Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 29 Maret 2021 | 19:44 WIB
Petugas kepolisian berjaga di lokasi dugaan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021). ANTARA FOTO/Arnas Padda

SuaraJogja.id - Polda DIY perketat pengawasan di beberapa tempat pasca kejadian bom bunuh diri di Gereja Katedral, Kota Makassar dan kebakaran kilang minyak milik PT Pertamina di Indramayu, Jawa Barat. Hal ini sebagai langkah antisipasi agar tidak ada kejadian serupa terjadi di Yogyakarta.

Wakapolda DIY Brigjen Pol Raden Slamet Santoso mengatakan bahwa pengamanan oleh jajaran kepolisian akan dilakukan di beberapa titik, mulai dari objek wisata, tempat ibadah hingga objek vital milik negara.

"Untuk mengantisipasi kejadian serupa kita lakukan pengamanan di objek-objek vital maupun di objek lain, seperti tempat wisata dan tidak menutup kemungkinan di objek lain termasuk di tempat ibadah," kata Slamet, kepada awak media, Senin (29/3/2021).

Slamet menuturkan bahwa terkait dengan kejadian bom di Makassar, pihaknya telah menyiapkan personel untuk berjaga hingga menggelar razia-razia pengecekan semacam kegiatan patroli.

Baca Juga: Bom Makassar, Jadi Bukti Negara Masih Gagal Lakukan Pencegahan Aksi Teror

Langkah serupa juga merespons kejadian kebakaran yang menimpa kilang minyak milik PT Pertamina di Indramayu, Jawa Barat. Sebab diketahui bahwa di DIY sendiri juga memiliki Terminal BBM Pertamina Rewulu di Jl Wates Km 10 Yogyakarta.

Disampaikan Slamet, pascakejadian kebakaran semalam, pihaknya sudah langsung memerintahkan Direktorat Pamobvit maupun Karo Ops untuk melakukan pengecekan lebih lanjut terhadap objek vital yang ada di Yogyakarta.

"Terkait dengan kejadian-kejadian yang terjadi di wilayah luar DIY tentunya kita antisipasi terus. Dari Pamobvit langsung tadi malam sudah saya perintahkan untuk melakukan pengecekan ke objek-obejk vital nasional termasuk sistem pengamanannya," ujarnya.

Selain pengamanan, kata Slamet, sistem protokol kesehatannya di seluruh objek-objek itu tetap menjadi yang utama. Mengingat pandemi Covid-19 masih tetap berlangsung hingga saat ini.

"Jadi dua hal itu [keamanan dan protokol kesehatan] di era pandemi ini yang kita antisipasi. Termasuk pengecekan di depo-depo pertamina, di wilayah Jogja ini kan ada di Rewulu," terangnya.

Baca Juga: Kominfo Gencarkan Patroli Siber, Sisir Konten Terkait Teror Bom Makassar

Selain itu pihaknya tidak segan-segan untuk memerintahkan jajarannya untuk melakukan berbagai kegiatan, mulai dari inspeksi, patroli, penyekatan hingga pengecekan berbagai tempat yang berpotensi menggangu keamanan kamtibmas di wilayah Yogyakarta, termasuk juga dengan menyasar dari kelompok masyarakat paling kecil yakni RT dan RW. Di samping juga sebagai penegakan aturan PPKM berbasis mikro di seluruh DIY.

"Jadi basis PPKM itu juga sebagai basis perlindungan kambitmas. Dari Bhabinkamtibmas mengecek setiap orang yang datang ke RT RW itu agar wajib lapor. Kita budayawan siskamling tentunya di tempat-tempat ibadah, objek wisata, objek vital lainnya juga kita lakukan penjagaan," tuturnya.

Slamet menambahkan, dengan sinergitas yang baik antara Polri dan TNI serta masyarakat, diharapkan DIY dapat terbebas dari hal-hal yang tidak diinginkan khususnya di masa pandemi Covid-19 sekarang ini.

"Mudah-mudahan dengan sinergitas antara Kepolisian, TNI dan seluruh masyarakat yang ada RT RW, membuat DIY bisa terbebas dari hal-hal yang tidak diinginkan itu. Mudah-mudahan di wilayah Jogja bisa terkendali aman," harapnya.

Di sisi lain, Gubenur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X juga turut prihatin dengan kejadian bom bunuh diri di Makassar kemarin. Ngarso Dalem berharap bahwa kejadian serupa tidak terulang kembali.

"Saya berharap semoga hal-hal seperti itu tidak terjadi lagi lah. Semoga di Jogja [juga] tidak terjadi," kata Sultan.

Menurut Sultan, teror bom semacam itu hanya bertujuan membuat rasa panik dan kekhawatiran dari masyarakat. Bahkan tidak jarang teror sadis ini dapat mengakibatkan korban jiwa.

Load More