SuaraJogja.id - Banyak lahan pertanian yang tergusur oleh pembangunan, termasuk dialihfungsi sebagai kawasan pariwisata. Akibatnya lahan yang dimanfaatkan untuk pertanian makin sempit.
Di DIY misalnya, Dinas Pertanian mencatat, alih fungsi lahan pertanian mencapai 0,4% atau rata-rata 237,14 hektare (ha) pertahun. Selain dialihfungsi untuk pembangunan gedung, sebagian lain difungsikan sebagai kawasan wisata. Persoalan ini harus diatasi bila tidak ingin pasokan pangan kita semakin berkurang karena lahan pertanian kita semakin sempit.
"Pertanian dan pariwisata itu ibarat keping uang yang tidak bisa dipisahkan. Itu bisa dipadukan menjadi agrowisata," ujar Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi dalam The 2nd Millenial Indonesia Agropreneur di Plaza Ambarrukmo, Sabtu (12/06/2021).
Menurut Dedi, tak harus mematikan sektor pertanian,pariwisata bisa mengembangkan keduanya secara bersama-sama sebagai daya tarik pariwisata. Dampaknya akan luar biasa karena keduanya sama-sama saling menguntungkan.
Baca Juga: Produktivitas Petani Indramayu Meningkat Berkat Irigasi Pipa yang Dibangun Kementan
"Jadi tidak ada saling mematikan, justru saling sinergi, mendukung satu sama lain tumbuh positif," tandasnya.
Untuk bisa mengembangkan keduanya secara bersamaan dibutuhkan peran serta para petani yang mampu berinovasi. Sehingga sektor pertanian pun tidak hanya menghasilkan pangan tapi bisnis yang berkelanjutan.
Kementerian Pertanian berupaya mendorong lahirnya petani-petani milenal. Ditargetkan setiap tahun ada sekitar 500 ribu petani milenial baru yang mampu mengembangkan inovasi di sektor tersebut.
"Ditargetkan lima tahun kedepan ada sekitar 2,5 juta petani milenial yang kita miliki di daerah masing-masing. Mereka bisa melakukan resonansi kepada para pemuda di seluruh pelosok tanah air," ungkapnya.
Dedi menambahkan, bonus demografi yang dimiliki Indonesia harus dimanfaatkan secara optimal di sektor pertanian. Perlu ada regenerasi dan transformasi dari pertanian yang tanam, petik dan jual menjadi yang menghasilkan keuntungan secara berkelanjutan sebagai agrobisnis.
Baca Juga: Pemasok Telur Hingga Perusahaan Ritel Terkemuka Dilaporkan ke Kementan
Kementerian Pertian memberikan kesempatan kepada generasi milenial mengembangkan kewirausahaan. Sehingga mereka bisa mengakses modal dan mengolah lahan pertanian dengan baik.
"Makanya anak muda harus bisa berbisnis pertanian, sehingga prospek pertanian kita bisa menghasilkan duit sebanyak-banyaknya," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Kementan Tegaskan Komitmen Jokowi dan Prabowo serta Para Wapres Dukung Mentan Berantas Mafia Pangan
-
Petani NTB Nikmati Kemudahan Akses Pupuk Subsidi: Jelang Musim Tanam April Bisa Tebus Lebih Ringkas
-
Masyarakat Merauke Rayakan Keberhasilan Bersama: Panen Raya yang Mengubah Takdir!
-
Kebakaran Gerbong Kereta di Yogyakarta, Menhub Perintahkan Evaluasi Total KAI
-
Peringatkan Pengusaha Penggilingan Padi, Prabowo: Jangan Korbankan Petani
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
Terkini
-
Batik Tulis Indonesia Menembus Pasar Dunia Berkat BRI
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin