SuaraJogja.id - Angka kasus Covid-19 yang kembali meroket membuat banyak nakes dan relawan kewalahan. Kondisi ini pun mendorong psikolog Alissa Wahid untuk mengajak masyarakat menandatangani sebuah petisi.
Petisi tersebut berisi permintaan supaya Presiden Jokowi hingga DPR bertindak lebih tegas dan bertanggung jawab dalam menangani pandemi Covid-19.
Lewat cuitan pada Kamis (1/7/2021), putri Presiden Ke-4 Gus Dur ini membagikan laman petisi tersebut.
"Twips yang berbudi baik,
dengan kondisi pandemi yang semakin genting, yuk desak Presiden dan Kepala Daerah untuk lebih sigap, lugas dan tegas yuk. Agar PPKM-nya betul2 bernas.
Bantu isi petisi saya ini ya..
https://change.org/tarikremdarurat
Jangan ingat sebarkan juga. Suwun," kicau @AlissaWahid.
Baca Juga: Kemendikbud Ristek Tetap Dorong Buka Sekolah di Zona Aman Covid-19
Terdapat empat pengambil keputusan yang ia cantumkan sebagai penerima petisi tersebut: Presiden RI Joko Widodo, Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri Kesehatan RI Budi Gunaidi Sadikin, dan Ketua Satgas Covid-19 RI Garnip Warsito.
"Pak Jokowi, Pemda, DPR, tolong lebih sigap dan tanggung jawab dalam penanganan pandemi!" tulis Alissa Wahid untuk judul petisi.
Dalam petisi tersebut, Alissa Wahid membagikan cerita para nakes dan relawan, yang tak ada hentinya merawat pasien-pasien Covid-19 setiap hari.
Sayangnya, protokol kesehatan tidak ditegakkan sepenuhnya, terlihat dari mal, kafe, hingga bandara, yang tetap padat pengunjung.
"Mereka yang berada di garis depan: para nakes, relawan dan bahkan penggali kubur sudah gak sanggup lagi menambal kebijakan pemerintah yang bolong-bolong," ungkap Alissa Wahid.
Baca Juga: Relawan Covid-19 Kewalahan Minta Maaf ke Warga DIY dan 4 Berita SuaraJogja
Untuk itu, kata dia, pemerintah perlu mempertimbangkan urgensi serta rasa krisis demi memutus rantai penularan Covid-19.
"Makanya, kami mendesak pemerintah agar bertanggung jawab dan mengambil sikap kepemimpinan yang berlandaskan urgensi serta rasa krisis dalam menangani pandemi," terang lulusan Fakultas Psikologi UGM ini.
Hingga Kamis pukul 12.34 WIB, sebanyak 964 orang telah menandatangani petisi tersebut.
Baru-baru ini, sejumlah relawan Covid-19 mengucap maaf kepada masyarakat DIY. Lewat kicauan yang disampaikan di akun @GUSDURians, para relawan tersebut mengaku dalam titik nadir.
Mereka mengaku saat ini kondisinya sudah dalam batas kemampuan untuk terlibat dalam menangani kondisi darurat pandemi di lapangan.
"Warga DIY, Maafkan Kami...Kepada masyarakat DIY kami para relawan memohon maaf karena sudah di titik batas kemampuan untuk terlibat menangani kondisi darurat di lapangan. Kami tidak mampu melangkah lebih jauh untuk mengambil kebijakan afirmatif dan progresif yang diperlukan," tulisnya disertai kolase foto para relawan saat memakamkan jenazah Covid-19 hingga terbaring kelelahan.
Berita Terkait
-
Kemendikbud Ristek Tetap Dorong Buka Sekolah di Zona Aman Covid-19
-
Relawan Covid-19 Kewalahan Minta Maaf ke Warga DIY dan 4 Berita SuaraJogja
-
KontraS: Polisi Semakin Represif di Tengah Pandemi Covid-19
-
Perintah Jaksa Agung : Sanksi Tegas Pelanggar Protokol Kesehatan, Tanpa Pandang Bulu
-
Plis Banget Dengar Permohonan Menkes Budi Gunadi: Kalau Tak Ada Kegiatan, di Rumah Saja
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
Cinta Tak Berbalas! Ciro Alves Ingin Bertahan, Tapi Persib Diam
-
Kronologis Anak Kepsek di Bekasi Pukul Siswa SMP Gegara Kritik Dana PIP
-
LG Mundur, Danantara Investasi di Proyek Baterai Kendaraan Listrik Bareng CATL
-
Profil Pembeli SPBU Shell di Seluruh Indonesia: Citadel dan Sefas
-
Bareskrim Nyatakan Ijazah SMA dan Kuliah Asli, Jokowi: Ya Memang Asli
Terkini
-
Moratorium Hotel Sumbu Filosofi Diberlakukan, PHRI Desak Penertiban 17 Ribu Penginapan Ilegal
-
Kelanjutan Soal Besaran Pungutan Ekspor Kelapa, Mendag Ungkap Hal Ini
-
Kabupaten Sleman Diganjar ANRI Award, Bupati Ungkap Strategi Jitu Pelestarian Arsip
-
UMKM di Indonesia Melimpah tapi Lemah, Mendag: Kebanyakan Ingin Jadi Pegawai
-
Koperasi Merah Putih Didukung, Peneliti Fakultas Peternakan UGM Ingatkan Ini agar Tak Sia-sia