SuaraJogja.id - Bupati Bantul Abdul Halim Muslih sempat menegur pengelola Kawasan Peruntukkan Industri (KPI) di Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan, yaitu PT YIP.
PT YIP disebutkan sudah mendapatkan hak pengelolaan KPI karena sudah berkomitmen untuk mendatangkan investor yang akan menempati KPI di Piyungan. Namun enam tahun berjalan, belum ada 10 persen lahan yang bisa digunakan.
"Ini karena kami Pemkab juga sudah berkomitmen untuk menganggarkan dan membangun akses jalan menuju ke lokasi industri tersebut," ucap Halim kepada wartawan, Kamis (3/6/2021).
Halim menjelaskan, perlu ada percepatan pengembangan untuk menjaring investor lebih banyak. Selama enam tahun terakhir, dari 85 hektare lahan KIP.
Baca Juga: Kabar Gembira Pelaku Industri Kreatif, Daftar di Pasar Bulu Semarang Gratis Biaya Sewa!
"PT YIP baru bisa mengelola 6,5 hektare. Dikhawatirkan tidak optimalnya pengelolaan itu akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Bantul," ujar dia.
Disebutkan Halim, Pemkab Bantul berkomitmen kepada PT YIP karena memiliki kepentingan terhadap penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi, kemitraan masyarakat serta penanggulangan kemiskinan.
Kawasan perindustrian ini pun makin cepat berkembang, sehingga akan makin cepat memberikan dampak positif kepada sektor-sektor tersebut.
"Mengapa Pemkab kok harus repot-repot berkomitmen menganggarkan dan sebagainya? Karena juga punya kepentingan penanggulangan kemiskinan dan tenaga kerja," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian Bantul Agus Sulistyana mengatakan bahwa PT YIP sudah membuat zonasi-zonasi industri di KPI.
Baca Juga: Penolakan Pemakaman Jenazah Covid-19 Tak Beralasan, Ini Kata Bupati Bantul
Namun begitu memang disayangkan jika hingga saat ini baru 6,5 hektare saja yang digunakan. Selain di Piyungan, pihaknya juga tengah mempersiapkan kawasan perindustrian di Sedayu.
"Di Piyungan sudah berjalan, untuk Sedayu saya rasa nanti Pemda bisa mengelola sendiri," ujar dia.
Berita Terkait
-
SAMA Alliance Ekspansi ke Malaysia dan Singapura: Strategi Hiperlokalisasi Dorong Pertumbuhan Pasar Kreatif APAC
-
Dongkrak Industri Film Tanah Air, Fesbul Cari Penerus Usmar Ismail di Sumatera
-
Tren DIY Thrift: Solusi Kreatif Gen Z Melawan Fast Fashion
-
Emiten POLU Rambah Kesehatan, Gandeng Perusahaan Kecantikan Korea Selatan
-
Mobil Listrik Timbulkan Gelombang PHK Industri Otomotif
Terpopuler
- Tanggapi Kisruh Andre Taulany Parodikan Gelar Raffi Ahmad, Feni Rose: Lagian Kantor yang Kasih di Ruko
- Berani Minta Maaf ke Lembaga Kerukunan Sulsel, Denny Sumargo Dapat Dukungan dari Sumatera sampai Papua
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- Profil Lex Wu: Tantang Ivan Sugianto Duel usai Paksa Anak SMA Menggonggong
- Geng Baru Nikita Mirzani Usai Lepas dari Fitri Salhuteru Disorot: Circlenya Lebih Berkualitas
Pilihan
-
Nilai Tukar Rupiah Merosot Pagi Ini Jelang Rilis Neraca Perdagangan
-
3 Tim Mahal dari Liga 2: Skuat Bernilai Miliaran Rupiah!
-
Pemerintah Mau Hapus BPHTB Hingga Permudah Izin Pembangunan
-
Setelah Dihitung, Wamenhub Bilang Harga Tiket Pesawat Bisa Turun di Libur Nataru
-
Luhut Yakin Prabowo Bisa Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%, Ini Strateginya
Terkini
-
Kasus Anjing Gigit Warga di Cangkringan Berakhir Damai, Korban Terima Tali Asih
-
Bawaslu Yogyakarta Surati Tiga Paslon Terkait Pelanggaran Ribuan APK
-
Perahu Terbalik Digulung Ombak, Seorang Nelayan Ditemukan Tewas di Pantai Watulumbung Gunungkidul
-
Gugatan Kepada PT KAI Berlanjut, Keraton Yogyakarta Ingatkan Kepemilikan Lahan Kasultanan
-
Sambut Natal dan Tahun Baru, Yogyakarta Marriott Hotel Suguhkan Keajaiban Bawah Laut hingga Ragam Paket Spesial