SuaraJogja.id - Jelang dibukanya penerbangan internasional, Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta mulai mempersiapkan beberapa penginapan yang bisa digunakan sebagai lokasi karantina untuk turis dari mancanegara. Setelah tiba di Indonesia, turis dari luar negara diminta untuk karantina mandiri terlebih dahulu selama empat hari tiga malam untuk mencegah penularan covid-19.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko mengkonfirmasi wacana pemerintah untuk membuka penerbangan internasional dalam waktu dekat. Meski belum diketahui pasti kapan jalur transportasi udara itu akan dibuka, namun Wahyu menyampaikan jika pihaknya sudah mempersiapkan beberapa hotel.
"Memang keputusan dari pemerintah pusat akan membuka penerbangan internasional di YIA dalam waktu dekat. Tapi belum tahu pastinya kapan," kata Wahyu.
Ia mengatakan jika pembukaan jalur internasional tersebut akan menunggu perkembangan pandemi lebih lanjut di seluruh dunia. Wahyu menambahkan, dengan adanya pembukaan jalur tersebut diikuti dengan kebijakan agar wisatawan yang datang dari berbagai negara melakukan karantina mandiri setelah tiba di lokasi tujuan.
Baca Juga: Top 5 SuaraJogja: YIA Respons Keluhan Alissa Wahid Soal Alur Penjemputan
Baik warga negara asing (WNA) maupun warga negara Indonesia (WNI) yang datang dari luar negeri wajib melakukan karantina mandiri selama empat hari tiga malam minimal. Menurut Wahyu, kebijakan ini menjadi ceruk pasar tersendiri bagi pengusaha akomodasi. Banyak pemilik hotel yang mengajukan rekomendasi, atau ijin untuk menjadi tempat karantina.
Ijin diajukan kepada Dinas Pariwisata DIY. Syarat utamanya, mendapatkan rekomendasi dari Dinpar kota atau kabupaten serta tim Satgas Covid-19. Dinpar Kota Yogyakarta sendiri sejauh ini sudah menerima pengajuan rekomendasi dari sepuluh hotel. Pelayanan hotel sendiri akan dibuat terpisah dari tamu umum lainnya.
"Misalnya ada hotel yang memiliki kamar delapan lantai. Nah nanti lantai delapan ini yang dikhususkan untuk yang karantina mandiri itu," imbuhnya.
Tamu yang menjalani karantina akan terisolir dari dunia luar. Yakni dilarang meninggalkan lokasi karantina, menerima tamu, dan kebutuhan makan akan diantar tiga kali selama sehari. Interaksi hanya terjalin dengan room service yang memberikan pelayanan.
Sebelum masuk ke hotel, tamu tersebut juga akan menjalani swab tes terlebih dahulu. Begitu juga sebelum keluar dari karantina, para tamu akan menjalani swab terlebih dahulu. Informasi terkait hotel yang menyediakan layanan karantina sendiri bisa didapatkan saat wisatawan tiba di bandara. Petugas skrining akan sekaligus memberkan informasi kebutuhan akomodasi untuk karantina.
Baca Juga: Alissa Wahid Keluhkan Alur Penjemputan di YIA, Begini Respon Pihak Bandara
"Penumpang internasional dipersilahkan memilih di sana nanti," tukasnya.
Dinpar sendiri bekerjasama dengan instansi lainnya untuk bisa memastikan jika ruangan yang disediakan benar-benar terpisah dari tamu lainnya. Selain itu, hotel juga memiliki fasilitas penunjang untuk isolasi mandiri, menerapkan protokol kesehatan serta memiliki sertifikat prokes dari Kota Yogyakarta dan Kementerian Pariwisata.
Biaya akomodasi selama karantina mandiri dibebankan oleh wisatawan. Sementara untuk harga diserahkan kepada pihak hotel masing-masing. Menyesuaikan kepada fasilitas yang diberikan, seperti antar jemput dari bandara hingga makanan yang disajikan selama tiga kali sehari. Dinpar hanya akan memastikan terkait sarana dan prasarana untuk karantina sudah sesuai protokol kesehatan.
Meski dsri sepuluh hotel yang mengajukan rekomendasi adalah hotel berbintang, namun Wahyu menjelaskan jika seluruh hotel baik berbintang maupun tidak diperkenankan mendaftar untuk menyediakan layanan karantina. Sejauh ini beberapa hotel yang sudah mendaftar masih menjalani berbagai proses untuk bisa menyediakan layanan bagi tamu luar negeri.
Dihubungi secara terpisah, Ketua PHRI Yogyakarta, Deddy Pranowo menyampaikan jika di DIY ada 16 hotel yang tergabung dalam PHRI mengajukan diri menyediakan layanan tersebut. Sementara untuk layanan swab sendiri disebut akan dilakukan oleh Pemda DIY saat tamu dari luar negeri datang atau masuk dan keluar dari hotel.
"Swab dilakukan oleh Pemda DIY, sebelum masuk hotel dan setelah keluar hotel," kata Deddy saat dihubungi Rabu (26/5/2021).
Selanjutnya, ia mengatakan jika paket yang ditawarkan berkisar dari Rp 1,5 juta sampai Rp 6 juta. Sudah termasuk dengan fasilitas makan tiga kali dalam sehari. Lebih lanjut lagi, paket tersebut juga termasuk dengan menyediakan paket antar jemput dari Bandara Yogyakarta International Airport (YIA).
Berita Terkait
-
Revolusi Makan Siang Sekolah: Saat Dapur Hotel Kasih Jawab Masalah Gizi Anak
-
Traveloka-Archipelago Jalin Kemitraan, Dongkrak Potensi Wisata Nasional
-
Jadi Salah Satu Bandara Tersibuk Saat Periode Lebaran, Begini Kekuatan Konstruksi YIA
-
Mulut Berbusa usai Check In Bareng Cewek di Hotel, MS Tewas Gegara Overdosis Obat Kuat?
-
Tim Hukum Ridwan Kamil Layangkan Tantangan Terbuka ke Lisa Mariana Soal Pembuktian
Tag
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan