SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meski belum kembali terlihat mengeluarkan panas guguran tetapi lava dari puncak Merapi masih terus keluar.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, pada periode pengamatan selama 24 jam atau tepatnya Rabu (24/3/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB, teramati sejumlah guguran lava yang keluar dari puncak Merapi. Jarak maksimum luncuran tersebut mencapai 1.000 meter ke arah barat daya.
"Teramati 7 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter ke barat daya," ucap Hanik dalam dalam keterangannya, Kamis (25/3/2021).
Dalam periode pengamatan yang sama asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah.
Baca Juga: Update Gunung Merapi, Dalam 24 Jam Keluarkan Awan Panas dan 19 Kali Lava
Tercatat juga sejumlah kegempaan yang terjadi di Gunung Merapi dalam periode pengamatan 24 jam tersebut. Terdapat kegempaan guguran yang tercatat berjumlah 109 kali, lalua ada hembusan sejumlah 3 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 6 kali.
Sementara itu untuk pengamatan periode terbaru selama enam jam atau tepatnya pada Kamis (25/3/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, Gunung Merapi telah kembali mengeluarkan lava. Sedangkan visual Gunung Merapi terlihat dengan asap kawah yang kembali teramati.
"Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah," ucapnya.
Sementara itu untuk guguran lava terjadi sebanyak 5 kali. Jarak luncur maksimal guguran lava tersebut sejauh 700 meter ke arah barat daya.
"Untuk kegempaan tercatat kegempaan guguran sejumlah 32 dan tektonik jauh sebanyak 1 kali," imbuhnya.
Baca Juga: Siang Ini, 2 Kali Wedhus Gembel Meluncur dari Puncak Merapi Sejauh 1,8 Km
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
Berita Terkait
-
Tradisi Sadranan di Boyolali: Jaga Kerukunan Jelang Ramadan
-
Pelaku Penusukan Sandy Permana Bukan Tetangga yang Ramah Menurut Warga
-
Sandy Permana Ditusuk, Warga Ungkap Kebiasaan Korban Sebelum Kejadian
-
Tanpa Kejanggalan, Keseharian Sandy Permana Sebelum Tewas Ditusuk Diungkap Orang Dekat
-
Sebelum Tewas Ditusuk, Sandy Permana Sempat Tegur Pelaku Gara-gara Kebiasaan Mabuk
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan