SuaraJogja.id - Apa yang sanggup mempemersatukan bangsa Indonesia selain Tante Ernie dan batminton? Ayam goreng katanya. Begitu celetuk salah seorang kawan di tengah obrolan receh menjelang maghrib di sebuah kedai kopi.
Demi meyakinkan argumennya, ia kemudian menyodorkan tangkapan layar di telpon selulernya bab hasil ranking yang dirilis salah satu aplikasi layanan pesan-antar terbesar di tanah air.
Yup, dari data yang disampaikan Head of Marketing Grabfood Grab Indonesia, Hadi Surya beberapa waktu lalu, olahan menu ayam goreng merupakan menu yang paling digandrungi di sepanjang tahun 2020.
Tapi bukan cuma lidah bangsa Indonesia saja yang disatukan lewat sepotong ayam goreng. Turis yang singgah dan berwisata di Indonesia nyatanya juga demen lho mengunyah olahan ayam yang diguyur minyak panas hingga berwarna kuning keemasan ini. Hal itu merujuk ulasan Taste Atlas bertajuk 10 kuliner di Indonesia yang populer di tiap destinasi wisata.
Baca Juga: Terkait Pajak, Ayam Geprek Bensu Disegel Pemkot Bandar Lampung
Jogja sebagai satu di antara jajaran destinasi wisata populer di Indonesia memiliki beragam olahan ayam goreng yang sarat historis yang bahkan jadi barometer skena ayam goreng di nusantara.
Sebelum beranjak jauh menengok skena ayam goreng di Jogja, kuliner yang satu ini punya ikatan emosional yang telah terbangun sejak ribuan tahun silam dengan manusia.
Di India sajian ayam dahulu merupakan menu sakral sebagai kurban sajian para dewa. Sementara bagian lain dari olahan ayam tersebut oleh para pendeta diolah sebagai menu makanan.
Eropa juga telah lama mengenal sajian kuliner ayam. Sekitar abad ke-14 olahan ini bahkan jadi hidangan nan mewah di beberapa wilayah seperti di Austria, Amerika hingga Inggris yang disajikan bersama sepiala anggur.
Berjarak ribuan mil ke selatan, tepatnya di wilayah nusantara, olahan kuliner ayam juga sudah jamak dikenal. Dalam serat Centhini karya Sunan Paku Buwana V periode 1820-1823, kuliner ayam kerap disajikan sebagai hidangan untuk menjamu tamu di Jawa.
Baca Juga: Niat Jual Harga Rp2.000 per Porsi, Wujud Nasi Ayam Geprek Ini Bikin Publik Ngelus Dada
Menukil dari salah satu kisah Serat Centhini bertajuk Ki Damarjati, Kepala Desa Prawata bagian 30 Menyiapkan Jamuan diceritakan ketika kedatangan Raden Jayengresmi dengan Gatak Gatuk ke Desa Prawata, Ki Damarjati menyuruh anak istrinya untuk menyiapkan beragam sajian. Salah satu yang dihidangkan yakni ayam goreng betina yang disertai acar bawang putih serta mentimun.
Berita Terkait
-
Gaji Rp18 Juta di Jakarta atau Rp9 Juta di Jogja? Pahami Dulu Biaya Hidup Kota Ini
-
5 Rekomendasi Mie Ayam Jogja Murah Seharga Kantong Mahasiswa
-
Food Republic: KFC Berada di Posisi Terbawah dalam Daftar Ayam Goreng Terbaik
-
Pasar Literasi Jogja 2025: Memupuk Literasi, Menyemai Budaya Membaca
-
7 Kampung Ngabuburit Populer di Jogja yang Harus Kamu Datangi di Akhir Pekan Ramadan
Tag
Terpopuler
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- Innalillahi Selamat Tinggal Selamanya Djadjang Nurdjaman Sampaikan Kabar Duka dari Persib
- Jabat Tangan Erick Thohir dengan Bos Baru Shin Tae-yong, Ada Apa?
- 8 HP Samsung Siap Kantongi One UI 7 Berbasis Android 15, Langsung Update Bulan Ini!
Pilihan
-
Tim Piala Dunia U-17 2025: Usia Pemain Zambia Diragukan Warganet: Ini Mah U-37
-
Meski Berada di Balik Jeruji, Agus Difabel Nikahi Gadis Dengan Prosesi Perkawinan Keris
-
7 Rekomendasi HP Murah RAM 12 GB terbaik April 2025, Performa Handal
-
Massa Dikabarkan Geruduk Rumah Jokowi Soal Ijazah Palsu, Hercules: Itu Asli, Jangan Cari Masalah!
-
Koster Minta Dinas Pertanian Bali Belajar ke Israel : Jangan Gitu-Gitu Aja, Nggak Akan Maju
Terkini
-
Suap Tanah Kas Desa Trihanggo Terungkap, Lurah dan Pengusaha Hiburan Malam Ditahan
-
Tunggu Hasil Mediasi Mangkubumi, Warga RW 01 Lempuyangan Tolak Pengukuran Rumah PT KAI
-
Tak Puas dengan Pembuktian UGM, Massa TPUA Segera Sambangi Jokowi di Solo
-
Parkir ABA bakal Dibongkar, Sultan Pertanyakan Munculnya Pedagang Tapi Jukir Harus Diberdayakan
-
Guru Besar UGM Dipecat Karena Kekerasan Seksual, Kok Masih Digaji? UGM Buka Suara