Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Jum'at, 19 Maret 2021 | 08:20 WIB
Luncuran lava pijar di Gunung Merapi pada Kamis (11/3/2021) dini hari. (Dokumentasi: BPPTKG).

SuaraJogja.id - Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah mengeluarkan 20 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.200 meter ke arah barat daya berdasarkan pengamatan pada Jumat mulai pukul 00.00 hingga 06.00 WIB.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida menuturkan selain guguran lava pijar, Merapi juga mengalami 43 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-30 milimeter (mm) selama 11-137 detik, dua kali gempa hembusan dengan amplitudo 5-15 milimeter (mm) selama 12-18 detik.

"Asap kawah terpantau berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dengan tinggi 200 meter di atas puncak kawah Gunung Merapi. Sementara cuaca di gunung tersebut cerah dan berawan. Angin bertiup lemah ke arah tenggara dengan suhu udara 13-20 derajat Celsius, kelembaban udara 70-89 persen dan tekanan udara 757-916 mmHg," terangnya seperti dilansir Antara, Jumat (19/3/2021).

Sementara untuk periode pengamatan pada Kamis (18/3) malam, pukul 18.00-24.00 WIB, Gunung Merapi mencatatkan 25 kali meluncurkan guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter ke arah barat daya.

Baca Juga: Kerangka yang Ditemukan di Merapi Akan Dimakamkan di Seyegan Sebagai Mr X

Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Adapun jika terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak gunung.

Load More