SuaraJogja.id - Pariwisata Tebing Breksi mengalami penurunan jumlah pengunjung sebagai dampak larangan mudik oleh pemerintah dan Ramadhan 2021.
Tak putus akal, pengelola wisata setempat punya cara untuk terus promosi agar Breksi tetap jadi pilihan destinasi wisata masyarakat.
Ketua Pengelola Taman Tebing Breksi Kholiq Widiyanto menjelaskan, bila pada masa sebelum Ramadhan 2021 jumlah pengunjung Breksi bisa mencapai 500 orang per hari, kali ini jumlah wisatawan di objek tersebut fluktuatif dan cenderung merosot.
Misalnya saja pada sepekan terakhir, Senin (3/5/2021) ada 135 pengunjung, pada Selasa (4/5/2021) ada 142 orang yang datang. Rabu (5/5/2021) Breksi kedatangan 138 wisatawan, dan ada 144 pengunjung datang pada Kamis (6/5/2021).
Mulai memasuki akhir pekan, perlahan ada peningkatan dari hari sebelumnya menjadi 186 pengunjung saat Jumat (7/5/2021). Sedangkan pada Sabtu (8/5/2021) ada 374 wisatawan berkunjung. Disusul pada Minggu (9/5/2021) ada 300 pengunjung datang dalam data rekapitulasi pengelola Breksi, hingga petang.
"[Penurunan] karena pandemi COVID-19 dengan segala macam aturan, musim hujan di awal bulan puasa. Bulan puasa juga memengaruhi. Karena sebelum pandemipun, setiap bulan puasa bisa dipastikan pengunjung menurun," terangnya, Senin (10/5/2021).
Menurut dia, biasanya di akhir bulan seperti sekarang tingkat kunjungan di objek wisata Breksi sudah naik. Namun dengan adanya larangan mudik membuat kunjungan di Breksi hingga kini belum ada kenaikan kunjungan signifikan.
Untuk menyiasati sepinya kunjungan, sekaligus agar Tebing Breksi tetap mengena di hati wisatawan dan masyarakat, pihaknya berupaya menabung konten unggahan media sosial.
"Dengan harapan minimal khalayak tahu kalau Breksi masih ada. Tapi memang kami gencar untuk promosi," kata dia.
Baca Juga: Libur Imlek, Wisata Tebing Breksi Sepi Pengunjung
Salah satu program yang dimunculkan sebagai siasat promosi selama Ramadhan, yakni kita ada 'Merakit Breksi'. Akronim dari Merayakan Senja di Tebing Breksi.
Merakit Breksi menjadi bentuk sinergitas antara Pemdes, BUMDES, Pokdarwis dan Pengelola Breksi, dengan merangkul potensi yang ada di Kalurahan Sambirejo. Mulai dari potensi UMKM, Seni Budaya lokal, dan lainnya.
"Yang tentu saja dibantu oleh teman-teman pegiat wisata. Kami juga dapat support dari rekan media, influencer, bloger, Dinas Pariwisata DIY, Dinas Pariwisata Sleman serta sejumlah sponsor," ungkapnya.
Ditanya perihal vaksinasi bagi pengelola wisata, Kholiq menyatakan hingga sekarang semua pengelola Breksi belum mendapatkan jatah suntikan imunisasi COVID-19.
Kendati demikian, pengelola Breksi terus menerapkan pelaksanaan protokol kesehatan bagi pengunjung dan pengelola. Pihaknya berharap, pengunjung dapat terus bekerja sama, dengan cara disiplin prokes saat berada di objek wisata Tebing Breksi.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
Terkini
-
The 101 Yogyakarta Tugu Rayakan Festive Season Lewat Lelana Biruma, Angkat Tema Laut dan Lingkungan
-
10 Destinasi Wisata di Jogja 2025: Dari Kebun Binatang Merapi hingga di Tepi Laut
-
7 Mobil Terbaik dan Tangguh untuk Libur Sekolah Akhir Tahun 2025 Bersama Keluarga
-
Crafting Zine: Ruang 'Slow Living' Anak Muda Jogja di Tengah Kesibukan Kuliah
-
Bejat! Gadis Asal Magelang Diduga Diperkosa Kakak Beradik di Kulon Progo