SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Selain luncuran awan panas guguran yang kembali teramati, lava dari puncak Merapi juga masih terus keluar.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan pada periode pengamatan Senin (23/3/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB, sempat teramati awan panas guguran yang keluar dari puncak Merapi. Jarak maksimum luncuran tersebut mencapai 1.500 meter atau 1,5 kilometer ke arah barat daya.
"Teramati 2 kali awan panas guguran dengan jarak luncur 1300-1500 m mengarah ke arah barat daya. Dengan amplitudo 40-48 mm dan durasi 134-150 detik," kata Hanik dalam keterangannya, Selasa (23/3/2021).
Pada periode pengamatan yang sama, asap kawah teramati berwarna putih di atas puncak. Asap sulfatara tersebut terlihat dengan intensitas sedang hingga tebal serta ketinggian mencapai 300 meter di atas puncak kawah.
Baca Juga: Update Merapi, Sehari Luncurkan 25 Kali Guguran Lava Pijar
Selain itu guguran lava juga sempat terjadi belasan kali dalam periode pengamatan tersebut. Jarak luncur maksimal dari luncuran lava tersebut mencapai 1.000 meter atau 1 kilometer.
"Teramati 19 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter ke arah barat daya," ucapnya.
Tercatat juga sejumlah kegempaan yang terjadi di Gunung Merapi dalam periode pengamatan 24 jam tersebut. Selain kegempaan karena awan panas guguran yang muncul, kegempaan guguran juga tercatat berjumlah 155 kali.
Untuk kegempaan hembusan sebanyak 2 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 4 kali.
Sementara itu untuk pengamatan periode terbaru selama enam jam atau tepatnya pada Selasa (23/3/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, Gunung Merapi telah kembali mengeluarkan lava. Sedangkan visual Gunung Merapi yang berkabut membuat asap kawah juga tidak teramati muncul.
Baca Juga: Update Merapi, Teramati 38 kali Guguran Lava Jarak Luncur Maksimal 1,2 Km
"Teramati 9 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.000 m ke barat daya," ujarnya.
Sementara untuk kegempaan hanya tercatat kegempaan guguran sejumlah 40 kali.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.
Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Berita Terkait
-
Sejarah Erupsi Gunung Lewotobi dari Masa ke Masa, Terbaru Telan 10 Nyawa
-
Aktivitas Gunung Merapi Intensif, Ratusan Guguran Lava dan Awan Panas Ancam Zona Bahaya
-
Potret dan Profil Juliana Moechtar, Istri Komandan Upacara di IKN Dulunya Pemain Misteri Gunung Merapi
-
Letusan Gunung Kanlaon Filipina: 625 Hektar Lahan Pertanian Hancur Tak Berbekas!
-
Terus Bertambah, Korban Meninggal Dunia Banjir Lahar Hujan Gunung Marapi Mencapai 50 Orang
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
-
Pegawai Komdigi Manfaatkan Alat AIS Rp250 M untuk Lindungi Judol, Roy Suryo Duga Ada Menteri Ikut 'Bermain'
-
Trump Effect! Wall Street & Bursa Asia Menguat, IHSG Berpotensi Rebound
Terkini
-
Terdampak Pandemi, 250 UMKM Jogja Ajukan Hapus Hutang Rp71 Miliar
-
Dari Sumur Bor hingga Distribusi Pupuk, Harda-Danang Siapkan Jurus Atasi Krisis Pertanian di Sleman
-
Jagung dan Kacang Ludes, Petani Bantul Kewalahan Hadapi Serangan Monyet
-
AI Ancam Lapangan Kerja?, Layanan Customer Experience justru Buat Peluang Baru
-
Dampak Kemenangan Donald Trump bagi Indonesia: Ancaman Ekonomi dan Tantangan Diplomasi