Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 16 Juni 2021 | 10:27 WIB
Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran dipotret dari Srumbung, Magelang, Jateng, Kamis (6/5/2021). (Antara Foto/Andreas Fitri Atmoko/hp)

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Awan panas guguran kembali terlihat dengan sejumlah luncuran lava yang masih terus terjadi.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, dalam periode pengamatan Selasa (15/6/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB teramati empat kali awan panas guguran.

"Teramati 4 kali awan panas guguran jarak maksimal 1.600 meter ke arah barat daya," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Rabu (16/6/2021)

Dalam periode pengamatan itu gunung terlihat jelas. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 400 meter di atas puncak kawah.

Baca Juga: Awan Panas 4 Kali Meluncur dari Merapi, Mengarah ke Tenggara dan Barat Daya

Sejumlah guguran lava turut teramati dalam periode pengamatan 24 jam tersebut. Guguran lava kali ini menuju ke arah barat daya dan tenggara.

"Teramati 26 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter ke arah baratdaya dan tenggara," ujarnya.

Sejumlah kegempaan juga masih terus terjadi dari Gunung Merapi. Kegempaan masih didominasi kegempaan guguran yang terjadi sebanyak 206 kali, hembusan sejumlah 17 kali, hybrid atau fase banyak sejumlah 33 kali. Ada pula vulkanik dangkal sebanyak 8 kali dan tektonik jauh 1 kali saja.

Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan terbaru atau tepatnya pada Rabu (16/6/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB. Pada periode itu tidak teramati adanya awan panas guguran yang muncul.

Hanya teramati sejumlah guguran lava yang masih terus keluar dari puncak Merapi dalam periode pengamatan enam jam tersebut.

Baca Juga: Update Aktivitas Gunung Merapi, Awan Panas Guguran Meluncur 1,6 KM

"Teramati 10 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.700 meter ke arah baratdaya dan tenggara," tuturnya

Sama seperti periode sebelumnya kegempaan masih didominasi oleh guguran yakni sebanyak 60 kali. Lalu ada hembusan 5 kali, serta hybrid atau fase banyak sejumlah 4 kali dan vulkanik dangkal 1 kali.

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Load More