SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Dalam beberapa hari terakhir ini awan panas guguran dari Merapi terus muncul.
Terbaru awan panas guguran dari Gunung Merapi teramati pada Kamis (10/6/2021) pukul 01.26 WIB. Dalam luncuran tersebut tercatat di seimogram mencatat dengan amplitudo 28 mm dan durasi 84 detik.
"Teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 1200 meter mengarah ke barat daya," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (10/6/2021).
Dalam periode pengamatan aktivitas Gunung Merapi terbaru atau tepatnya pada Kamis (10/6/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB tadi. Selain awan panas juga teramati sejumlah guguran lava dari puncak Merapi.
"Teramati 3 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 800 meter ke arah barat daya," ungkapnya.
Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah.
Dalam periode pengamatan enam jam tersebut sejumlah kegempaan masih tetap terjadi.
Mulai dari kegempaan guguran sejumlah 39 kali, lalu ada hembusan 5 kali, serta hybrid atau fase banyak sejumlah 3 kali dan vulkanik dangkal sebanyak 1 kali.
Sementara itu pada pengamatan sehari sebelumnya atau tepatnya pada Rabu (9/6/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB luncuran awan panas tercatat terjadi lebih banyak. Pada periode tersebut setidaknya ada 3 kali wedus gembel.
Baca Juga: Ramai Disoroti, Sandiaga Uno Jajal Wisata Jip Merapi Bareng Ayu Dewi
"Teramati 3 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 1600 meter mengarah ke barat daya," tuturnya.
Selain itu juga tercatat ada total 3 kali luncuran lava yang tercatat dalam periode yang sama. Guguran lava masih mengarah ke barat daya.
Terkait dengan kegempaan pada periode pengamatan tersebut sebanyak 127 kali dari berasal dari kegempaan guguran, lalu hembusan sebanyak 20 kali. Ada pula hybrid atau fase banyak sejumlah 23 kali, vulkanik dangkal sebanyak 2 kali.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Viral Pendaki Pamer ke Pasar Bubrah Saat Merapi Siaga, Panen Hujatan Publik
-
Keasyikan Buat Vlog, Pemuda Ini Malah Tewas Usai Masuk Jurang Gunung Merapi
-
Pagi Tadi Awan Panas Meluncur dari Puncak Merapi Sejauh 1,5 Km ke Barat Daya
-
24 Jam Terakhir, Gunung Merapi 1 Kali Luncurkan Awan Panas dan 9 Kali Lava Pijar
-
Periode Enam Jam Merapi Sudah Keluarkan 7 Kali Guguran Lava Sejauh 2 Km ke Barat Daya
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Menko Airlangga Sentil Bandara YIA Masih Lengang: Kapasitas 20 Juta, Baru Terisi 4 Juta
-
Wisatawan Kena Scam Pemandu Wisata Palsu, Keraton Jogja Angkat Bicara
-
Forum Driver Ojol Yogyakarta Bertolak ke Jakarta Ikuti Aksi Nasional 20 November
-
Riset Harus Turun ke Masyarakat: Kolaborasi Indonesia-Australia Genjot Inovasi Hadapi Krisis Iklim
-
Kejari Sleman Tegaskan Pendalaman Kasus Hibah Pariwisata Belum Selesai, Sri Purnomo Diperiksa Lagi