Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Senin, 12 Juli 2021 | 19:10 WIB
Ilustrasi hotel. (Pixabay)

SuaraJogja.id - Penyekatan oleh petugas gabungan selama pemberlakuan PPKM Darurat berdampak pada insan perhotelan. Mereka kehilangan tamu karena jalan-jalan banyak yang ditutup oleh petugas gabungan.

Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia DIY Deddy Eryono menuturkan, PPKM Darurat, yang diberlakukan pemerintah, memang sangat berpengaruh terhadap industri hotel dan restoran di DIY.

Terlebih, banyak jalur yang ditutup, sehingga menyulitkan calon pengunjung hotel masuk DIY.

Saat ini, lanjutnya, tingkat hunian hotel di DIY tinggal 5 persen. Hotel yang masih mendapatkan tamu meski sangat minim justru yang berada di pinggiran.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Skenario Perpanjang PPKM Darurat hingga 6 Minggu

Justru hotel-hotel yang berada di area utara, timur, dan selatan yang sesekali masih mendapatkan tamu.

"Kalau di area tengah malah ngenes. Jalan ke tengah kota tutup semuanya," paparnya, Senin (12/7/2021), ketika dikonfirmasi.

Padahal di musim apa pun, kata Deddy, kawasan tengah atau ring I, yang berada di seputaran Malioboro, hotel-hotel selalu mendapatkan tamu. Hunian hotel di ring I selalu lebih tinggi dari yang berada di pinggiran.

Namun selama PPKM Darurat ini, justru kebalikannya karena mereka tidak mendapatkan tamu sama sekali.

Anjloknya tingkat hunian yang mereka alami memaksa manajemen berbagai hotel melakukan efisiensi di semua lini. Salah satunya adalah efisiensi di bidang Sumber Daya Manusia (SDM). Hampir semua hotel melakukan pengurangan dengan merumahkan karyawan mereka.

Baca Juga: Viral Angkringan Drive Thru Ramai Pemotor, Warganet Auto Tercengang

"Rata-rata satu hotel merumahkan 5 sampai 30 orang," ungkapnya.

Dengan jumlah anggota PHRI DIY mencapai 480 orang, maka jika dihitung, secara minimal sudah ada 2.000 orang sektor perhotelan yang telah dirumahkan selama PPKM Darurat ini.

Tentu kenyataannya jumlah yang dirumahkan jauh lebih banyak lagi.

Deddy menambahkan, dengan kondisi seperti ini, maka makin banyak hotel yang gulung tikar.

Sejak Pandemi Covid-19 melanda negeri ini, ada puluhan hotel yang terpaksa gulung tikar, dan kini tentu makin banyak jumlahnya, mengingat kondisi makin memprihatinkan.

"Yang terancam gulung tikar tentunya semakin banyak. Namun, data resmi yang gulung tikar belum sampai di kita," tambahnya.

Kontributor : Julianto

Load More