Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 20 Maret 2021 | 10:45 WIB
Awan panas guguran Gunung Merapi yang terjadi pada Kamis (11/3/2021). (Dokumentasi BPPTKG).

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meskipun belum kembali memunculkan awan panas guguran, lava dari puncak Merapi juga masih terus keluar

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan pada periode pengamatan Jumat (19/3/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB, teramati puluhan kali luncuran lava. Jarak maksimum luncuran tersebut mencapai 1.200 meter atau 1,2 kilometer ke arah barat daya.

"Teramati 32 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 1.200 meter ke arah barat daya," kata Hanik dalam keterangannya, Sabtu (20/3/2021).

Pada periode pengamatan yang sama, asap kawah teramati berwarna putih di atas puncak. Asap sulfatara tersebut terlihat dengan intensitas sedang hingga tebal serta ketinggian mencapai 300 meter di atas puncak.

Baca Juga: Update Merapi, Dalam 6 Jam Luncurkan Guguran Lava 17 Kali ke Barat Daya

Tercatat juga sejumlah kegempaan yang terjadi di Gunung Merapi dalam periode pengamatan 24 jam tersebut. Mulai dari kegempaan guguran yang berjumlah 141 kali serta kegempaan hembusan sebanyak 4 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 2 kali.

Sementara itu untuk pengamatan periode terbaru selama enam jam atau tepatnya pada Sabtu (20/3/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, Gunung Merapi tidak terlihat mengeluarkan guguran lava atau pun awan panas. Visual Gunung Merapi yang berkabut membuat asap kawah juga tidak teramati muncul.

Kendati begitu tetap tercatat beberapa kegempaan dari Gunung Merapi. Ada kegempaan guguran sejumlah 54 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 3 kali.

Sebelumnya Kasi Gunung Merapi BPPTKG Agus Budi Santoso menjelaskan bahwa dua kubah lava yang berada di Gunung Merapi masih terus bertumbuh. Berdasarkan data yang diterima estimasi volume kubah lava di tengah kawah tersebut sebesar 950.000 meter kubik sedangkan kubah di sisi barat daya 840.000 meter kubik.

Sedangkan untuk pertumbuhan dua kubah lava tersebut hampir menyentuh di angka 13 ribu meter kubik perhari. Kondisi tersebut menyebabkan Merapi saat ini memiliki dua pusat erupsi.

Baca Juga: Pagi Ini, Gunung Merapi Keluarkan 17 Kali Guguran Lava Pijar

“Pusat erupsi ada dua yakni di tebing barat daya dan tengah kawah. Hal ini merupakan kejadian unik pada erupsi Merapi kali ini,” terang Agus.

Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Load More