SuaraJogja.id - Warga Kota Jogja, tepatnya di sekitar Jalan Kenari digegerkan dengan tergulingnya sebuah truk pada Kamis (18/3/2021) siang. Tidak biasa, truk yang mengalami kecelakaan pun diketahui membawa cairan kimia dan radioaktif.
Tak banyak yang bisa dilakukan masyarakat saat kejadian itu terjadi. Namun tak lama kemudian tim khusus penanganan bahan kimia, biologi dan radioaktif datang langsung ke lokasi kejadian.
Tanpa pikir panjang tim tersebut langsung melakukan tindakam cepat guna meminimalisir dampak yang disebabkan oleh kecelakaan itu. Evakuasi korban hingga menetralisir lokasi sekitar truk tersebut dilakukan dengan sigap.
Namun yang terjadi di ruas Jalan Kenari, Yogyakarta itu bukan kejadian sungguhan, melainkan sebuah simulasi penanganan bencana non-alam yang disebabkan oleh ancaman bahan-bahan kimia, biologi, radioaktif serta nuklir.
Baca Juga: Truk BBM Disuruh Putar Balik di Sumut, Diduga Tak Bayar Uang Melintas
Kepala Bidang Keselamatan Kerja dan Keteknikan BATAN Gede Sutrisna Wijaya mengatakan bahwa pelatihan sudah seharusnya terus dilaksanakan oleh setiap pihak. Hal itu untuk semakin memperkuat koordinasi antar setiap instansi jika sewaktu-waktu kondisi semacam itu benar-benar terjadi.
"Memang perlu diberikan pelatihan-pelatihan. Tentu kita tidak berharap adanya bencana dan sebagainya tetapi untuk membuat suatu tim itu juga perlu dilakukan pelatihan, sehingga ada koordinasi yang baik," kata Sutrisna, saat ditemui awak media di Kantor BPBD DIY, Kamis (18/3/2021).
Selain itu, kata Sutrisna, pelatihan ini juga sekaligus memastikan bahwa penggunaan alat-alat tersebut sudah benar dilakukan, sehingga dapat digunakan untuk membantu proses evakuasi.
"Saya rasa kegiatan ini bagus untuk terus dilakukan. Ada tidaknya bencana pun memang harus seperti itu," tuturnya.
Sutrisna menuturkan bahwa pelatihan ini dilakukan untuk terus menyesuaikan dengan kondisi kebencanaan yang mungkin saja muncul. Setiap personel yang terlibat diwajibkan untuk mempelajari setiap teknik terkait penanganan dan evakuasi pada kejadian bencana non-alam ini.
Baca Juga: Kabar Gembira! 8 SMP di Solo Mulai Simulasi Jelang PTM Senin Depan
Tidak hanya korban yang perlu untuk diperhatikan. Namun juga terkait paparan yang mungkin saja disebabkan oleh beberapa bahan berbahaya tersebut.
Berita Terkait
-
Perjalanan Habbie, UMKM yang Berkembang dengan Dukungan BRI Hingga Pecahkan MURI!
-
Warung Bu Sum: Legenda Kuliner Jogja Bertahan Berkat Resep Rahasia & Dukungan BRI
-
Usai Timbulkan Bau Menyengat, Elnusa Petrofin Bersihkan Area Dekat Pemukiman Warga
-
BNI Indonesias Horse Racing Triple Crown & Pertiwi Cup 2025 Garapan SARGA.CO Siap Pentas di Yogya
-
DKI Jakarta Operasikan Truk Listrik MAB untuk Angkut Sampah
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
Pilihan
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
-
Terus Pecah Rekor! Harga Emas Antam 1 Gram Kini Dibanderol Rp1.975.000
Terkini
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin
-
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta
-
Tendangan Maut Ibu Tiri: Balita di Sleman Alami Pembusukan Perut, Polisi Ungkap Motifnya yang Bikin Geram
-
Ribuan Umat Padati Gereja, Gegana DIY Turun Tangan Amankan Paskah di Jogja