SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meski belum kembali terlihat mengeluarkan awan panas guguran tetapi lava dari puncak Merapi masih terus keluar.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan pada periode pengamatan selama 6 jam atau tepatnya Senin (29/3/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, teramati sejumlah guguran lava yang keluar dari puncak Merapi. Jarak maksimum luncuran tersebut mencapai 800 meter ke arah barat daya.
"Teramati 9 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 800 meter ke barat daya," ucap Hanik dalam dalam keterangannya, Senin (29/3/2021).
Dalam periode pengamatan yang sama asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal. Asap sulfatara tersebut setinggi 50 meter di atas puncak kawah.
Baca Juga: Update Merapi, Luncuran Lava Teramati Menuju ke Arah Tenggara
Tercatat juga sejumlah kegempaan yang terjadi di Gunung Merapi dalam periode pengamatan 6 jam tersebut. Terdapat kegempaan guguran yang tercatat berjumlah 35 kali dan hembusan sejumlah 1 kali.
Sementara itu untuk pengamatan periode sebelumnya selama 24 jam atau tepatnya pada Minggu (28/3/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB, Gunung Merapi juga terlihat mengeluarkan lava. Sedangkan visual Gunung Merapi terlihat dengan asap kawah yang kembali teramati.
"Asap kawah juga teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah," ucapnya.
Sementara itu untuk guguran lava terjadi sebanyak 9 kali. Jarak luncur maksimal guguran lava tersebut sejauh 700 meter ke arah barat daya.
"Untuk kegempaan tercatat kegempaan guguran sejumlah 127, hembusan sejumlah 3 kali dan hybrid atau fase banyak terjadi 10 kali," imbuhnya.
Baca Juga: Update Merapi, Muncul 2 Awan Panas dan 19 Guguran Lava dalam Sehari
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
Berita Terkait
-
Lezatnya Bakso Lava Aisyah, Pilihan Tepat untuk Pencinta Kuliner Pekanbaru
-
Tradisi Sadranan di Boyolali: Jaga Kerukunan Jelang Ramadan
-
Pelaku Penusukan Sandy Permana Bukan Tetangga yang Ramah Menurut Warga
-
Sandy Permana Ditusuk, Warga Ungkap Kebiasaan Korban Sebelum Kejadian
-
Tanpa Kejanggalan, Keseharian Sandy Permana Sebelum Tewas Ditusuk Diungkap Orang Dekat
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Pembayaran Listrik Rumah dan Kantor Melonjak? Ini Daftar Tarif Listrik Terbaru Tahun 2025
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
Terkini
-
Kota Pelajar Punya Solusi, Konsultasi Gratis untuk Kesulitan Belajar dan Pendanaan di Yogyakarta
-
Lebaran Usai, Jangan Sampai Diabetes Mengintai, Ini Cara Jaga Kesehatan Ala Dokter UGM
-
Batik Tulis Indonesia Menembus Pasar Dunia Berkat BRI
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa