SuaraJogja.id - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) berhasil mengungkap kondisi terkini terkait dengan pertumbuhan kubah lava di Gunung Merapi. Hingga saat ini kubah lava di sektor tengah tercatat sudah melebihi 2 juta meter kubik.
Diketahui sebelumnya bahwa Gunung Merapi dinyatakan memliki dua kubah lava. Satu kubah lava berada di sisi barat daya sedangkan satu lagi yang berada di tengah kawah.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, pihaknya telah melakukan pengambilan foto udara dengan drone pada tanggal 8 Juni 2021 lalu. Tujuannya guna mengukur besaran terbaru dari dua kubah lava yang ada di Merap tersebut.
"Hasil analisis foto menunjukkan volume kubah tengah sebesar 2.100.000 meter kubik," kata Hanik dalam keterangannya, Minggu (13/6/2021).
Baca Juga: Keasyikan Buat Vlog, Pemuda Ini Malah Tewas Usai Masuk Jurang Gunung Merapi
Lebih lanjut, mengenai kondisi kubah lava yang berada di sektor barat daya sendiri juga mengalami peningkatan pertumbuhan.
Berdasarkan pengamatan metode serupa menunjukkan bahwa volume kubah di sektor barat daya sudah mencapai 1.300.000 meter kubik.
Sedangkan untuk deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 1,8 cm perhari.
Pertumbuhan dua kubah lava tersebut membuat aktivitas Gunung Merapi belum berhenti. Bahkan dalam beberapa waktu lalu sudah sempat teramati awan panas guguran yang menuju ke arah tenggara.
Walaupun memang jika dilihat dalam sepekan terakhir awan panas guguran masih didominasi meluncur ke arah barat daya.
Baca Juga: Pagi Tadi Awan Panas Meluncur dari Puncak Merapi Sejauh 1,5 Km ke Barat Daya
Selain awan panas guguran, sejumlah luncuran lava juga kembali teramati meluncur ke arah tenggara.
Terbaru dalam periode pengamatan, Minggu (13/6/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB teramati sejumlah guguran lava dari puncak Merapi.
Saat itu guguran lava tidak hanya menuju ke arah barat daya saja. Melainkan ada beberapa guguran lava yang mengarah ke tenggara.
"Teramati 2 kali guguran lava pijar ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter dan 2 kali ke arah tenggara dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter," ujarnya.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Waduh! 5 Remaja Mendaki Gunung Merapi di Tengah Status Siaga, Kok Bisa?
-
Tak Ingin Kecolongan Pendakian di Gunung Merapi, Begini Antisipasi TNGM
-
Respons Video Viral Pendaki Pamer di Pasar Bubrah Gunung Merapi, TNGM Klarifikasi
-
Wedhus Gembel Meluncur Sejauh 1,2 Kilometer dari Puncak Merapi ke Arah Barat Daya
-
Viral Pendaki Pamer ke Pasar Bubrah Saat Merapi Siaga, Panen Hujatan Publik
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- Keanehan Naturalisasi Facundo Garces ke Malaysia, Keturunan Malaysia dari Mana?
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
Pilihan
-
MIMPI di Belantara Jambi: Mahasiswa Ubah Harapan Masyarakat Suku Anak Dalam
-
5 Rekomendasi HP Samsung Murah dengan Spesifikasi Gahar Terbaru Juni 2025
-
7 Moisturizer Terbaik Lembapkan Wajah Kuatkan Skin Barrier: Bye-bye Kulit Kusam!
-
4 Rekomendasi Skincare Mengandung Glycolic Acid, Manjur Atasi Flek Hitam Cegah Penuaan
-
Update Market Value Pemain Timnas Indonesia H-1 Lawan Jepang, Siapa Melonjak?
Terkini
-
Cilok vs Otak Cerdas Anak: Wali Kota Yogyakarta Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Mandiri Sahabat Desa Fokus pada 200 Keluarga Risiko Stunting di Yogyakarta
-
Raja Ampat Darurat Tambang? KLHK Investigasi 4 Perusahaan, Kolam Jebol Hingga Izin Bodong
-
Rapat di Hotel Dibolehkan, PHRI DIY: Jangan Omon-Omon, Anggaran Mana?
-
Sinyal Hijau Mendagri: Pemda Boleh Gelar Acara di Hotel, Selamatkan Industri Pariwisata Sleman?