pernyataan pedas atas digelarnya KLB hingga memunculkan Moeldoko sebagai ketua umum Partai berlambang bintang mercy versi Deli Serdang tersebut.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat tersebut menyindir bahwa Moeldoko tak ubahnya abdi dalem Istana yang menjadi raja palsu.

Menurutnya, Moeldoko itu abdi dalem Istana yang berangan-angan jadi raja. Namun angan-angan itu dilawan tegas oleh kader Demokrat.

Baca Juga: Soal Kudeta Moeldoko, Rocky Gerung: Jokowi Nggak Paham, Bengong Aja

Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB), Moeldoko. (Suara.com/Muhlis)

Dalam pandangannya, Willem menuliskan kudeta Partai Demokrat yang didalangi Moeldoko dan sejumlah mantan kader Demokrat yakni Jhoni Allen Marbun, Nazaruddin, Marzuki Alie itu akan langsung dicounter para loyalis AHY.

Willem menganalisis nekatnya Moeldoko mengkudeta Demokrat itu karena mantan Panglima TNI itu merasa embel-embel Istana bisa menjadi senjata untuk menekan DPC dan DPC. Padahal sebaliknya yang terjadi.

 “KSP Moeldoko merasa kekuatan embel embel “Abdi Dalem Istana” dapat digunakan untuk menekan dan “menakut nakuti” para kader Demokrat (di struktural DPD, DPC, hingga PAC di seluruh Indonesia) untuk membelot menyingkirkan Ketum AHY. Mereka menilai AHY akan mudah untuk disingkirkan,” tulis anggota DPR Fraksi Demokrat ini dikutip dari laman Partai Demokrat, seperti disitat dari Hops.id, Jumat 12 Maret 2021.

 Faktanya, loyalitas Ketua-Ketua DPD dan DPC di seluruh Indonesia tidak bisa dibeli oleh tawaran-tawaran pragmatisme, baik melalui bujuk rayu maupun janji-janji sejumlah uang yang cukup besar, serta jaminan nama penting di lingkaran istana yang di komandoi oleh KSP Moeldoko. Pada faktanya juga, kata Willem, Ketum AHY masih berdiri kokoh dan tidak tergoyahkan.

“Justru kudeta “Abdi Dalem Istana” yang keblinger itu, secara perlahan berubah menjadi “dagelan” dan bagai cerita fiksi di negeri dongeng. Seperti kisah “hulu balang istana, mendeklarasikan dirinya menjadi raja palsu yang ditolak oleh rakyat karena tidak mengenal asal usulnya,” tulisnya.

Baca Juga: Rocky Gerung Ibaratkan Istana Kapal 'Titanic', di Atas Happy Padahal Bocor

Aksi menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang  yang digagas

Sekjen Partai Demokrat kubu Moeldoko, Jhoni Allen memberikan penjelasan usai pertemuan di rumah Ketum Partai Demokrat versi KLB, Moeldoko pada Kamis (11/3/2021). [Suara.com/Bagaskara]

Marbun berbuntut panjang. Partai Demokrat AHY resmi memecat Jhoni Allen sebagai anggota DPR RI dan langsung ngamuk atas pemecatannya.

Pemecatan tersebut dinilai Jhoni Allen sebagai langkah yang semena-mena dengan melakukan pemecatan terhadap dirinya dari Anggota DPR RI.

Penilaian semena-mena tersebut menurut Jhoni dilakukan Partai Demokrat AHY, karena dirinya bisa menjadi anggota DPR bukan karena partai, namun karena kerja keras dirinya yang dipilih oleh masyarakat.

“Jangan sewenang-wenang dong, karena kita menjadi anggota DPR ini kerja keras suara rakyat dari pemilih saya,” katanya saat jumpa pers di kediaman Moeldoko.

Dikuatkan Jhoni dengan melaju dirinya ke Senayan tak lepas dari kerja keras dirinya dan menjadi wakil atas rakyat atau masyarakat yang memilihnya.

“Jangan merasa nasib saya di tangan dia, kualat nanti. Kecuali kalau saya merusak atau mengambil kekayaan, atau mencuri itu jelas. Tapi kalau untuk membesarkan Demokrat malah dipecat ya enggak boleh,” ujarnya.

Load More