SuaraJogja.id - Pemda DIY diminta memperhatikan nasib para relawan dan petugas pemulasaran jenazah pasien COVID-19. Sebab saat ini kasus pasien yang meninggal akibat COVID-19, baik di rumah sakit maupun saat isolasi mandiri (isoman ) semakin tinggi membuat tugas relawan dan tim pemulasaran jenazah semakin berat.
Sebut saja di Posko layanan dekontaminasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman yang dalam sehari pada Senin (12/07/2021) kemarin, tercatat ada 20 kali mendapat permintaan pemulasaran jenazah.
"Pemda harus memberikan bantuan alat pelindung diri atau APD dan kelengkapan alat pemakaman [pasien covid-19] berbasis kecamatan," ujar Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto di DPRD DIY, Selasa (13/07/2021).
Menurut Eko, Pemda bisa dibantu pemkab/pemkot dalam melengkapi fasilitas yang dibutuhkan tim relawan. Termasuk dalam menyediakan anggaran operasional untuk memenuhi kebutuhan mereka selama bekerja.
Baca Juga: Kehilangan Tamu sejak PPKM Darurat, Ribuan Pekerja Hotel di DIY Dirumahkan
Pemberian perlindungan, termasuk asuransi bagi tenaga medis, para medik serta relawan juga harus dipikirkan Pemda. Sebab mereka merupakan garda terdepan dalam penanganan COVID-19.
"Hal krusial adalah memastikan semua elemen yang bekerja di lapangan terlindungi, dilengkapi alat pelindung diri. Ini berlaku untuk seluruh tenaga medis, paramedis dan relawan. Ini penting, agar mereka bisa sehat" tandasnya.
Penambahan layanan rumah sakit rujukan dan shelter juga akan memudahkan tugas relawan. Ketersediaan fasilitas tersebut akan membuat penanganan pasien bisa optimal sehingga resiko kematian pun bisa diminimalisir, termasuk dalam menjamin pasokan oksigen di rumah sakit.
"Yang tidak kalah penting penyediaan bantuan bagi warga yang isoman di rumah, baik obat-obatan maupun permakanan yang dibutuhkan," ungkapnya.
Sementara Sekda DIY, Baskara Aji mengungkapkan untuk mengantisipasi kematian pasien isoman, Satgas di RT RW diminta untuk aktif melakukan pemantauan pasien isoman.Keterlibatan mereka penting karena personil Puskesmas sangat terbatas.
Baca Juga: 8 Salon dan Spa di DIY Buka Saat PPKM Darurat, 5 Tempat Disegel Petugas
“Satgas rt/rw dan desa itu mengkompilasi membuat daftar by name dan keluhannya [pasien] kepada puskesmas lalu puskesmas akan memilah ini perlu kunjungan dokter atau tidak gitu, lalu obat yang direkomendasikan apa,” imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
DIY Terdampak Berat Jika Kasus Covid Melonjak, Pakar UGM: Pemda Harus Serius Tangani Ini
-
Bagi-bagi Makanan, Program "Untuk Indonesia" Sasar Tenaga Kesehatan dan Relawan Covid-19
-
Kisah Relawan Pengawal Ambulans di Magelang, Pernah Boncengi Pacar Kawal Pasien Kritis
-
Siapkan Makanan, Para Relawan Berbagi Tugas di Dapur Umum Surabaya
Terpopuler
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Berapa Biaya Pembuatan QRIS?
Pilihan
-
Bobotoh Bersuara: Kepergian Nick Kuipers Sangat Disayangkan
-
Pemain Muda Indonsia Ingin Dilirik Simon Tahamata? Siapkan Tulang Kering Anda
-
7 Rekomendasi HP Rp 5 Jutaan Terbaik Mei 2025, Memori Lega Performa Ngebut
-
5 Mobil Bekas Murah di Bawah Rp80 Juta, Kabin Longgar Cocok buat Keluarga Besar
-
Simon Tahamata Kerja untuk PSSI, Adik Legenda Inter Langsung Bereaksi
Terkini
-
Penggugat Tolak Mediasi Soal Ijazah Jokowi di PN Sleman, Kuasa Hukum UGM Bilang Begini
-
Prabowo Resmikan Koperasi Merah Putih, Siapkah Yogyakarta Jadi Contoh Ekonomi Kerakyatan?
-
90 Persen Alat Produksi PT MTG Ludes Terbakar di Sleman, 3 Kontainer Siap Ekspor Hangus
-
Kebakaran Pabrik Garmen di Sleman: Buruh Terancam PHK, Koalisi Rakyat Jogja Geruduk DPRD DIY
-
Selamatkan Industri Ekspor! Strategi Jitu Hadapi Gempuran Tarif AS: TKDN Jadi Kunci?