SuaraJogja.id - Sekuriti di Jembatan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 Jakarta Utara berhasil menggagalkan aksi percobaan bunuh diri seorang perempuan.
Upaya mereka tersebut direkam dalam sebuah video yang kini viral di media sosial, salah satunya diunggah akun @memomedsos, Selasa (23/3/2021).
Di video itu, terlihat dua pria berseragam petugas keamanan setempat mencoba berbicara dengan seorang perempuan yang berdiri menghadap pagar jembatan.
Petugas bermasker biru mengatakan, malam itu timnya menemukan perempuan itu memarkirkan mobil di pinggir jalan, kemudian hendak lompat dari jembatan.
Baca Juga: Merasa Terjebak Depresi? Coba 4 Tips dari Ardhito Pramono Ini
Ia dan rekannya pun berusaha menahan perempuan berdaster tanpa lengan warna putih itu supaya mengurungkan niatnya.
Terdengar suara tangisan ibu tersebut sebelum menatap tajam mata petugas dan diam sejenak.
"Kenapa?" tanya dia.
"Sabar," jawab petugas.
"Ha? Sabar? Sabar?" sahut perempuan tersebut dengan suara pelan di awal yang kemudian berubah menjadi nada tinggi.
Baca Juga: Pertama Kali, Obat Psikedelik Diuji Coba sebagai Pengobatan Depresi
Dirinya kemudian memaki petugas dan berteriak, meluapkan emosinya pada petugas.
Tak terdengar jelas apa yang ia katakan saat berkeluh kesah sambil berpegangan pada pagar jembatan.
Sesaat kemudian ia mencoba memanjatnya, tetapi ditahan dua pria di kanan dan kirinya.
Terlihat dari foto yang disertakan, pada akhirnya perempuan itu diselamatkan petugas dengan dibopong menjauh dari jembatan.
Belum diketahui pasti motif perempuan tersebut lompat dari jembatan PIK 2. Sementara itu, banyak warganet yang bersimpati terhadapnya dan mengapresiasi tindakan petugas keamanan.
"Semoga selalu dilindungi dan dikuatkan oleh tuhan," komentar @jai***.
"Hargai perasaan orang lain. Tingkat depresi nya sudah sampai mana tidak ada yg tahu. Respect buat pak satpamnya masih peduli," tambah @and***.
"Ini soal kemanusiaan. Bukan soal "menang banyak". Pahami itu dan hati-hatilah saat berkomentar wahai netijen. Di sisi lain, berempatilah sebagai manusia, depresi itu beda-beda tingkatnya dan jangan langsung dijudge dengan dalih agama," terang @ker***.
CEK UNGGAHANNYA DI SINI.
Catatan Redaksi: Hidup sering kali sangat berat dan penuh tekanan, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecenderungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Berita Terkait
-
Viral Pasangan Bantu Kakek yang Kehabisan Bensin Gegara Tak Punya Uang
-
Aksi Protes Truk Tanah di PIK 2 Memanas! Bentrok dengan Massa, Polisi Kocar-kacir Dihujani Batu
-
Viral Siswa SD Belajar di Ruang Kelas Tak Layak, Atap Ambrol Hingga Lantai Tanah
-
Trend Pengamen Online Ngamen di Trotoar Malioboro Buat Publik Geram
-
RK: Jangan Hanya Orang Kaya yang Tinggal di PIK
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
-
Pegawai Komdigi Manfaatkan Alat AIS Rp250 M untuk Lindungi Judol, Roy Suryo Duga Ada Menteri Ikut 'Bermain'
-
Trump Effect! Wall Street & Bursa Asia Menguat, IHSG Berpotensi Rebound
-
Baru Sebulan Jadi Bos NETV, Manoj Punjabi Mengundurkan Diri
-
Harga Emas Antam Meroket! Naik Rp14.000 per Gram Hari Ini
Terkini
-
Dari Sumur Bor hingga Distribusi Pupuk, Harda-Danang Siapkan Jurus Atasi Krisis Pertanian di Sleman
-
Jagung dan Kacang Ludes, Petani Bantul Kewalahan Hadapi Serangan Monyet
-
AI Ancam Lapangan Kerja?, Layanan Customer Experience justru Buat Peluang Baru
-
Dampak Kemenangan Donald Trump bagi Indonesia: Ancaman Ekonomi dan Tantangan Diplomasi
-
Pengawasan Miras di DIY sangat Lemah, Sosiolog UGM Tawarkan Solusi Ini