Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 17 Maret 2021 | 08:52 WIB
Gunung Merapi kembali luncurkan awan panas Senin (8/3/2021) pagi. [Antara]

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meski belum kembali memunculkan awan panas guguran tapi lava dari puncak Merapi masih terus keluar.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan pada periode pengamatan Rabu (17/3/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, teramati belasan kali guguran lava. Jarak maksimum luncuran tersebut mencapai 1.200 meter atau 1,2 kilometer ke arah barat daya.

"Teramati 17 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 1.200 meter ke arah barat daya," kata Hanik dalam keterangannya, Rabu (17/3/2021).

Pada periode pengamatan yang sama, asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah. Tercatat juga sejumlah kegempaan yang terjadi di Gunung Merapi.

Baca Juga: Sempat Masuk ke Kali Boyong, Lahar Hujan Merapi Mulai Penuhi BOD VI

Mulai dari kegempaan guguran yang berjumlah 43 kali, hembusan sebanyak 1 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 1 kali serta tektonik jauh sebanyak 1 kali.

Sementara itu untuk pengamatan periode sehari sebelumnya atau tepatnya pada Selasa (16/3/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB, Gunung Merapi juga terlihat mengeluarkan guguran lava. Dalam periode pengamatan sehari tersebut jarak luncur maksimum lava juga terlihat lebih pendek.

"Sempat teramati 6 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.000 m ke arah barat daya," ungkapnya.

Sedangkan untuk kegempaan, tercatat kegempaan guguran sejumlah 119 kali, kegempaan hembusan sebanyak 4 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 7 kali. Terdapat juga vulkanik dangkal sejumlah 2 kali dan tektonik jauh terjadi 2 kali.

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.

Baca Juga: Sepekan Ini Merapi Muntahkan 12 Kali Awan Panas dan 226 Kali Lava Pijar

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Load More