SuaraJogja.id - Klaster Covid-19 dari kegiatan takziah merebak di Dusun Blekik, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman. Kendati begitu Camat Ngaglik, Subagyo memastikan tidak melakukan lockdown di pedukuhan tersebut.
"Ya bukan lockdown tapi pengetatan kegiatan masyarakat sehingga nanti warga yang isoman tetap betul-betul isoman tidak pergi kemana-mana," kata Subagyo, saat dihubungi wartawan, Senin (29/3/2021).
Subagyo menyebut hanya akan mempersiapkan posko penjagaan bagi warga yang hendak keluar masuk pedukuhan tersebut. Nantinya setiap orang yang keluar masuk di wilayah tersebut akan melewati seleksi terlebih dulu.
"Penjagaan orang yang keluar masuk di sana [Dusun Blekik] diseleksi. Warga yang isolasi mandiri di rumah tidak boleh keluar masuk," sebutnya.
Baca Juga: PSS Sleman vs Persela Lamongan Masih Tanpa Gol di Babak Pertama
Nantinya, penjagaan atau pengetatan wilayah itu akan dibantu oleh aparat berwenang mulai dari TNI dan Polri. Selain itu pemuda, warga setempat, lalu Satgas Covid-19 tingkat RT RW hingga pedukuhan juga semua akan terlibat dalam penjagaan.
"Karena itu kampung terpencil jadi sekaligus dijaga sekalian. Biar aktivitas warga tidak keluar masuk," imbuhnya.
Mengenai logistik bagi para warga yang menjalani isolasi mandiri, kata Subagyo, sudah disiapkan dapur umum. Nantinya dapur umum itu akan memasak tiga kali dalam sehari yakni pagi, siang, dan sore.
Logistik berupa makan akan langsung didistribusikan ke tempat warga yang menjalani isolasi mandiri itu. Dapur umum yang berada di SD Negeri Ngaglik yang berada di Pencarsari itu akan dibantu oleh Tagana dalam menyediakan logistik.
"Dapur umum itu dari Satgas desa. Kalau petugas boleh ke sana mengantar logistik itu. Kalau yang isolasi tidak boleh keluar masuk," tuturnya.
Baca Juga: Top Bola Sepekan: Main di Sleman, Bus yang Dipakai Bali United Jadi Sorotan
Disampaikan Subagyo, untuk jumlah warga yang melamukan karantina di rumah terdapat sekitar 60an orang lebih. Karantina itu adalah warga yang keluarganya sudah dinyatakan positif Covid-19 dari hasil swab antigen sebelumnya.
Sementara untuk kasus positif swab antigen itu sudah langsung dibawa ke Rusunawa Gemawang untuk isolasi.
Selain di Dusun Blekik, karantina juga dilakukan warga di Dusun Tempursari. Kendati begitu memang, kata Subagyo jumlahnya tidak terlalu banyak.
"Ada kampung lain tapi tidak banyak juga. Kasus dari Blekik ini hanya 2 kampung. Tempursari dan Blekik. Tempursari hanya 5 orang. Itu yang positif. Terus semua sudah di bawa ke Rusunawa Gemawang," ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Sekretariat Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Biwara Yuswantana meminta Satgas Covid-19 di desa melakukan pengetatan. Hal ini sebagai tindaklanjut dengan klaster takziah di Sleman.
"Iya betul ada itu [klaster takziah]. Kalau itu kan malah kebijakan DIY lebih intens lagi untuk 3T. Makanya fungsi dari satgas desa menjadi penting untuk mengawasi masyarakat di desa. Dan juga ini perlu kesadaran masyarakat bahwa kondisinya masih seperti ini kita perlu betul-betul hati-hati," ujar Biwara.
Berita Terkait
-
Tersisa 5 Pekan, Berikut Daftar Tim BRI Liga 1 2024/2025 yang Terancam Degradasi
-
Hasil BRI Liga 1: Momen Pulang ke Rumah, PSS Sleman Malah Dihajar Dewa United
-
BRI Liga 1: Hadapi Dewa United FC, PSS Sleman Bawa Misi Selamatkan Diri
-
Hasil BRI Liga 1: Dipecundangi PSBS Biak, PSS Sleman Terbenam di Dasar Klasemen
-
Masjid Agung Sleman: Pusat Ibadah, Kajian, dan Kemakmuran Umat
Tag
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan