Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 03 Juni 2021 | 12:02 WIB
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih usai memberikan sambutan kepada Anggota Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Bantul di Pantai Depok, Bantul, Rabu (17/3/2021). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Bupati Bantul Abdul Halim Muslih sempat menegur pengelola Kawasan Peruntukkan Industri (KPI) di Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan, yaitu PT YIP.

PT YIP disebutkan sudah mendapatkan hak pengelolaan KPI karena sudah berkomitmen untuk mendatangkan investor yang akan menempati KPI di Piyungan. Namun enam tahun berjalan, belum ada 10 persen lahan yang bisa digunakan.

"Ini karena kami Pemkab juga sudah berkomitmen untuk menganggarkan dan membangun akses jalan menuju ke lokasi industri tersebut," ucap Halim kepada wartawan, Kamis (3/6/2021).

Halim menjelaskan, perlu ada percepatan pengembangan untuk menjaring investor lebih banyak. Selama enam tahun terakhir, dari 85 hektare lahan KIP.

Baca Juga: Kabar Gembira Pelaku Industri Kreatif, Daftar di Pasar Bulu Semarang Gratis Biaya Sewa!

"PT YIP baru bisa mengelola 6,5 hektare. Dikhawatirkan tidak optimalnya pengelolaan itu akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Bantul," ujar dia.

Disebutkan Halim, Pemkab Bantul berkomitmen kepada PT YIP karena memiliki kepentingan terhadap penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi, kemitraan masyarakat serta penanggulangan kemiskinan.

Kawasan perindustrian ini pun makin cepat berkembang, sehingga akan makin cepat memberikan dampak positif kepada sektor-sektor tersebut.

"Mengapa Pemkab kok harus repot-repot berkomitmen menganggarkan dan sebagainya? Karena juga punya kepentingan penanggulangan kemiskinan dan tenaga kerja," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian Bantul Agus Sulistyana mengatakan bahwa PT YIP sudah membuat zonasi-zonasi industri di KPI.

Baca Juga: Penolakan Pemakaman Jenazah Covid-19 Tak Beralasan, Ini Kata Bupati Bantul

Namun begitu memang disayangkan jika hingga saat ini baru 6,5 hektare saja yang digunakan. Selain di Piyungan, pihaknya juga tengah mempersiapkan kawasan perindustrian di Sedayu.

"Di Piyungan sudah berjalan, untuk Sedayu saya rasa nanti Pemda bisa mengelola sendiri," ujar dia.

Load More