SuaraJogja.id - Jajaran Sat Resnarkoba Polres Bantul mengamankan lima pengedar narkoba dan psikotropika selama pertengahan pertama Maret 2021. Polisi mengamankan 5.484 butir obat berbahaya, tembakau gorila serta pil jenis Riknola dan Alprazolam.
Kasat Resnarkoba Polres Bantul AKP Archye Nevada menjelaskan bahwa jajarannya telah mengungkap tiga kasus selama dua pekan di bulan Maret.
"Hingga pertengahan Maret ini ada tiga perkara yang sudah kami ungkap. Mulai dari penyalahgunaan obat berbahaya, psikotropika (tembakau gorila), dan narkoba. Sebanyak lima tersangka kami amankan," terang Archye saat konferensi pers di Mapolres Bantul, Rabu (17/3/2021).
Ia melanjutkan, kelima tersangka tersebut berinisial MFAH (18), KPF (21), AF (21), CG (24), dan AS (22). Semuanya, kata Archye, adalah pengedar.
Baca Juga: Ngeri! Mahasiswa di Bogor Jualan Narkoba
Archye mengatakan, satu kasus penyalahgunaan obat terlarang dilakukan tiga orang secara bersama-sama. Dari tangan pelaku KPF, AF, dan CG, ditemukan 5.484 butir pil putih bertulis Y.
"Untuk kasus yang dilakukan 3 orang di awal Maret itu sebenarnya ada 36.000 pil yang mereka jual. Namun jajaran petugas Sat Resnarkoba mengamankan sebanyak 5.000-an pil. Sementara sisanya sudah dijual," ujar dia.
Tersangka lainnya, yakni MFAH terbukti menjual tembakau gorila. Petugas mengamankan 130,21 gram tembakau.
"Pelaku MFAH memanfaatkan pembungkus kopi dan teh untuk menyimpan potongan tembakau. Hal itu diduga untuk mengelabui petugas," katanya.
Sementara satu pelaku AS ditangkap setelah terbukti mengedarkan puluhan pil Alprazolam dan Riknola berjumlah 29 butir.
Baca Juga: Dor..dor..! Mobil Pengedar Narkoba Ditembaki Sebab Tabrak dan Seret Polisi
"Kelima tersangka sengaja mengedarkan obat dan narkoba tersebut karena tergiur dengan hasil yang besar. Sehingga gelap mata dan nekat menjual barang haram itu," katanya.
Archye menambahkan bahwa semua pelaku mendapat obat-obatan tersebut secara online, setelah itu mereka jual lagi melalui media sosial.
"Mungkin jejaring mereka ada di media sosial. Pengakuan mereka mendapat dan menjual barang itu secara online. Kami juga melakukan pengawasan melalui patroli cyber," terang dia.
Atas perbuatan tersangka KPF, AF, dan CG, mereka dikenai Pasal 196 UU Kesehatan dengan ancaman hukuman penjara 10 tahun dengan denda Rp1 miliar.
"Untuk pelaku AS kami kenai Pasal 62 UU Psikotropika, dengan hukuman penjara paling lama 5 tahun dengan denda maksimal Rp100 juta," kata dia.
Pelaku MFAH, yang menjual tembakau gorila, dijerat Pasal 112 ayat 1 UU Narkotika, dengan ancaman penjara paling singkat 4 tahun atau paling lama 12 tahun dengan denda Rp8 miliar.
Berita Terkait
-
Profil AKBP Fajar Widyadharma, Eks Kapolres Ngada yang Diduga Cabuli Anak, Jual Video Syur ke Australia
-
Padepokan Kumbara Digerebek, Konsultan Spiritual di Jaktim Ternyata Pengedar Narkoba
-
Selain Tersandung Kasus Narkoba Empat Kali, Fariz RM Juga Pernah Terseret Peledakan Bom
-
Polisi Ringkus Pengedar dan Kurir Narkoba, Ratusan Gram Sabu untuk Tahun Baru Disita Petugas
-
Sepak Terjang Syakir Sulaiman, Pemain Bali United di Tahun 2017 Kini Jadi Pengedar Narkoba
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
Terkini
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin
-
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta