SuaraJogja.id - Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) telah diterapkan pada lalu lintas sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pusat Studi dan Transportasi Logistik Universitas Gadjah Mada (Pustral UGM), memberikan kritisi sejumlah poin yang perlu disempurnakan dalam penerapan ETLE.
Seperti dijelaskan oleh Peneliti Senior Pustral UGM Arif Wismadi, kala dihubungi wartawan, Rabu (24/3/2021).
Ia memaparkan, poin pertama yang perlu menjadi sorotan adalah perihal penindakan ETLE yang ditujukan kepada pemilik kendaraan.
Baca Juga: Sikapi Kelonggaran Mudik Lebaran, Epidemiolog UGM: Sebaiknya Tak Mudik Dulu
"Tindakan tidak langsung diberikan kepada pelaku. Ada kemungkinan ketidaktepatan tindakan, karena yang ikut menanggung kesalahan bisa jadi bukan pelaku pelanggaran," kata dia.
Dengan kata lain, pengguna kendaraan yang terekam telah melanggar di jalanan, bisa jadi bukanlah sang pemilik kendaraan [hanya meminjam, menyewa, dan sebagainya] yang selanjutnya datanya terekam dalam sistem ETLE.
Arif mengungkapkan, poin berikutnya yakni terkait sistem pengenalan wajah dengan biometrik yang belum sempurna untuk dapat diterapkan.
Terlebih, di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini, dipastikan banyak orang-orang memakai masker.
Poin adanya pemasangan kamera di helm polisi, juga tak lepas dari pembahasan Arif. Kamera itu dipasang bertujuan untuk memperluas jangkauan ETLE yang tidak terekam kamera CCTV.
Baca Juga: Pelaku Ghosting Buat Korban Bingung, Psikolog UGM Ungkap Kepribadiannya
Dalam pandangan Arif, hal tersebut berpotensi terjadinya penindakan yang tidak transparan terhadap pelanggar lalu lintas.
Pasalnya, di wilayah atau titik-titik yang belum terjangkau CCTV itu, bisa menjadi ruang negosiasi antar pelanggar lalu lintas dengan polisi.
"Dalam pelaksanaan sistem ETLE, yang terpenting adalah meniadakan kemungkinan intervensi aktivasi alat, oleh petugas lapangan. Dengan demikian, lebih efektif dalam penegakan hukum secara benar," ujarnya.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
Inovasi dan Transparansi, Kunci Sukses bank bjb
-
Kecelakaan Maut di Malaysia, 7 WNI Asal Lombok Tewas
-
Macet Bikin Rugi Rp 62 Triliun, Begini Cara Polri Urai Kemacetan di Jakarta
-
Apakah Kota Ini Jadi Inspirasi Dharma Pongrekun? Tak Ada Lampu Merah Sama Sekali
-
Fenomena Lampu Kuning: Ritual Keberanian atau Kebodohan?
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
-
4 Rekomendasi HP Gaming Murah Rp 2 jutaan Memori Besar Performa Handal, Terbaik November 2024
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
Terkini
-
Sirekap di Jogja Sempat Bermasalah, Petugas Tak Bisa Unggah Data TPS
-
KDRT Tinggi di Gamping, Pemkab Sleman Luncurkan Layanan Konseling Keliling
-
Korban Laka Tunggal di DAM Cangkring Bertambah, Ini Identitasnya
-
Turun Dibanding 2020 hingga 10 Persen, KPU Ungkap Alasan Partisipasi Pemilu Berkurang
-
Miris, Pelajar Kelas 10 Sebuah SMK di Gunungkidul Dicabuli Ayah Tirinya Berulang Kali