Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Kamis, 01 Juli 2021 | 12:39 WIB
Salah satu foto para relawan Covid-19 di DIY yang kelelahan. [@GUSDURian]

SuaraJogja.id - Angka kasus Covid-19 yang kembali meroket membuat banyak nakes dan relawan kewalahan. Kondisi ini pun mendorong psikolog Alissa Wahid untuk mengajak masyarakat menandatangani sebuah petisi.

Petisi tersebut berisi permintaan supaya Presiden Jokowi hingga DPR bertindak lebih tegas dan bertanggung jawab dalam menangani pandemi Covid-19.

Lewat cuitan pada Kamis (1/7/2021), putri Presiden Ke-4 Gus Dur ini membagikan laman petisi tersebut.

"Twips yang berbudi baik,
dengan kondisi pandemi yang semakin genting, yuk desak Presiden dan Kepala Daerah untuk lebih sigap, lugas dan tegas yuk. Agar PPKM-nya betul2 bernas.
Bantu isi petisi saya ini ya..
https://change.org/tarikremdarurat
Jangan ingat sebarkan juga. Suwun," kicau @AlissaWahid.

Baca Juga: Kemendikbud Ristek Tetap Dorong Buka Sekolah di Zona Aman Covid-19

Terdapat empat pengambil keputusan yang ia cantumkan sebagai penerima petisi tersebut: Presiden RI Joko Widodo, Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri Kesehatan RI Budi Gunaidi Sadikin, dan Ketua Satgas Covid-19 RI Garnip Warsito.

"Pak Jokowi, Pemda, DPR, tolong lebih sigap dan tanggung jawab dalam penanganan pandemi!" tulis Alissa Wahid untuk judul petisi.

Dalam petisi tersebut, Alissa Wahid membagikan cerita para nakes dan relawan, yang tak ada hentinya merawat pasien-pasien Covid-19 setiap hari.

Sayangnya, protokol kesehatan tidak ditegakkan sepenuhnya, terlihat dari mal, kafe, hingga bandara, yang tetap padat pengunjung.

"Mereka yang berada di garis depan: para nakes, relawan dan bahkan penggali kubur sudah gak sanggup lagi menambal kebijakan pemerintah yang bolong-bolong," ungkap Alissa Wahid.

Baca Juga: Relawan Covid-19 Kewalahan Minta Maaf ke Warga DIY dan 4 Berita SuaraJogja

Untuk itu, kata dia, pemerintah perlu mempertimbangkan urgensi serta rasa krisis demi memutus rantai penularan Covid-19.

"Makanya, kami mendesak pemerintah agar bertanggung jawab dan mengambil sikap kepemimpinan yang berlandaskan urgensi serta rasa krisis dalam menangani pandemi," terang lulusan Fakultas Psikologi UGM ini.

Hingga Kamis pukul 12.34 WIB, sebanyak 964 orang telah menandatangani petisi tersebut.

Baru-baru ini, sejumlah relawan Covid-19 mengucap maaf kepada masyarakat DIY. Lewat kicauan yang disampaikan di akun @GUSDURians, para relawan tersebut mengaku dalam titik nadir.

Mereka mengaku saat ini kondisinya sudah dalam batas kemampuan untuk terlibat dalam menangani kondisi darurat pandemi di lapangan.

"Warga DIY, Maafkan Kami...Kepada masyarakat DIY kami para relawan memohon maaf karena sudah di titik batas kemampuan untuk terlibat menangani kondisi darurat di lapangan. Kami tidak mampu melangkah lebih jauh untuk mengambil kebijakan afirmatif dan progresif yang diperlukan," tulisnya disertai kolase foto para relawan saat memakamkan jenazah Covid-19 hingga terbaring kelelahan.

Load More