SuaraJogja.id - Galeri Kohesi Initiative menggelar pameran tunggal yang diikuti oleh tiga orang seniman muda dalam satu tempat. Masing-masing memiliki tema tersendiri untuk karya yang ditampilkan. Setidaknya ada 49 karya baru yang akan ditampilkan.
Bertempat di Tirtodipuran Link Jalan Tirtodipuran No 50 Yogyakarta, pameran ini diikuti oleh tiga seniman, yakni Ummi Sabrina, Addy Debil, dan Shut Fantasia. Masing-masing seniman juga membawakan tema yang berbeda dalam karya yang ditampilkan.
Ummi Sabrina memamerkan 8 karya baru yang mempertanyakan kembali makna dibalik kemeriahan pesta pernikahan. Kemudian Addy Debil dengan 31 karyanya mengangkat mengenai diskursus visual membahas objek yang menutup mata.
Sementara Bernandi Desanda memamerkan 10 karya barunya bertajuk Unexpected Lines. Dalam karyanya, Bernandi menceritakan mengenai garis garia keresahan yang dirasakan hewan berkaitan mengenai penolakan hierarki di alam liar.
Baca Juga: Uni Eropa Gelar Pameran Pendidikan EU-Indonesia Scholarships Info Day 2021
"Saya ingin menunjukkan perasaan-perasaan anomali yang mulai dirasakan ketika memasuki dunia pernikahan," ujar Ummi.
Ia menjelaskan jika perasaan tersebut adalah hal yang tidak bisa dan belum pernah dialami. Campur aduk perasaan meliputi takut, khawatir, cemas namun dalam waktu bersamaan juga sangat bersemangat dan memperjuangkan kesakralan pernikahan.
Melalui pameran tunggalnya kali ini, Ummi seolah ingin menunjukkan kemeriahan suatu parade. Dimana dalam menikmati karyanya pengunjung juga seolah dibuat bertanya-tanya apa yang sebenarnya diimpikan dari sebuah perayaan maupun parade yang selama ini dirayakan.
Sedangkan Addy melalui pameran bertema Eyes Shut Fantasia, berusaha untuk membangkitkan fantasi pengunjung. Seolah memperlihatkan kemeriahan dalam jiwanya sendiri. Bermimpi untuk mencari masa depan yang menyenangkan dengan melihatnya dalam mata yang terpejam.
"Mengajak penonton untuk melihat dunia utopis melalui figur-figur yang digambar. Sekejap memejamkan kedua mata untuk mencapai keselarasan semua mahluk di alam semesta," terangnya Sabtu (1/5/2021).
Baca Juga: Adhi Commuter Properti Catatkan 400 Persen Kenaikan Marketing Sales
Selanjutnya, Bernandi sendiri menunjukkan ketidakberpihakan kepada hierarki kuasa ekosistem binatang yang dilukisnya. Dari literasi yang dibaca atau tonton, Bernandi menyadari bahwa hewan selalu dikaitkan dengan kalah-menang dan saling memburu satu sama lain agar bisa bertahan di alam liar.
Berita Terkait
-
Industri Padat Karya RI Terancam Gulung Tikar Usai Kebijakan Tarif Impor 32 Persen Presiden Trump
-
Tarif Trump 32 Persen Ancam Industri Padat Karya, Jutaan Pekerja Bakal Terdampak PHK?
-
Piala Asia U-17: Timnas Indonesia U-17 Dilumat Korsel Tanpa Ampun
-
Ulasan Novel Laut Bercerita: Catatan Kelam Gelombang Sejarah
-
Prabowo Diminta Turun Tangan, Industri Rokok Padat Karya Terancam Aturan Pemerintah
Terpopuler
- Kode Redeem FF 2 April 2025: SG2 Gurun Pasir Menantimu, Jangan Sampai Kehabisan
- Ruben Onsu Pamer Lebaran Bareng Keluarga Baru usai Mualaf, Siapa Mereka?
- Aib Sepak Bola China: Pemerintah Intervensi hingga Korupsi, Timnas Indonesia Bisa Menang
- Suzuki Smash 2025, Legenda Bangkit, Desain Makin Apik
- Rizky Ridho Pilih 4 Klub Liga Eropa, Mana yang Cocok?
Pilihan
-
Laptop, Dompet, Jaket... Semua 'Pulang'! Kisah Manis Stasiun Gambir Saat Arus Balik Lebaran
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Lancar Main Free Fire, Terbaik April 2025
-
9 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Lancar Main Game, Terbaik April 2025
-
Seharga Yamaha XMAX, Punya Desain Jet: Intip Kecanggihan Motor Listrik Masa Depan Ini
-
Demi Jay Idzes Merapat ke Bologna, Legenda Italia Turun Gunung
Terkini
-
Harga Kebutuhan Pokok di Kota Yogyakarta Seusai Lebaran Terpantau Stabil
-
Tiga Wisatawan Terseret Ombak di Pantai Parangtritis, Satu Masih Hilang
-
Cerita UMKM Asal Bantul Dapat Pesanan dari Amerika di Tengah Naiknya Tarif Impor Amerika
-
Diserbu 110 Ribu Penumpang Selama Libur Lebaran, Tiket 50 Perjalanan KA YIA Ludes
-
Kilas DIY: Bocah Jabar Nekat Curi Motor di Bantul hingga Penemuan Mayat di Sungai Progo