SuaraJogja.id - Pemkot Yogyakarta terus menggerakkan program Gandeng Gendong. Program yang digagas sejak 2018 ini dinilai efektif dalam mengatasi dampak pandemi di sektor ekonomi masyarakat Kota Yogyakarta.
Bilamana tidak, hanya dalam waktu tiga bulan sejak awal pandemi di DIY, gerakan saling membantu warga masyarakat ini mampu mengumpulkan uang lebih dari Rp7,8 miliar.
"Tiga bulan awal pandemi, terkumpul Rp7,8 miliar uang dari masyarakat untuk saling membantu dan menyelamatkan dari keterpurukan karena pandemi, termasuk bantuan sayuran yang digantung di pagar itu," ungkap Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Purwadi di Hotel Tara, Selasa (23/3/2021).
Karenanya, gerakan saling bantu ini terus coba dikampanyekan pada masyarakat.
Pemkot mengajak warga kelas menengah atas membantu warga kelas bawah untuk bangkit dan memperbaiki sektor ekonomi pascapandemi.
Kerja sama semua pihak ini dirasa penting karena sektor ekonomi dan pariwisata DIY benar-benar terdampak pandemi sejak setahun terakhir.
Tidak banyaknya wisatawan dan tidak adanya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menjadi alasannya.
Padahal sebelum pandemi, perputaran uang di DIY mencapai lebih dari Rp870 miliar per bulannya dari sektor pendidikan, termasuk mahasiswa.
Angka tersebut belum termasuk sektor pariwisata yang juga meraup keuntungan besar setiap bulannya.
Baca Juga: Pemkot Jogja Siapkan Vaksinasi Massal ASN dan Guru, Sasar 11.232 Penerima
Karenanya, dengan menggandeng warga kelas menengah ke atas, masyarakat yang terdampak pandemi bisa dibantu memulihkan ekonominya.
Contohnya, Pemkot menggandeng sejumlah pengelola hotel untuk membantu warga mengembangkan sektor kuliner.
"Gerakan melarisi dengan mengumpilkan ibu dan bapak yang jualan gorengan dan makanan untuk dilatih oleh chef hotel jadi salah satu contohnya untuk kemudian kami beli," jelasnya.
Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti mengungkapkan, Yogyakarta merupakan kota yang memiliki nilai-nilai yang berakar dari kehidupan sosial dan budaya yang diyakini masyarakatnya.
Salah satu nilai kebaikan yang terus ditumbuhkan adalah semangat gotong royong.
“Upaya pengembangan implementasi nilai-nilai luhur gotong royong yang telah dirumuskan dalam program gandeng gendong harus terus digelorakan di masa pandemi ini karena banyak masyarakat yang saling membutuhkan," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Pemkot Jogja Siapkan Vaksinasi Massal ASN dan Guru, Sasar 11.232 Penerima
-
Vaksinasi Covid-19 Belum Maksimal, Tingkat Kehadiran Tak Setinggi Minat
-
Sanksi Penolak Vaksin Covid-19 Belum Berlaku, Pemkot Jogja Beri Kesempatan
-
Pemkot Jogja Soal Mutasi Virus Corona: Penjagaan Pintu Masuk Wewenang Pusat
-
Sudah 2 Hari, Vaksinasi Massal Covid-19 di Jogja Masih Tak Capai Target
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
Terkini
-
10 Destinasi Wisata di Jogja 2025: Dari Kebun Binatang Merapi hingga di Tepi Laut
-
7 Mobil Terbaik dan Tangguh untuk Libur Sekolah Akhir Tahun 2025 Bersama Keluarga
-
Crafting Zine: Ruang 'Slow Living' Anak Muda Jogja di Tengah Kesibukan Kuliah
-
Bejat! Gadis Asal Magelang Diduga Diperkosa Kakak Beradik di Kulon Progo
-
Kecelakaan Lalu Lintas Masih Tinggi, Kasus Narkoba Naik, Ini Kondisi Keamanan Sleman 2025